Bahlil Jamin Indonesia Tak Lagi Impor Solar di 2026 - Sindonews

 

Bahlil Jamin Indonesia Tak Lagi Impor Solar di 2026

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia memastikan, Indonesia tidak lagi impor solar pada tahun 2026, mendatang. Foto/Dok

JAKARTA 

- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),

Bahlil Lahadalia 

memastikan, Indonesia tidak lagi

impor solar 

pada tahun 2026, mendatang. Bahlil menjelaskan, hal ini didasarkan dengan melihat jumlah lifting minyak bumi, ditambah pengimplementasian

bahan bakar nabati 

Bio Solar menjadi B50 pada tahun 2026.

Adapun pada tahun 2025 pemerintah mulai menerapkan B40 sebagai bahan bakar transportasi. "Insya Allah di 2026 atas arahan Bapak Presiden Prabowo kita sudah harus mendorong ke B50. Jadi implementasi B40 di 2025 sambil mempersiapkan implementasi B50 di 2026. Kalau ini yang kita lakukan maka impor kita terhadap solar Insya Allah dipastikan sudah tidak ada lagi di tahun 2026," ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kantornya, Jumat (3/1/2025).

Baca Juga

Pertamina Siap Salurkan BBM Subsidi di 2025, Ini Kuota untuk Pertalite dan Solar

Bahlil menjelaskan, saat ini lifting minyak Indonesia telah mengalami peningkatan selama 2 bulan terakhir. Pada September 2024 lalu lifting minyak bumi sebanyak 575 ribu barel per hari. Sedangkan hingga akhir Desember total lifting minyak RI sudah tembus 600 ribu barel perhari.

"Kalau kita mendorong untuk urusan lifting kita di solar naik, maka InsyaAllah cadangan kita akan semakin baik itu menyangkut dengan biodiesel," kata Bahlil.

"Nah 2 bulan terakhir ini, di November dan Desember, itu sudah mencapai 600.000 baril per day, ya naik. Jadi sekaligus ini bagian dari pada Perintah Bapak Presiden tentang ketahanan energi mengurangi impor," tambahnya.

Diketahui target yang disusun dalam APBN 2025 terkait lifting minyak sebanyak 605 ribu barel perhari. Hingga akhir tahun mendatang, Bahlil optimistis lifitng minyak Indonesia akan mampu lampaui target tersebut.

Baca Juga

Tahun Baru, Harga Solar di Arab Saudi Naik 44,3% Menjadi Rp7.100 per Liter

"Kali ini kita fokus betul untuk mendorong dan kami mengusahakan insyaAllah bisa melebihi dari target APBN (lifthing minyak) karena itu kita melakukan reform berbagai langkah-langkah yang saling menguntungkan antara K3S (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) dengan Pemerintah," pungkasnya.

(akr)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita