Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Dunia Internasional Inggris Rusia Vladimir Putin

    Putin Ungkap Rusia yang Menolong AS Merdeka dari Inggris | Sindonews

    3 min read

     Internasional

    Putin Ungkap Rusia yang Menolong AS Merdeka dari Inggris | Halaman Lengkap

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkap peran negaranya dalam menolong AS meraih kemerdekaannya dari Inggris. Foto/Sputniknews

    MOSKOW 

    - Presiden

     Rusia 

    Vladimir

     Putin 

    mengungkap peran negaranya dalam menolong

     Amerika Serikat 

    (AS) meraih kemerdekaannya dari Inggris. Itu dibahas Putin selama panggilan telepon dengan Presiden Amerika Donald Trump pada Kamis pekan lalu.

    Selama panggilan telepon dengan Trump, Putin mengambil beberapa sikap garis keras, memberi tahu Trump bahwa Rusia akan mencapai tujuannya dan tidak akan mundur dari tujuan tersebut, menurut pernyataan Kremlin tentang percakapan telepon tersebut.

    Putin juga menggambarkan percakapan tersebut sebagai percakapan "terus terang dan konkret."

    Baca Juga: Teleponan dengan Trump, Putin Tolak Akhiri Perang Rusia-Ukraina

    Namun pada hari Minggu (6/7/2025), Putin mengungkapkan bahwa dia juga mencoba untuk menekan Trump mengenai hubungan historis antara Rusia-AS, yang dimulai sejak berdirinya Amerika.

    "Kami selalu memiliki, untuk waktu yang sangat lama, hubungan yang sangat baik dan istimewa dengan Amerika Serikat," kata Putin kepada pembawa acara televisi Rusia, Pavel Zarubin.

    "Kami mendukung aspirasi mereka untuk merdeka dari Inggris. Kami benar-benar memasok senjata," paparnya.

    "Kami membantu mereka dengan uang," imbuh Putin. "Setelah itu, kami mendukung Korea Utara selama perang Korea Utara-Korea Selatan. Jadi dalam hal ini kami menemukan hal-hal yang menyatukan kami."

    Kremlin mengonfirmasi kepada TASS bahwa Putin telah mengangkat topik dukungan historis Rusia untuk kemerdekaan dan ambisi AS selama panggilan telepon pada tanggal 3 Juli, dan bahwa Putin telah memberi selamat kepada Trump pada Hari Kemerdekaan AS.

    Sejarawan Paul Behringer, dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 2024, menulis bahwa Kekaisaran Rusia dan AS yang masih muda menikmati "persahabatan yang jauh", dengan interaksi dan persepsi pertama antara kedua negara sebagian besar positif, tetapi tanpa kedekatan yang sangat dalam satu sama lain.

    Rusia diketahui telah mempertahankan sikap netral selama Revolusi Amerika, tetapi menurut situs web Departemen Luar Negeri AS, Rusia tidak mengakui perwakilan Amerika untuk Rusia pada tahun 1780 dan menolak surat kepercayaannya, serta melakukannya lagi pada tahun 1795.

    Rusia pertama kali mengakui AS pada tahun 1803, hampir dua dekade setelah AS mendeklarasikan kemerdekaan dari Inggris.

    Dalam makalahnya, Behringer menulis bahwa AS kemudian diam-diam mendukung Rusia dalam Perang Crimea, di mana Kekaisaran Rusia berperang melawan aliansi Kekaisaran Ottoman, Inggris Raya, Prancis, dan Sardinia selama hampir tiga tahun pada tahun 1850-an.

    Rusia, lanjut dia, membalas budi dengan mendukung Union dalam Perang Saudara Amerika. Niat baik saat itu akhirnya menyebabkan Rusia menjual Alaska ke Amerika Serikat.

    "Namun, segera setelah itu, perbedaan ideologi dan kepentingan mendorong kedua negara ke dalam hubungan yang lebih tegang dan kompetitif," imbuh sejarawan itu.

    Sekadar diketahui, Trump dan Putin berbicara melalui telepon pada 3 Juli lalu selama sekitar satu jam. Kedua pemimpin itu berbicara tentang perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir meskipun Trump sesumbar saat kampanye pemilu AS bahwa dia dapat mengakhiri perang tersebut dengan cepat.

    Namun, Trump menyatakan kekecewaannya setelah panggilan telepon itu, dengan mengatakan bahwa Putin tidak memiliki keinginan untuk menghentikan perang.

    "Saya sangat kecewa dengan percakapan yang saya lakukan hari ini dengan Presiden Putin, karena saya rasa dia tidak ada di sana. Saya rasa dia tidak ada di sana, dan saya sangat kecewa," kata Trump kepada wartawan. "Saya hanya mengatakan, saya rasa dia tidak ingin berhenti, dan itu sangat buruk."

    Rusia melancarkan serangan pesawat nirawak terhadap Ukraina beberapa jam setelah panggilan telepon itu, menurut pejabat Ukraina.

    Masih belum jelas kapan putaran negosiasi berikutnya antara Rusia dan Ukraina atau Rusia dan AS akan terjadi, meskipun juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada tanggal 20 Juni bahwa Moskow berharap dapat menentukan tanggal untuk putaran ketiga perundingan dengan Kyiv dalam waktu seminggu.

    (mas)

    Komentar
    Additional JS