Kisah Sukses Pargono, Buruh Bangunan Jadi Juragan Kerajinan Serat Alam Beromzet Ratusan Juta - inews

 

Kisah Sukses Pargono, Buruh Bangunan Jadi Juragan Kerajinan Serat Alam Beromzet Ratusan Juta

Kisah Sukses Pargono, Buruh Bangunan Jadi Juragan Kerajinan Serat Alam Beromzet Ratusan Juta
Pargono pemilik Murakabi Craft sukses bisnis kerajinan serat alam menyasar pasar mancanegara. (foto: istimewa)

KULONPROGO, iNews.id - Pargono warga Sadang, Kalurahan Tanjungharjo, Kapanewon Nanggulan, Kulonprogo sukses menjalankan bisnis kerajinan serat alam. Krisis moneter pada 1999 silam, memaksanya menjadi buruh bangunan yang jadi awal kebangkitan usaha kerajinan yang kini beromzet ratusan juta per bulan.

Sebagai anak desa, Pargono selepas menamatkan sekolah menengah atas memilih merantau ke Tangerang. Dia meninggalkan kampung halamannya dan bekerja di sebuah perusahan furniture. Badai krisis moneter membuat perusahaan tempat dia bekerja bangkrut.

Baca Juga

Berbekal uang pesangon dia pulang ke kampung halamannya. Agar dapur keluarga tetap ngebul, dia menjadi kuli bangunan. Selama 10 hari dia mendapatkan upah Rp125.000. Dari upah yang diterimanya Rp50.000 dipakai untuk membeli bahan serat alam dan Rp25.000 untuk ongkos pekerja. Sisanya Rp50.000 diserahkan kepada istrinya. 

“Awalnya saya membuat tali dari serat alam dan laku Rp280.000,” ujarnya. 

Baca Juga

Dari sini Pargono terus membuat tali dari serat alam. Setelah bahannya banyak dia kemudian membuat tas dan dijual kepada pedagang di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. Produk ini pun laku sehingga memacunya untuk menekuni usaha kerajinan.   

Lantaran penjualan di Yogyakarta tidak kencang, Pargono disarankan pedagang untuk menjual produknya ke Bali. Dengan modal nekat dia menumpang awak bus kenalannya ke Pulau Dewata. Di sana dia menawarkan produk yang dihasilkan ke sejumlah pedagang di Pasar Seni Sukowati. Hingga ada yang berminat membeli kerajinan tas serat alam yang ditawarkan. 

Baca Juga

“Sejak saat saya bangkit dan mendirikan Murakabi Craft sampai sekarang. Meskipun sempat juga bangkrut karena tidak bisa mengatur keuangan,” ujarnya.

Menurut dia, kerajinan serat alam banyak diminati turis asing. Tidak salah dia menjual produk ke Bali, agar dagangannya laku. Lambat laun dia menemukan pembeli dari sejumlah negara hingga omzetnya terus melejit. 

Bahan serat alam yang dibuat juga semakin bervariasi, dari enceng gondok, serat agel, daun palem, daun gebang hingga daur ulang plastik. Produk yang dihasilkan juga semakin bervariasi, dari tas, topi, kursi, keranjang, kap lampu hiasan dekorasi rumah, karpet hingga berbagai produk kekinian yang disukai anak-anak muda. 

“Konsep saya bohemian kekinian, dari karpet, kursi, wall decor dan lampu,” katanya.  

Murakabi Craft  jadi tujuan kunjungan wisatawan di Kulonprogo. (foto: istimewa)
Murakabi Craft jadi tujuan kunjungan wisatawan di Kulonprogo. (foto: istimewa)

Untuk menciptakan produk, Pargono tidak pernah menghadirkan desainer. Namun ide itu muncul saat dia memancing, ngopi, nongkrong. Produk yang diinginkan kemudian dituangkan ke dalam produk dengan mengikuti tren pasar. 

“Produk harus dinamis, mengikuti selera pasar. Yang penting produk serat alam itu tidak kena panas matahari dan air pasti awet,” ujarnya.

Manager Marketing Murakabi Craft, Muh Othman Moerbayatma mengatakan, bahan kerajinan serat alam ini memanfaatkan yang ada di lingkungan sekitar. Kebetulan dari dulu wilayah Tanjungharjo memang dikenal sebagai kerajinana serat alam, sehingga bahan baku sangat tersedia. Meski begitu kadang juga harus mendatangkan dari luar daerah. 

Saat ini, Murakabi memiliki 45 karyawan in house dan sekitar 300 yang menjadi mitra. Setiap bulannya bisa memproduksi 20.000 produk dari ukuran kecil hingga tas besar dengan omzet mencapai ratusan juta per bulan.

“Kemarin ikut pameran di acara ATF 2023 di JEC, respons pasar bagus. Beberapa pembeli luar negeri sudah minta sampel produknya,” ujarnya 
 

Editor : Kuntadi Kuntadi

Follow Berita iNewsYogya di Google News

Bagikan Artikel:
line sharing button

Baca Juga

Komentar