Muhammadiyah Luncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal, Apa Itu? | kumparan


Muhammadiyah meluncurkan kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menjelaskan pentingnya KHGT bagi umat Islam di dunia.
Kalender ini menerapkan prinsip satu hari satu tanggal untuk seluruh dunia dan memandang seluruh permukaan bumi satu matlak.
Dengan begitu, hari raya umat Islam dapat dirayakan di hari yang sama.
"Generasi milenial dan generasi Z ingin bahwa ukhuwah dalam kalender seperti kalender masehi itu tercipta," kata Haedar saat peluncuran KHGT di Convention Hall Kampus Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Rabu (25/6).
"Mereka (milenial dan Z) akan memperbandingkan kalender masehi itu sudah tidak ada masalah. Baik untuk urusan ibadah, saudara-saudara dari Kristen dan Katolik baik di Indonesia dan Amerika Serikat akan selalu merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Yang berbeda hanya jamnya. Hari dan tanggalnya tidak berbeda," jelas Haedar.
Haedar pun bertanya kenapa umat Islam yang 8 abad lamanya menciptakan peradaban yang jaya belum bisa menetapkan hari raya satu hari satu tanggal. "Jadi sebenarnya kita bisa tetapi perlu waktu," katanya.

Era Globalisasi
Ditemui usai acara, Haedar menambahkan di tengah globalisasi relasi antarmanusia adalah keniscayaan maka diperlukan kalender yang sama dan seragam untuk dunia Islam.
"Dengan globalisasi disertai kalender global yang sama yang tunggal itu, semuanya jadi semakin mudah," kata Haedar.
Dengan kalender ini maka tidak akan ada lagi perbedaan mengenai penetapan hari raya dari Idul Fitri, Idul Adha, hingga Ramadan.
"Maupun juga untuk keperluan sehari-hari. Karena kan ada transaksi-transaksi yang bisa dirancang sebelumnya. Kalau mau Idul Fitri kan orang berpikir kapan mau mudik. Kalau ditentukannya H-1 itu banyak kesulitannya," katanya.

Ajak Hijrah ke Kalender Global
Muhammadiyah, kata Haedar, dengan rendah hati mengajak mewujudkan ukhuwah atau kesatuan dan persatuan umat Islam tidak hanya di aspek sosial ekonomi tetapi dalam berkalender untuk menunjukkan umat Islam memang bersatu.
"Jika saudara-saudara kita yang juga menjadi acuan kita semua tanpa eksklusivisme sudah kita merujuk pada kalender miladiyah untuk keperluan ibadah untuk keperluan muamalah urusan dunia kan tidak ada perbedaan hari dan tanggal yang berbeda kan jamnya. Siang hari di Indonesia. Malam hari di Amerika. Tapi tanggalnya sama. Mari umat Islam bersatu dalam berkalender," jelasnya.
Maka, Haedar mengajak umat Islam berhijrah dari kalender lokal ke kalender global "Semangat bersatunya, semangat untuk bisa menyatukan diri dalam satu kalender global," katanya.
"Tentu prosesnya bisa dengan dialog, musyawarah, dan seterusnya yang saya yakin umat Islam baik di Indonesia sudah punya tradisi musyawarah, berdialog," jelasnya.
KHGT berlandaskan tiga prinsip utama:
Keseragaman hari dan tanggal di seluruh dunia untuk memulai bulan baru
Penggunaan hisab (perhitungan astronomi) sebagai metode penentuan waktu, yang memungkinkan peramalan jadwal penanggalan jauh ke depan
Kesatuan matlak, yaitu anggapan bahwa seluruh permukaan bumi merupakan satu zona waktu untuk kalender Islam.
Untuk mendukung implementasi KHGT, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah telah mengembangkan tiga perangkat lunak berbasis ilmu falak mutakhir:
Hisab Muhammadiyah, aplikasi desktop untuk komputer dan laptop.
Aplikasi web yang dapat diakses melalui situs resmi khgt.muhammadiyah.or.id
MASA, aplikasi Android yang tersedia untuk pengguna ponsel pintar.
0 Komentar