Pilihan

Ini Alasan Semarang dan Jalur Pantura Sering Tergerus Banjir Rob - Kilat

 

Ini Alasan Semarang dan Jalur Pantura Sering Tergerus Banjir Rob

Banjir rob di Kabupaten Pemalang, tepatnya di Desa Ketapang RT 03/ RW 03/ Kec. Ulujami. Foto: Twitter @desa_ketapang
Banjir rob di Kabupaten Pemalang, tepatnya di Desa Ketapang RT 03/ RW 03/ Kec. Ulujami. Foto: Twitter @desa_ketapang

JAKARTA, kilat.comBanjir rob menjadi bencana langganan di Kota Semarang. Bahkan, tumpahan air meluber ke berbagai daerah sekitar termasuk Pesisir Pantai Utara (Pantura).

Banjir rob juga melanda pesisir Pantai Tegal, Wonokerto-Pekalongan, Pantai Sari-Pekalongan, Pantai Batang, Pantai Tawang Kendal, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jalan Raya Genuk Semarang-Demak, Pantai Karang tengah Demak, Pantai Rembang dan pesisir Jawa Timur.

Berbeda dengan banjir di kebanyakan tempat seperti Jakarta dan beberapa tempat lain di Jawa yang disebabkan oleh hujan, banjir rob di Kota Semarang disebabkan oleh pasangnya air laut.

Lantas, apa alasan yang membuat Semarang dan Jalur Pantura sering tergerus banjir rob? Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mencoba menjelaskan fenomena tersebut.

"Selain faktor curah hujan di beberapa wilayah, gelombang tinggi di Laut Jawa yang mencapai 1.25 - 2.5 m juga memberikan dampak terhadap peningkatan banjir rob di wilayah tersebut," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo, dalam keterangan resmi yang diterima, Selasa (24/5/2022).

Eko mengungkapkan, berdasarkan analisis dan prediksi pasang surut, kondisi banjir pesisir ini dapat berlangsung hingga tanggal 25 Mei 2022 di sebagian utara Jawa Barat, Jawa Tengah (Jateng), dan Jawa Timur.

Kata dia, sejak tanggal 13 Mei 2022 BMKG telah merilis informasi potensi banjir pesisir di beberapa wilayah Indonesia bersamaan adanya fase bulan purnama dan kondisi Perigee (Jarak terdekat bulan ke bumi).

"Sedangkan banjir pesisir mulai terjadi sejak tanggal 14 Mei 2022 hingga hari ini tanggal 23 Mei 2022 di beberapa wilayah Indonesia. Potensi banjir pesisir ini dapat terjadi hingga 25 Mei 2022," paparnya.

"Kondisi ini secara umum dapat mengganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak," jelasnya.

Penggunaan lahan yang salah juga disebut-sebut menjadi salah satu penyebab banjir rob kerap melanda Semarang. Wilayah pantai yang secara alami dapat menampung pasang air laut telah berubah menjadi lahan tambak, rawa, dan sawah.

Bahkan, di Semarang wilayah itu telah berubah menjadi kawasan pemukiman dan industri dengan mengeruk rawa dan sawah. Hal ini membuat air laut tidak tertampung lagi dan menggenangi kawasan lain yang lebih rendah posisinya.

Komentar

Opsi Media Informasi Group

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek