Kasus DBD di 2024 Meningkat, Pencegahannya sampai ke Tempat Kerja - Indozone Health

 

Kasus DBD di 2024 Meningkat, Pencegahannya sampai ke Tempat Kerja - Indozone Health

INDOZONE.ID - Demam Berdarah Dengue (DBD) salah satu penyakit yang masih mengancam nyawa. Gejalanya ada yang ringan, tapi tingkat keganasannya tidak bisa diprediksi.

Tempat kerja atau perkantoran sangat rentan penularan DBD. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), serta Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI), menginisiasi gerakan "Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue". 

Diungkapkan Ketua Umum PERDOKI, Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K), dibanding tahun 2023, kasus DBD tahun ini meningkat tajam. Baik kasusnya atau tingkat kematiannya, yang mana banyak menyerang usia produktif.

“Dengue tidak hanya merugikan pekerja tapi ke perusahaan. Peningkatan kasus kematian sudah banyak dan penanganan dengue besar biayanya, perlu perawatan intensif,” ujarnya dalam acara Peluncuran SIAP Lawan Dengue di Jakarta.

SIAP Lawan Dengue. (Indozone)

Baca Juga: Cara Baru Mengatasi DBD, Nyamuk Jantan Dibuat Tuli

Dr Astrid menegaskan, DBD bisa terjadi sepanjang tahun, tidak hanya di musim hujan. Di 2024, jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia sampai dengan minggu ke-45 adalah 217.019 kasus. Incidence Rate (IR) sekitar 77,55/100.000 penduduk, dan terdapat 1.255 kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,58 persen.

Peningkatan kematian DBD jumlahnya sudah banyak. Karena itu dalam pencegahan salah satu yang efektif yaitu vaksinasi.

“Program vaksinasi bisa dilakukan di tempat kerja. Vaksin DBD 2 kali dan tidak perlu diulang,” kata Dr Astrid. 

Senada, Wakil Ketua KADIN Bidang Kesehatan Komite Penyakit Menular, dr. Michael Rampangilei mengatakan, DBD menjadi masalah kesehatan yang snagat mendesak. DBD jadi salah satu penyakit yang berdampak besar bagi negara.

“Sayangnya banyak yang kena di usia produktif dan ke depannya populasi generasi emas. Kita harus melindungi orang-orang dalam mencegah dan lawan dengue,” ucapnya.

Menurut dia, pencegahan tidak hanya bermanfaat bagi karyawan, tapi menguntungkan dunia bisnis dan masyarakat.

“Sudah terlihat dari berbagai macam pencegahan salah satu efektif yaitu vaksinasi, pengendalian vektor dan menjaga kesehatan bersama dari sudut pandang industri kita pikirkan, investasi pencegahan sangat mahal tapi ini efektif daripada pengobatan," tambahnya. 

Baca Juga: Kasus DBD di Yogyakarta Alami Peningkatan, Ini Penyebab dan Upaya Pemberantasannya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI dr. Ina Agustina Isturini, MKM menambahkan, pemerintah telah melakukan beberapa inovasi untuk mengurangi dengue menuju nol kematian akibat dengue pada 2030. Seperti menyiapkan dua vaksin dengue yang telah mendapat izin edar BPOM.

“Sementara ini vaksin dengue dapat digunakan menjadi vaksinasi dengan skema pilihan atau berbayar, bekerja sama dengan pihak organisasi profesi di Indonesia,” tambahnya.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht juga mengungkap bahwa Indonesia menjadi role model bagi negara endemis lainnya dalam memerangi dengue. Gerakan SIAP Lawan Dengue, diharap dapat meningkatkan kesadaran dan langkah pencegahan dengue di lingkungan kerja, sehingga karyawan terlindungi dari risiko penyakit ini.

“Kami sangat menghargai upaya serta kepemimpinan Indonesia dalam mencapai kemajuan ini,” tutupnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Konten berikut adalah iklan platform Geozo, media kami tidak terkait dengan materi konten ini.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita