3 Truk Bantuan WHO akan Masuki Gaza di Tengah Kolapsnya Sistem Kesehatan | tempo
Dunia Internasional, Konflik Timur Tengah, Berita,
3 Truk Bantuan WHO akan Masuki Gaza di Tengah Kolapsnya Sistem Kesehatan | tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga truk yang membawa obat-obatan vital dan pasokan medis diperkirakan akan memasuki Jalur Gaza pada Ahad 20 Juli 2025, kata Kementerian Kesehatan di Gaza. Sementara rumah sakit di wilayah kantong itu berjuang mengatasi korban jiwa yang sangat banyak dan sumber daya yang menipis akibat pengeboman tanpa henti Israel sejak Oktober 2023.
Truk-truk tersebut, yang dikoordinasikan melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), "tidak berisi bahan makanan tetapi berisi bahan-bahan yang sangat dibutuhkan untuk melanjutkan perawatan yang menyelamatkan jiwa bagi mereka yang terluka dan sakit di seluruh sistem perawatan kesehatan Gaza yang babak belur," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pihak berwenang mendesak semua pihak terkait untuk "memastikan keamanan konvoi dan memastikan kedatangannya ke rumah sakit dengan aman dan lancar."
Sektor kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran total, dengan rumah sakit kewalahan dan beroperasi dalam kondisi kekurangan yang ekstrem akibat blokade dan pemboman Israel selama berbulan-bulan.
Menurut WHO, dari 36 rumah sakit di Gaza, hanya 18 yang berfungsi sebagian, dan lebih dari 10.000 warga Palestina di wilayah kantong itu membutuhkan evakuasi medis.
Dalam kesempatan terpisah, Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada hari yang sama kembali menuduh otoritas Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang terhadap penduduk sipil Gaza.
Dalam sebuah pernyataan di X seperti dilansir Anadolu, UNRWA mengatakan: "Otoritas Israel membuat warga sipil di Gaza kelaparan. Di antara mereka terdapat 1 juta anak-anak."
UNRWA kembali menyerukan pencabutan pengepungan Israel yang sedang berlangsung, dengan mengatakan: "Cabut pengepungan: izinkan UNRWA untuk membawa makanan dan obat-obatan."
Meskipun terdapat kewajiban hukum internasional untuk melindungi warga sipil dan mengizinkan pengiriman bantuan, Israel telah mempertahankan pengepungan total di Gaza sejak 2 Maret, mengebom konvoi, memblokir penyeberangan perbatasan, dan menargetkan titik-titik distribusi bantuan.
Tindakan Israel ini telah dikutuk secara luas sebagai hukuman kolektif dan potensi kejahatan perang, tetapi belum ada satu pun negara yang menjatuhkan sanksi atau mematuhi surat penangkapan ICC terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, puluhan anak telah meninggal karena kelaparan dan dehidrasi, sementara ratusan ribu lainnya terancam karena kerawanan pangan yang meluas dan runtuhnya layanan kesehatan.
Pada Sabtu saja, serangan Israel menewaskan sedikitnya 136 warga Palestina, termasuk 38 orang yang menunggu bantuan. Sementara tiga anak, satu diantaranya bayi berusia 35 hari, meninggal akibat malnutrisi parah, sumber resmi Palestina melaporkan.
Israel telah menewaskan hampir 59.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak Oktober 2023. Pengeboman tanpa henti telah menghancurkan daerah kantong tersebut, hampir melumpuhkan sistem kesehatan, dan menciptakan kondisi seperti kelaparan.
Pilihan Editor: UNRWA Desak Israel Buka Akses karena Bantuan untuk Gaza Menumpuk