Kasus Covid-19 Singapura Melonjak, Ini Varian yang Harus Diwaspadai - BeritaSatu

 

Kasus Covid-19 Singapura Melonjak, Ini Varian yang Harus Diwaspadai

Senin, 20 Mei 2024 | 11:33 WIB
KR
AP
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron (Antara)

Jakarta, Beritasatu.com – Singapura kembali dilanda gelombang baru Covid-19. Otoritas terkait telah mencatat lebih dari 25.900 kasus pada awal bulan Mei 2024.

ADVERTISEMENT

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan, bahwa perkiraan jumlah kasus Covid-19 pada 5-11 Mei 2024 meningkat menjadi 25.900 kasus. Dibandingkan minggu sebelumnya dengan 13.700 kasus.

BACA JUGA

Dilansir laman Geo News, Senin (20/5/2024), Ong mengimbau seluruh masyarakat yang memiliki risiko paling besar terpapar penyakit, terutama lansia berusia 60 tahun ke atas yang terbilang rentan agar lebih waspada.

ADVERTISEMENT

Ia juga menyarankan penghuni fasilitas perawatan lansia untuk menerima dosis tambahan vaksin Covid-19 jika belum melakukannya dalam 12 bulan terakhir.

Seperti diketahui, pada awal 2020 seluruh dunia menghadapi pandemi Covid-19. Dengan pengetahuan yang terbatas tentang virus dan lonjakan infeksi, negara-negara bergegas untuk mengatasi krisis tersebut.

BACA JUGA

Gelombang penyakit menyerang berbagai benua yang setelahnya berdampak pada kehancuran dalam berbagai aspek. Namun, berkat upaya tak kenal lelah, termasuk pengembangan vaksin dan karantina wilayah, dunia mulai kembali pulih.

Varian Baru Covid-19
Perjuangan melawan Covid-19 masih jauh dari selesai. Varian baru, seperti FLiRT terus menguji sistem kesehatan global. FLiRT adalah singkatan dari F dan L untuk mutasi pada satu varian, kemudian R dan T untuk mutasi pada varian lainnya, keduanya merupakan sub-garis keturunan dari varian Omicron. Mutasi ini membuat FLiRT, khususnya KP.2, lebih menular dari pada strain Omicron sebelumnya. 

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (US Centers for Disease Control and Prevention/CDC) menunjukkan bahwa KP.2 jadi penyebab atas satu dari empat infeksi di seluruh negeri. Sementara KP.1.1 menyumbang sekitar 7,5%.

Dilansir laman New York Times, varian baru dari mutasi virus Covid-19 dan Omicron harus diwaspadai, meskipun beberapa peneliti mengatakan belum menemukan bahaya yang signifikan seperti saat awal pandemi terjadi.

"Saya tidak ingin mengatakan bahwa kita sudah mengetahui segalanya tentang KP.2. Tetapi saat ini, saya tidak melihat indikasi utama apa pun yang tidak menyenangkan,” ungkap Dr. Ziyad Al-Aly, kepala penelitian dan pengembangan di Veterans Affairs St Louis Healthcare System.

Terjadinya kasus Covid-19 yang melonjak di Singapura menjadi alarm bagi seluruh masyarakat untuk waspada terhadap varian baru, KP.1 dan KP.2 yang masih diteliti. 

Gejala Covid-19 Varian Baru
Gejala pada varian baru tersebut serupa dengan varian Covid-19, yakni sakit tenggorokan, pilek, batuk, sakit kepala dan tubuh, demam, hidung tersumbat, serta kelelahan. Pada kasus yang parah, bisa terjadi sesak napas. 

Sementara itu, orang yang kehilangan indera perasa dan penciuman lebih sedikit dibandingkan pada awal pandemi, tetapi beberapa orang masih akan mengalami gejala-gejala tersebut.

Pencegahan Covid-19 Varian Baru
Antisipasi yang bisa dilakukan, yakni dengan melakukan vaksin Covid-19 hingga tuntas sesuai arahan pemerintah setempat dan menggunakan masker saat pergi ke tempat umum. Pergi ke dokter sangat dianjurkan jika sudah merasakan gejala-gejala yang disebutkan.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya