Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Featured Pendidikan

    400 Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Mendikdasmen Ungkap Penyebabnya | Sindonews

    4 min read

     Pendidikan,

    400 Siswa SMP di Bali Tak Bisa Baca, Mendikdasmen Ungkap Penyebabnya | Halaman Lengkap

    logo-apps-sindo

    Makin mudah baca berita nasional dan internasional.

    Kamis, 24 April 2025 - 16:55 WIB

    400 Siswa SMP di Bali...

    Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Muti mengungkapkan penyebab 400 siswa SMP di Buleleng, Bali yang tidak bisa membaca. Foto/Kemendikdasmen.

    JAKARTA 

    - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (

     Mendikdasmen) 

    Abdul Mu'ti mengungkapkan penyebab 400

     siswa SMP 

    di Buleleng, Bali yang tidak bisa membaca. Kemendikdasmen pun akan memberikan layanan pendidikan khusus kepada mereka.

    Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terjun langsung bersama bersama Dinas Pendidikan pemerintah setempat untuk menangani persoalan ini.

    Baca juga: Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA akan Dihidupkan Kembali

    "Mereka yang memiliki kemampuan yang rendah itu mendapatkan layanan pendidikan khusus. Jadi mereka diberikan semacam remedial atau layanan pendidikan tambahan agar mereka dapat membaca," kata Abdul Mu'ti di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

    Berdasarkan temuannya, Guru Besar UIN Jakarta itu mengungkapkan, ratusan siswa tidak bisa membaca itu memiliki latar belakang berbeda. Salah satunya berkaitan dengan layanan pendidikan yang diterima di masa COVID-19 silam.

    Baca juga: Riwayat Pendidikan Putri Diana, Ibu Pangeran William dan Harry yang Dicintai Dunia

    "Mereka ini kan SMP, sehingga ketika masa Covid tahun 2020 2019 dan seterusnya itu mereka memang tidak bisa belajar karena berbagai hal," ungkap dia.

    Kendati demikian, faktor disleksia dan anak-anak berkebutuhan khusus juga termasuk di dalam ratusan anak yang tak bisa membaca. Sementara faktorl lainnya berkaitan dengan keluarga dan kekurangan motivasi untuk belajar.

    "Sebagian anak itu mengalami disleksia. Yang kedua juga memang mereka adalah anak-anak yang berkebutuhan khusus. Yang ketiga mereka adalah yang berasal dari keluarga yang tidak baik-baik saja begitu, keempat memang mereka yang rendah motivasi," tutupnya.

    (nnz)

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    Iklan - Scroll untuk melanjutkan

    wa-channel

    Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

    Follow

    Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com,

     Klik Disini 

    untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

    Infografis

    10 Negara dengan Ukuran...

    10 Negara dengan Ukuran Kaki Terbesar di Dunia, Jerman Juaranya

    Komentar
    Additional JS