Mengenal Ajag, Predator Dilindungi yang Tewaskan Belasan Domba Pangandaran
![](https://akcdn.detik.net.id/api/wm/2024/10/15/ajag-atau-anjing-hutan-sumatera-di-tn-gunung-leuser_169.png?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg)
-
Kawanan ajag atau anjing hutan diduga memangsa belasan ekor domba di Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Serangan kawanan ini berlangsung dalam tiga tahap sepanjang bulan Januari-Februari 2025.
Peternak yang merasa terteror kemudian bertindak patroli, seperti dilansir detikJabar, bahkan ada yang menggunakan senapan angin untuk menembak anggota kawanan ini, meski ujungnya tembakan meleset dan justru anjing peliharaan warga lainnya yang kena.
Ajag adalah satwa liar, namun tahukah detikers bahwa predator ini adalah satwa dilindungi? Keberadaanya di Indonesia, khususnya di habitatnya di pulau Jawa dan Sumatera bahkan dikatakan nyaris punah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana silsilah ajag di Indonesia, simak artikel ini hingga selesai yuk!
Ajag Bagian dari Famili Canidae
Ajag adalah bagian dari famili Canidae dalam ordo Carnivora. Canidae sendiri merupakan bangsa anjing. Famili ini terdiri atas beberapa anjing dan hewan-hewan yang mirip dengan anjing.
Dikutip dari detikEdu, hewan ini punya nama ilmiah Cuon alpinus. Hewan ini tersebar di Asia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, ada dua tempat yang menjadi habitat ajag. Yaitu, pulau Jawa dan Sumatera.
Ajag yang hidup di Jawa bernama ilmiah Cuon alpinus javanicus. Satwa ini ditemukan di antaranya di Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Gunung Halimun Salak, Ujung Kulon, dan Baluran.
Sementara yang hidup di Sumatera bernama ilmiah Cuon alpinus sumatrensis. Di sini, Ajag mendiami kawasan pegunungan dan hutan di antaranya dapat dijumpai di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (NAD-Sumatra Utara), Sumatra Barat.
Ajag, Predator yang Terancam Punah
Populasi hewan buruan ajag yang mungkin makin berkurang membuat kawanan anjing hutan ini 'nekat' berburu ternak. Domba-domba milik warga yang tinggal di tepi hutan menjadi buruan yang menarik untuk ajag.
Namun, perburuan domba milik warga ini juga riskan untuk keselamatan ajag. Tak sedikit, reaksi warga yang resah akan kematian ternak mereka menyebabkan populasi ajag berkurang.
Padahal berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P20 Tahun 2018 tentang Jenis Satwa dan Tumbuhan Dilindungi, ajag termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.
Di dunia internasional, status perlindungan ajag berdasarkan International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Redlist 2013, ajag merupakan kategori satwa liar yang terancam punah. Populasi ajag dewasa di seluruh dunia tidak lebih dari 2.500 ekor.
Selain di Indonesia, spesies Cuon alpinus dapat ditemukan di antaranya di India, Thailand, Myanmar, Bhutan, Kamboja, China, Laos, Malaysia, Nepal, Bangladesh, Pakistan, Vietnam.
Ciri Fisik Ajag
detikEdu mengutip buku Kamus Nomenklatur Flora dan Fauna oleh Tomi Zapino, hewan ajag mempunyai perawakan sedang dengan panjang tubuh 90 cm, tinggi badan 50 cm, berat badan 12-20 kg, dan panjang ekor 40-50 cm.
Kecenderungan warna bulunya dominan coklat kemerahan, bagian leher dan perut agak putih dan ekor berwarna kehitaman.
Biasanya mereka hidup bergerombol dalam 5-12 ekor, tergantung bagaimana kondisi lingkungan tempat mereka tinggal. Namun ada kalanya mereka dapat hidup menyendiri.
Satwa ini merupakan salah satu predator yang memiliki peran penting dalam ekosistem. Ajag mempunyai peranan sebagai pengendali populasi mangsa. Saat hewan ajag berburu secara bergerombol target mangsa yang diincar berupa hewan besar seperti babi hutan, rusa, kijang.
Kata 'Ajag' dalam Kamus Bahasa Daerah
Kata 'Ajag' sering terdengar di Sunda, maknanya adalah anjing hutan. Tanah Sunda sendiri menjadi habitat ajag, sebagaimana diungkapkan bahwa ajag hidup di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Cianjur dan sekitarnya), Gunung Halimun-Salak (Sukabumi dan sekitarnya), hingga ke Ujung Kulon (Banten).
Namun ternyata, kata Ajag juga ada dalam bahasa daerah lainnya di Jawa dan Sumatera. detikJabar menelusuri sejumlah kamus bahasa daerah-bahasa Indonesia yang diterbitkan pemerintah.
Dalam Kamus Bahasa Jawa-Bahasa Indonesia 1 (Depdikbud RI, 1993) terdapat kata 'ajag'. Dalam kamus ini ajag merupakan padanan dari asu. Dikatakan 'asu ajag' yang artinya 'serigala'.
Kata ajag juga ditemukan dalam Kamus Bahasa Melayu Sumatera Utara-Bahasa Indonesia (Balai Bahasa Sumatera Utara, 2018). Di dalam kamus ini, kata 'ajag' bermakna 'anjing hutan'.
Di dalam kamus Bahasa Sunda Sundadigi, lema 'ajag' bermakna 'hewan hutan serupa dengan ajing'. Namun, uniknya, di Sunda ajag juga bukan hanya kata benda (nomina), melainkan juga bisa menjadi kata kerja (verba).
Dalam bahasa Sunda, ada kata 'Ngajag' berasal dari 'ajag' yang berarti 'bertingkah seperti ajag'. Kamus Sundadigi memberi penjelasan, ngajag berarti bepergian dengan maksud kurang baik, misalnya ketika seorang lelaki melihat perempuan.
(tya/tey)
Komentar
Posting Komentar