Wisatawan Menyebar, Keramaian Berkurang di Lokasi Populer Yogyakarta, Apa Penyebabnya? Berikut Penjelasan Ketua GIPI DIY - Radar Jogja
WISATA INDONESIA
Wisatawan Menyebar, Keramaian Berkurang di Lokasi Populer Yogyakarta, Apa Penyebabnya? Berikut Penjelasan Ketua GIPI DIY - Radar Jogja
JOGJA - Ada tren baru di dunia pariwisata Provinsi D.I Jogjakarta.
Keramaian di destinasi populer justru terlihat berkurang.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie, menyebut penyebaran wisatawan kini lebih merata ke berbagai daerah.
“Ini bukan soal turunnya jumlah pengunjung, tapi lebih karena wisatawan mulai menjelajah destinasi-destinasi di kabupaten."
"Penyebarannya jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu,” kata Bobby, pada Minggu (5/1/2025).
Destinasi berbasis alam, budaya, dan kuliner sekarang menjadi primadona.
Dia menilai tren wisata berbasis pengalaman juga mulai digemari wisatawan domestik.
Meski 60 persen konsentrasi wisatawan masih berada di Kota Jogja, 40 persen lainnya memilih destinasi di luar kota, seperti kabupaten-kabupaten di sekitar Jogja.
Bobby mengingatkan bahwa ada tantangan besar di balik pertumbuhan ini.
Salah satunya adalah mengukur spending atau pengeluaran wisatawan selama berada di Jogja.
“Jumlah wisatawan boleh naik, tapi apakah mereka benar-benar berkontribusi pada ekonomi daerah?"
Baca Juga: Satpam Merupakan Profesi yang Sangat Mulia, Begini Arahan Dirbinmas Polda DIY
"Ini yang harus kita ukur."
"Produk pariwisata DIY harus mampu mendorong wisatawan untuk lebih banyak belanja,” jelasnya.
Dia kemudian menekankan pentingnya transformasi menuju pariwisata berkualitas (quality tourism).
Diharapkan langkah konkret dari pemerintah memperkuat konsep pariwisata berkelanjutan, terutama dengan wilayah D.I Jogjakarta yang terbatas dan terbukanya aksesibilitas.
“Kita harus fokus pada selected market agar dampak ekonominya terasa lebih nyata dan merata,” ucapnya.
Salah satu perkembangan positif itu adalah meningkatnya minat wisatawan menginap di homestay atau rumah warga.
Tentu demikian membantu meningkatkan kapasitas akomodasi.
“Selama dikelola sesuai regulasi, homestay bisa jadi solusi."
"Tapi jangan hanya berhenti di penginapan, wisatawan juga harus diajak menikmati produk-produk khas desa atau kampung wisata,” ujarnya.
Lebih jauh pihaknya mendorong pemerintah dan pelaku pariwisata segera mewujudkan sistem Jogja Tourism Integrated.
Baca Juga: Pelantikan Kepala Daerah Bakal Mundur, Begini Tanggapan Wali Kota Jogja Terpilih Hasto Wardoyo
Hal tersebut dapat mempermudah wisatawan mengakses informasi soal cuaca, lalu lintas, destinasi, hingga kuliner.
"Dengan langkah itu, saya yakin pariwisata DIY bisa lebih siap bersaing, memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan, sekaligus mendongkrak ekonomi daerah," tegasnya. (gun)
Komentar
Posting Komentar