Fakta Keraton Yogyakarta, Tempat Tinggal Raja hingga Misteri Jalan Malioboro - inews - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Fakta Keraton Yogyakarta, Tempat Tinggal Raja hingga Misteri Jalan Malioboro - inews

Share This
Responsive Ads Here

Fakta Keraton Yogyakarta, Tempat Tinggal Raja hingga Misteri Jalan Malioboro

Fakta mengenai Keraton Yogyakarta (Foto: Instagram @syams.lemoto)

JAKARTA, iNews.id - Keraton Yogyakarta merupakan Istana Kesultanan yang menjadi ikon dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada banyak fakta menarik dari Keraton Yogyakarta yang wajib Anda ketahui.

Yogyakarta selalu punya cerita, tak heran kawasan ini menjadi salah satu kota yang memiliki destinasi wisata favorit. Keraton Yogyakarta wajib Anda kunjungi, karena tak lengkap rasanya jika ke Yogyakarta tapi belum mampir ke tempat ini.

Lalu, ada apa saja di Keraton Yogyakarta dan bagaimana asal mula sejarahnya? Berikut ulasannya dirangkum pada Rabu (5/10/2022).

1. Sejarah Singkat Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta merupakan salah satu pusat kebudayaan terkenal yang ada di Indonesia. Tempat ini adalah bangunan istana resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, didirikan pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I.

Kala itu, Keraton berfungsi sebagai tempat tinggal raja dan kerabatnya. Akan tetapi saat ini fungsi Keraton beralih menjadi tempat wisata, museum pusat kebudayaan Jawa, hingga sebagai tempat tinggal Sultan.

Mulanya Keraton Yogyakarta berdiri pada 1755, hasil dari Perjanjian Giyanti. Keraton Yogyakarta sebagai cikal bakal keberadaan pemukiman di wilayah Yogyakarta, meninggalkan jejak-jejak sejarah yang masih dapat Anda jumpai sampai saat ini.

Selain itu kawasan keraton, dijadikan sebagai salah satu kawasan cagar budaya di Yogyakarta berdasar SK Gubernur No. 186/2011 meliputi wilayah dalam benteng Baluwarti (Njeron Benteng), dan sebagian wilayah di Mantrijeron, Mergangsan, Gondomanan, dan Ngampilan. Kemudian pada 2017 terbit Peraturan Gubernur nomor 75/2017 yang menggabungkan kawasan cagar budaya Malioboro dan dalam benteng Keraton (Baluwarti) menjadi satu kawasan yaitu Kawasan Cagar Budaya Keraton, yang membujur dari Tugu sampai Panggung Krapyak.

2. Sebagai Warisan Budaya

Kebudayaan Keraton Yogyakarta merupakan bukti, Indonesia pernah menggunakan kesultanan sebagai pusat pemerintahannya. Meskipun kini kesultanan sudah tidak berlaku lagi, akan tetapi segala macam tradisi dan budaya kesultanan masih banyak dijalankan di Keraton ini.

Hingga saat ini, Keraton Yogyakarta masih menjadi tempat tinggal Sultan beserta para Abdi Dalemnya. Keseharian sang sultan biasa dihabiskan di istananya, serta semua kebiasaan masih tetap sama seperti pendahulunya.

Nah, jika dilihat dari segi bangunannya yaitu menggunakan arsitektur khas budaya Jawa, terdapat balairung-balairung mewah, paviliun yang luas, daun pintu terbuat dari kayu jati juga tebal, di belakang atau di muka setiap gerbang biasanya terdapat dinding penyekat yang disebut Renteng atau Baturono.

Maka, secara keseluruhan arsitektur ini bergaya Joglo, terbuka tanpa dinding disebut dengan Bangsal sedangkan joglo tertutup dinding dinamakan Gedhong (gedung). Menariknya, Keraton Yogyakarta memiliki nilai-nilai sosial-budaya dan religi dalam pendirian maupun pemanfaatannya. Selain dijadikan sebagai tempat tinggal raja dan museum pusat kebudayaan Jawa, Keraton Yogyakarta pun dijadikan sentra dan kiblat perkembangan budaya Jawa, lho.

3. Ada Hubungannya dengan Malioboro

Ada misteri yang harus diketahui dari jalan Malioboro. Tahukah Anda Jalan Malioboro diduga sebagai sumbu filosofis yang menghubungkan Tugu dengan Keraton Yogyakarta. Secara simbolis garis filosofis tersebut, terwujud dalam simpul-simpul berupa Panggung Krapyak-Kraton Yogyakarta-Tugu Golong Giling yang melambangkan konsep 'sangkan paraning dumadi' atau 'asal dan tujuan dari adanya 'hidup'.

Filosofi jalan dari Panggung Krapyak menuju Keraton Yogyakarta menggambarkan perjalanan manusia sejak di dalam kandungan, lahir, beranjak dewasa, menikah hingga memiliki anak (sangkaning dumadi).

Sementara, filosofi jalan dari Tugu Golong Giling ke arah selatan, menggambarkan perjalanan manusia ketika hendak menghadap san Khalik (paraning dumadi), meninggalkan alam fana dunia menuju alam baka (akhirat).

4. Ada Tiga Bagian Keraton

Terdiri dari tiga bagian yang terdiri dari komplek depan keraton, kompleks inti keraton dan kompleks belakang keraton. Komplek depan keraton terdiri dari Gladhak-Pangurakan (Gerbang Utama), Alun-alun Ler, dan Masjid Gedhe.

Selanjutnya, untuk kawasan komplek inti di Keraton Yogyakarta, tersusun dari tujuh rangkaian plataran mulai dari Alun-Alun Utara hingga Alun-Alun Selatan, yaitu Pagelaran dan Sitihinggil Lor, Kamandungan Lor, Srimanganti, Kedhaton, Kemagangan, Kamandhungan Kidul, dan Siti Hinggil Kidul. Sedangkan kompleks belakang keraton terdiri dari alun-alun kidul dan plengkung nirbaya.

5. Spot Foto Instagramable

Tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Keraton Yogyakarta tanpa mengabdikannya. Ada banyak spot-spot Instagramable di kawasan ini, bahkan kerap dijadikan lokasi pemotretan oleh fotografer-fotografer profesional lho.

Beberapa di antaranya adalah Tamansari, dan Museum Sonobudoyo, hingga Benteng yang sering dijadikan tempat untuk berfoto. Nuansannya sangat klasik, konsep dan infrastrukturnya masih sangat dijaga. Anda dapat merasakan sensasi kembali ke masa lalu.

Editor : Vien Dimyati 

[Category Opsiin, Media Informasi]

[Tags Featured, Pilihan, Malioboro]


Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages