Ragam Aksi dan Tulisan Pemudik, Cara Warga Menghibur Diri di Tengah Lebaran yang Serba Lesu

Kompas.tv - 30 Maret 2025, 10:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.TV- Di tengah ramainya pemudik motor di Pelabuhan Ciwandan, Banten, seorang pemudik bernama Diki Saputra memilih menggunakan kostum superhero.
Sambil menunggu antrian untuk naik ke kapal, dia sedikit beraksi bak jagoan; mengangkat satu tangan lalu bertolak pinggang.
Para pemudik lain yang menyaksikannya tak pelak tersenyum dan tertawa-tawa melihat tingkahnya.
Diki yang akan mudik ke Lampung itu sengaja menggunakan pakaian ala superhero demi menghibur pemudik lain karena perjalanan jauh yang melelahkan.
"Seru aja," katanya saat diwawancara jurnalis Kompas.TV, Sabtu (29/3/2025).
Namun nantinya, kostum yang ia pakai akan diganti apabila sudah berada di dalam kapal.
Yang membuat tersenyum juga tingkah pemudik yang membawa hewan dalam perjalanan jauh.
Ada yang membawa bebek hingga kucing peliharaan. Sadudi misalnya, yang akan mudik ke Brebes, Jawa Tengah membawa kucing yang ditempatkan di kandang burung.
Dia mengaku sengaja membawa hewan peliharaan itu buat anak kesayangannya.
"Saya bawa pakai kandang burung, karena nggak ada lagi," katanya sambil tertawa.
Baca Juga: Pemudik Bisa Cek Masjid Terdekat untuk Istirahat di Aplikasi Pusaka dari Kemenag
Sementara itu, tulisan yang dipasang para pemudik di punggung, kendaraan, dan lainnya seolah menjadi curahan hati mereka selama ini.
Misalnya saja, "Wong Mumet Tidak Bercerita." Ada lagi pemudik yang menempuh perjalanan Padang- Cilacap menggunakan motor menuliskan, "Sejauh ke mana pun pergi, orang tua adalah rumah untuk kembali."
Pemudik lainnya membawa pesan kebersihan, "Jangan Buang Sampah Sembarangan."
Ada juga yang menulis dengan cukup panjang, "Golek Duit’E NGOJOL, Ngentek’E Duit’E JUDOL. Sepurane Mbok, Mudik kali iki gur Gowo Awak mergo golek Duit lagi gak kepenak, GAS TIPIS-TIPIS. TANGSEL-TEMANGGUNG." (Nyari duit lewat ojol, habisin duit lewat judi online. Maaf Bu, mudik kali ini cuma bawa diri sendiri, soalnya cari duit lagi gak enak (susah)).
Lebaran Ekonomi Lesu
Lebaran tahun ini memang diwarnai dengan ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja.
Daya beli masyarakat melemah, pemudik berkurang drastis, dan pusat perbelanjaan terasa lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Masyarakat kini lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang, termasuk dalam memanfaatkan Tunjangan Hari Raya (THR).
Tahun ini banyak orang memilih untuk lebih cermat dalam membelanjakan THR.
Lina Fadliah (34), seorang pramudi Transjakarta mengatakan, ia tetap membeli baju Lebaran tetapi hanya satu atau dua potong saja.
Sementara itu, rekan kerjanya, Bambang Sugianto (53) menegaskan, tahun ini THR harus lebih dihemat.
”Kalau dulu THR bisa buat banyak keperluan, sekarang harus lebih hemat. Harus menyesuaikan diri,” ujar Bambang mengutip Kompas.id.
Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksi perputaran uang di momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 2025 akan melemah dibandingkan dengan tahun lalu.
Baca Juga: Waspada Penyakit Saat Mudik, Menkes Imbau Pemudik Jaga Kesehatan
Direktur Ekonomi Celios, Nailul Huda mengatakan, tambahan Jumlah Uang yang Beredar (JUB) dalam artian sempit (M1) di momen Ramadan dan Idulftri 2025 akan melemah sebesar -16,5 persen, dibandingkan momen yang sama di tahun 2024.
"Tambahan uang beredar hanya di angka Rp114,37 triliun. Sedangkan tahun 2024, tambahan uang beredar ketika momen Ramadan dan Hari Raya Idulfitri mencapai Rp136,97 triliun," kata Huda dalam keterangan tertulisnya kepada Kompas.TV, Jumat (28/3).
Ia memaparkan sejumlah faktor yang menyebabkan hal tersebut. Mulai dari masifnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di dua bulan awal tahun 2025.
Data Kementerian Ketenagakerjaan mencatat ada 18.610 orang yang terkena PHK dari Januari hingga Februari 2025.
Jumlah tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun 2024. Bahkan, jika mengacu data KSPI, sudah ada 60.000 buruh di PHK dari 50 perusahaan.
Kondisi PHK yang masif membuat kinerja konsumsi melemah, dengan salah satu indikatornya adalah Indeks Keyakinan Konsumen.
Pada Januari 2025, terjadi penurunan IKK hingga 0,4 persen (month-to-month) dibandingkan IKK Desember 2024. Situasinya cukup anomali.
"Jika kita mengacu pada periode 2022 hingga 2024, biasanya terjadi kenaikan IKK di bulan Januari karena ada optimisme konsumen di awal tahun. Kondisi keyakinan konsumen melemah juga terjadi di bulan Februari 2025," ujar Huda.
Data lainnya juga menunjukkan hal yang serupa di mana ada penurunan angka IPR (Indeks Penjualan Riil) pada Januari 2025.
Pada Desember 2024, angka IPR sebesar 222 poin dan angka IPR turun menjadi 211,5 di Januari 2025.
Tidak heran, menurut data Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik Lebaran 2025 turun 24 persen dibanding tahun lalu.
Biaya perjalanan yang semakin mahal membuat banyak orang terpaksa membatalkan rencana mudik.
Ria (35), seorang dosen di Palangka Raya harus membatalkan mudik ke Aceh karena tiket pesawat untuk empat orang mencapai Rp 35 juta, jumlah yang sulit dijangkau dengan kondisi ekonomi saat ini.
Namun, di tengah kondisi ekonomi yang lesu, PHK di mana-mana, rakyat punya cara menghibur diri dengan gaya sederhana.

Kami memberikan ruang untuk
Anda menulis
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Daftar di sini
Sumber : Kompas TV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar