Waduh! Tarif Trump Bisa Bikin Nilai Ekspor Indonesia Turun Drastis - b - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Waduh! Tarif Trump Bisa Bikin Nilai Ekspor Indonesia Turun Drastis - b

Share This
Responsive Ads Here

 Waduh! Tarif Trump Bisa Bikin Nilai Ekspor Indonesia Turun Drastis - Bagian All

JAKARTA, iNews.id- Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) menilai pengenaan tarif impor sebesar 32 persen oleh Amerika Serikat (AS) berpotensi menggerus surplus perdagangan Indonesia. Bahkan, nilaiekspor Indonesiaterancam menurun secara signifikan.

Ekonom senior INDEF Tauhid Ahmad menjelaskan kebijakan tarif ini merupakan respons AS terhadap defisit perdagangan mereka yang cukup besar.

"Saya kira pengenaan tarif ini kalau kita lihat dari historikal data disebabkan oleh defisit perdagangan Amerika yang cukup besar, diperkirakan sampai kemarin bulan Februari ya data dari Trading Economics 121 miliar dolar AS," ujar Tauhid dalam Special Dialogue IDX Channel, Jumat (4/4/2025).

Dia mengatakan, kebijakan tarif ini akan berdampak pada semua negara, termasuk Indonesia yang mencatatkan surplus perdagangan sebesar 18 miliar dolar AS atau 10 persen dari total ekspor pada 2024. Dia memperkirakan Indonesia tidak bisa mempertahankan surplus perdagangan sebesar itu usai tarif impor sebesar 32 persen diterapkan AS.

"Pengenaan tarif 32 persen ini tentu sangat berdampak pada ekspor kita secara keseluruhan ya, the worst case-nya tentu saja kita tidak bisa menikmati surplus yang sebesar itu dari total perdagangan kita ke Amerika yang rata-rata per tahun sebesar sekitar 26-28 miliar dolar AS," jelasnya.

Tauhid menduga AS melihat perlunya penerapan tarif resiprokal, yang bukan hanya soal tarif itu sendiri, tetapi juga hambatan non-tarif yang dihitung sebagai biaya besar. Dia menyoroti beberapa komoditas seperti alkohol dan bahan kimia yang perlu ditinjau ulang.

Tauhid menyinggung perbedaan tarif yang diterapkan kedua negara pada beberapa produk. Misalnya, tarif impor pakaian dari AS ke Indonesia sebesar 12,7 persen, sementara tarif impor pakaian dari Indonesia ke AS hanya 1,7 persen.

Namun untuk ekspor produk lain, Indonesia dikenakan tarif 4,8 persen, sementara impor dari AS hanya 0,1 persen.

Tauhid menilai kebijakan ini merupakan bentuk proteksionisme AS terhadap defisit perdagangan dengan Indonesia yang mencakup produk makanan, karet, alas kaki, bahan kimia, kayu hingga CPO.

"Jadi untuk beberapa produk memang saling besar tarif itu berbeda, ini yang kemudian kita harus ulik lagi komponen tarif pada masing-masing produk," ungkap Tauhid.

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages