Bapanas Sebut Impor Beras 2 Juta Ton Bukan Perkara Mudah - Beritasatu

 

Bapanas Sebut Impor Beras 2 Juta Ton Bukan Perkara Mudah


Senin, 27 Maret 2023 | 21:50 WIB
Herman / FER
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi usai acara Forum Rembug Pangan, di gedung Bapanas, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi usai acara Forum Rembug Pangan, di gedung Bapanas, Jakarta, Senin, 27 Maret 2023. (B Universe Photo/Herman)

Jakarta, Beritasatu com - Pemerintah berencana melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton hingga akhir 2023.
Tambahan pasokan beras tersebut akan digunakan untuk program stabilisasi pasokan dan harga pangan beras (SPHP), bantuan beras kepada sekitar 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dan kebutuhan lainnya.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi menyampaikan, rencana pemerintah mengimpor beras sebanyak 2 juta ton bukan perkara yang mudah. Jumlah impor yang besar juga membuat pasokan impor beras harus didatangkan dari sejumlah negara, tidak bisa hanya dari satu negara saja.

"Ada sejumlah negara yang potensial jadi pemasok beras ke Indonesia. Negara importasi yang saya tahu ada India, Pakistan, Myanmar, Vietnam, Thailand. Jumlah 2 juta ton itu juga angka yang tidak mudah dipenuhi oleh satu negara, jadi pastinya akan dari beberapa negara," kata Arief usai acara Forum Rembug Pangan, di gedung Bapanas, Jakarta, Senin (27/3/2023).

Namun, Arief menegaskan, sejauh ini rekomentasi teknis (rekomtek) dari Kementerian Pertanian serta izin impor dari Kementerian Perdagangan belum diterbitkan.

Arief meambahkan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog saat ini tinggal 220.000 ton. Padahal pemerintah mulai 30 Maret 2023 akan memulai distribusi bantuan beras kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Dengan perhitungan 10 kg per penerima selama 3 bulan, dibutuhkan sekitar 630.000 ton beras.

Untuk itu, kata Arief, Bapanas mendorong Bulog untuk menyerap hasil produk petani dalam negeri sebanyak-banyaknya pada saat panen raya sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, Arief menegaskan penyerapan produksi di dalam negeri akan menjadi prioritas Bapanas. Bila langkah tersebut belum juga bisa memenuhi kebutuhan, barulah dilakukan langkah impor.

"Bapanas itu mengutamakan penyerapan dalam negeri. Tetapi apabila pemenuhan kebutuhan dari dalam negeri tidak bisa terpenuhi, negara itu harus ada di situ. Jangan sampai stok-nya tidak ada, mau mengadakan program tidak bisa, sementara masyarakat ini perlu," tegas Arief.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Bagikan

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya