Ternyata Pesawat yang Diincar Indonesia Bikin AS Jiper Hingga Cabut Sanksi CAATSA - Zona Jakarta
ZONAJAKARTA.COM - Pesawat KAAN yang pernah diminati Indonesia ternyata memiliki daya ampuh untuk menggertak Amerika Serikat (AS).
Upaya Turki mengembangkan KAAN (TF-X) sebagai jet tempur generasi kelima membuat AS khawatir juga.
Bahkan, AS yang tadinya tegas menerapkan sanksi CAATSA kepada Turki karena membeli S-400 dari Rusia, kemudian melunak dan mencabutnya.
Memang belum resmi, namun menurut Menteri Pertahanan Turki, Yasar Guler, AS sudah membolehkan Turki mengoperasikan S-400.
Bahkan, AS juga membuka kembali peluang Turki untuk masuk dalam program pesawat generasi kelima F-35.
Sebagai negara NATO, turki bergabung dalam program pengembangan dan produksi F-35 pada 2009.
Selain memasok dana, Turki lewat perusahaan pertahanannya, Turkish Aerospcae Industries (TUSAS) juga memproduksi beberapa komponen untuk F-35.
Sebagai imbalannya, Turki akan mendapatkan 100 unit F-35.
Namun, gara-gara turki membeli S-400 dari Rusia pada 2019, AS marah dan mendepaknya dari program itu.
Sanksi CAATSA memang khusus untuk menjatuhkan hukuman kepada negara mitra atau anggota NATO yang membeli senjata dari musuh AS, utamanya Rusia, Iran, dan Korea Utara.
S-400 merupakan sistem pertahanan udara berbasis darat yang sangat ampuh.
Sistem ini mampu menangkal pesawat tempur atau rudal lawan dari jarak 400 kilometer.
Selain itu, S-400 juga bisa digunakan sebagai senjata penyerang.
Karena sanksi itulah Turki kemudian mengoptimalkan TUSAS untuk mengembangkan pesawat generasi kelimanya sendiri.
Turki mengklaim bahwa pesawat KAAN yang mereka kembangkan bisa menjadi jet tempur generasi kelima dengan teknologi siluman yang canggih.
Dalam wawancara dengan Gdh TV, CEO TUSAS, Mehmet Demiroglu mengatakan, pihaknya sudah memiliki rencana memproduksi KAAN secara masal.
Sementara TUSAS akan memenuhi kebutuhan Angkatan Udara Turki sebanyak 20 KAAN pada 2028 adn 2 KAAN pada 2029.
Setelah itu, TUSAS langsung memproduksi masal sampai 100 unit dan siap memasarkan kepada negara lain.
"Kami akan memproduksi dalam jumlah 100 unit untuk memenuhi konsumen. Bahkan, jika diperlukan, kami bisa memproduksi 150 unit atau lebih," katanya.
Perkembangan kemampuan TUSAS itu yang membuat Turki semakin percaya diri dan tak tergantung kepada AS.
Bahkan, Menteri Pertahanan Yasar Guler mengatakan, Turki sudah mampu memproduksi pesawat generasi kelima tanpa harus tergantung kepada AS.
Karena kemampuan dan aktivitas TUSAS memproduksi KAAN itu pula, kata Yasar Gunar, AS kemudian melunak dan membuka peluang kembali untuk bergabung dalam program F-35.
Turki pun menyambut dengan baik dan akan mengambil 6 F-35 yang berada di AS.
Bahkan, terbaru, Yasar Guler mengatakan, Turki bahkan menghendaki 40 unit F-35 dari AS.
"Kami saat ini sudah memiliki enam F-35 di AS," kata Yasar Guler.
"Sekarang, mereka (AS) tahu bahwa kami sedang mengembangkan KAAN. Pendirian mereka pun jadi berubah dan mereka menyatakan keinginan untuk mengirim (F-35) lagi," jelas Guler.
Tentang pengembangan KAAN, Turki sebenarnya pernah menawarkan kepada Indonesia untuk masuk dalam program itu pada 2023.
Hanya saja, saat itu Indonesia sudah terikat kontrak mengakuisisi 43 unit pesawat Rafale dari Prancis.
Selain itu, Indonesia masih terikat kerja sama dengan Korea Aerospace Industries (KAI) untuk pengembangan dan produksi pesawat KF-21 Boramae.
Meskipun kerja sama ini sempat ada masalah, namun tetap diteruskan dengan porsi yang berubah.
Turki sangat kooperatif dengan Indonesia menyangkut kerja sama pertahanan.
Dikutip zonajakarta.com dari akun Instagram @kemenhanri tertanggal 28 Agustus 2024, perusahaan pertahanan Turki yang lain, Havelsan, mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (ptDI).
Dipimpin CEO Havelsan, Mehmet Akif Nacar, kunjungan ini merintis kerja sama kedua negara dalam industri pertahanan.
Sementara, TUSAS sebagai produsen KAAN juga sudah membuka kantor di Bandung seperti diumumkan tabloid terkenal Turki, Turkish Century, dalam postingan di platform sosmed X.
Ini yang meningkatkan spekulasi bahwa Indonesia memang memiliki rencana masuk dalam program KAAN.
Indonesia pun sebenarnya pernah mengisyaratkan ketertarikannya kepada KAAN.
Saat masih menjadi Menteri Pertahanan, Presiden Prabowo Subianto juga pernah mengomentari pesawat KAAN dalam wawancara yang diunggah akun Youtube Garuda TV, 16 Juni 2023.
"Kita juga sedang menjajaki kerja sama dengan Turki menembangkan jet tempur generasi kelima," kata Prabowo.
Saat ini yang dikenal sudah memproduksi pesawat generasi kelima baru tiga negara, yakni AS, China dan Rusia.
AS memproduksi F-35 dan F-22 raptor.
China memproduksi J-20 dan J-35, sedangkan Rusia memproduksi psawat Su-57.
Dengan perkembangan KAAN yang dikembangkan sebagai pesawat generasi kelima, maka Turki bisa menjadi negara keempat yang mampu bersaing dengan AS, China dan Rusia.
Sebab itu, AS pun mengubah pendiriannya menyangkut sanksi kepada Turki dan mulai melunak.
Bagi Indonesia, KAAN adalah kesempatan terbuka untuk meningkatkan pertahanan udaranya.
Selama ini di ASEAN baru Singapura yang memiliki pesawat generasi kelima, yakni F-35. ***
Komentar
Posting Komentar