Skip to main content
728

Seberapa Penting Selat Hormuz Bagi Stabilitas Ekonomi Global? Ini Analisisnya | Sindonews

 Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah,

Seberapa Penting Selat Hormuz Bagi Stabilitas Ekonomi Global? Ini Analisisnya | Halaman Lengkap

Selat Hormuz memiliki peran yang sangat fundamental bagi stabilitas ekonomi global. Saking pentingnya, selat ini sering disebut sebagai urat nadi arteri energi dunia. Foto/Ilustrasi

JAKARTA 

-

Selat Hormuz 

memiliki peran yang sangat fundamental bagi stabilitas

ekonomi global 

. Saking pentingnya, selat ini sering disebut sebagai "urat nadi arteri energi dunia". Gangguan sekecil apa pun di jalur ini dapat memicu guncangan ekonomi berskala global.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Irak, Fuad Hussein memperingatkan, bahwa penutupan Selat Hormuz sebagai sebuah jalur transportasi utama, bisa "mengakibatkan hilangnya sekitar lima juta barel per hari dari pasokan minyak Teluk dan Irak di pasar global," ucap menteri luar negeri Irak itu.

Selat Hormuz menjadi jalur maritim paling krusial di mana sekitar 20% pasokan minyak dunia mengalir melewatinya. Teheran disebutkan telah sepakat untuk menutup selat tersebut bagi pengiriman, sebagai respons atas ikut campurnya Amerika Serikat (AS) dalam perang Iran vs Israel.

Baca Juga: AS Desak China Bujuk Iran Tak Menutup Selat Hormuz

Analis juga menyoroti dampak potensial dari penutupan Selat Hormuz terhadap harga minyak global. Analis JPMorgan memperkirakan, bahwa dalam skenario terparah, harga minyak mentah bisa melonjak hingga USD130 per barel.

Sementara itu para ahli lainnya meramalkan, bahwa blokade total dapat mendorong harga lebih tinggi lagi, dengan beberapa perkiraan mencapai USD300 per barel.

Sebelumnya sesaat setelah serangan Israel terhadap program nuklir Iran, langsung memicu lonjakan harga minyak mentah Brent naik 7% menjadi USD74,23 per barel. Meskipun Israel belum menargetkan fasilitas ekspor minyak utama Iran, para analis memperingatkan bahwa serangan selanjutnya dapat berdampak serius pada pasokan minyak.

Sebaliknya aksi gangguan pengiriman minyak melalui Selat Hormuz bisa menjadi respons balasan. Sementara itu di Rusia, kepala komisi kebijakan informasi Dewan Federasi, Aleksey Pushkov mengatakan, bahwa konflik antara Israel dan Iran dapat menyebabkan kenaikan harga minyak yang signifikan akibat kemungkinan pemblokiran Teluk Persia oleh Teheran.

Sedangkan dari sisi para pelaku usaha, Shell Plc, salah satu perusahaan minyak dan gas alam terbesar, bergerak cepat menyusun rencana kontinjensi jika konflik antara Israel dan Iran mengganggu aliran migas dari wilayah tersebut.

Shell juga memperingatkan, bahwa potensi pemblokiran Selat Hormuz dapat memberikan guncangan yang substansial.“Jika arteri (jalur penting perdagangan minyak) itu terblokir, apa pun alasannya. Hal itu memiliki dampak besar pada perdagangan global,” kata Chief Executive Officer, Wael Sawan di Japan Energy Summit & Exhibition di Tokyo.


Pentingnya Selat Hormuz dapat diukur dari beberapa faktor kunci:

1. Titik Sumbat (Chokepoint) Arus Minyak Dunia

Selat Hormuz adalah jalur pelayaran tersempit, namun paling vital di dunia untuk urusan pengangkutan minyak. Sekitar 21 juta barel minyak per hari melewati selat ini. Jumlah ini setara dengan sekitar 20-22% dari total konsumsi minyak dunia.

Hampir semua produsen minyak terbesar di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Iran, Irak, Uni Emirat Arab (UEA), dan Kuwait, sangat bergantung pada selat ini untuk mengirimkan minyak mereka ke pasar global. Sebagian besar minyak ini (lebih dari 80%) dikirim ke negara-negara Asia yang ekonominya sedang tumbuh pesat, seperti China, Jepang, India, dan Korea Selatan, yang sangat bergantung pada pasokan energi dari Timur Tengah.


2. Jalur Krusial Gas Alam Cair (LNG)

Selain minyak, Selat Hormuz juga merupakan jalur utama bagi Gas Alam Cair (LNG). Sekitar 20-25% dari total pasokan LNG global diangkut melalui selat ini.

Qatar sebagai salah satu eksportir LNG terbesar di dunia, sepenuhnya bergantung pada Selat Hormuz untuk menjangkau pasar internasional.


3. Alternatif yang Sangat Terbatas

Jika Selat Hormuz ditutup, hanya ada sedikit jalur alternatif, dan kapasitasnya tidak sebanding. Pipa Arab Saudi menjadi salah satunya, dimana pipa itu dapat mengalirkan minyak ke Laut Merah, namun kapasitasnya hanya sekitar 5 juta barel per hari.

Selanjutnya ada Pipa UEA yakni pipa yang mengarah ke pelabuhan Fujairah di luar selat, namun kapasitasnya hanya 1,5 juta barel per hari. Jika digabungkan, semua jalur pipa alternatif tidak akan mampu menggantikan volume 21 juta barel/hari yang biasa diangkut oleh kapal tanker melalui Selat Hormuz.

Ini berarti penutupan Selat Hormuz akan secara efektif menghilangkan sebagian besar pasokan energi dari pasar global.


Dampak Penutupan Selat Hormuz

Gangguan serius atau penutupan Selat Hormuz akan memicu efek domino yang menghancurkan stabilitas ekonomi global. Harga minyak mentah bakal meroket tajam, selain itu hilangnya seperlima pasokan minyak dunia secara tiba-tiba akan menyebabkan kepanikan di pasar. Analis memperkirakan harga minyak bisa dengan mudah melonjak hingga dua atau tiga kali lipat dalam waktu singkat.

Inflasi Global yang Tak Terkendali

Kenaikan harga minyak akan secara drastis meningkatkan biaya energi dan transportasi di seluruh dunia. Ini akan memicu inflasi yang tinggi, menaikkan harga semua barang dan jasa, serta menggerus daya beli masyarakat.

Ancaman Resesi Ekonomi Global

Biaya energi yang sangat mahal akan melumpuhkan industri manufaktur, logistik, dan pertanian. Aktivitas ekonomi akan melambat drastis, meningkatkan risiko terjadinya resesi ekonomi global yang parah, hingga berpotensi kejatuhan pasar saham di seluruh dunia.

Krisis Geopolitik dan Potensi Perang

Kebebasan navigasi di Selat Hormuz dijamin oleh kekuatan militer global, terutama Amerika Serikat. Penutupan selat kemungkinan besar akan dianggap sebagai tindakan perang (casus belli), yang dapat memicu konflik militer berskala besar yang melibatkan banyak negara.

Gangguan Rantai Pasok Global

Selain energi, selat ini juga merupakan jalur penting untuk barang-barang lainnya. Biaya asuransi pengapalan akan melonjak, membuat biaya logistik menjadi sangat mahal dan mengganggu rantai pasok berbagai produk.

Baca Juga: 4 Pertaruhan Eropa jika Selat Hormuz Diblokir Imbas AS Ikut Gempur Iran

Stabilitas Selat Hormuz bukanlah isu regional, melainkan pilar utama keamanan energi dan ekonomi global. Ketergantungan dunia pada pasokan energi yang mengalir melalui jalur sempit ini sangat besar, sehingga setiap ancaman terhadapnya merupakan ancaman langsung terhadap stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan perdamaian di seluruh dunia.

(akr)

Posting Komentar

0 Komentar

728