Kisah Perjuangan para Kartini Penjaga Terumbu Karang Kupang
Beritasatu.com, Kupang - Komunitas penyelam perempuan Kupang melakukan transplantasi anakan terumbu karang yang rusak akibat badai Seroja beberapa waktu lalu, di wilayah Pantai Namosain, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap kerusakan terumbu karang pasc badai Seroja beberapa waktu silam serta aksi penangkapan ikan secara ilegal yang menyebabkan kerusakan terumbu karang," kata Nina Tiara, koordinator tim penyelam perempuan Kupang, Kamis (20/4/2023) kepada Beritasatu.com.
Menurut Nina, kondisi terumbu karang sepanjang pesisir pantai Kupang saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Perlu ada perhatian serius dari semua pihak untuk lebih peduli akan keselamatan terumbu karang.
Kegiatan ini juga mendapat pendampingan sejumlah penyelam profesional serta didukung dengan peralatan yang memadai, sehingga ratusan anakan terumbu karang berhasil ditransplantasi oleh para penyelam perempuan Kupang.
"Yang kita siapkan antara lain, bibit koral yang sehat diikat pada paku dengan bantuan kabel ties agar tidak terlepas terbawa arus. Paku-paku tersebut ditancapkan pada permukaan karang yang gundul atau rusak akibat terjangan badai Seroja. Kurang lebih 250 bibit koral berhasil diikat pada lokasi tersebut dan prosesnya memakan waktu kurang lebih 1,5 jam," ujar Nina.
Gerakan transplantasi terumbu karang ini, bukan pertama kali dilakukan oleh penyelam perempuan Kupang. Bertepatan dengan momen peringatan hari Kartini tahun 2023, para perempuan ini juga ingin mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian laut.
"Kegiatan ini sebenarnya bukan pertama kali kami lakukan. Namun tema yang kami usung kali ini sedikit berbeda karena hanya melibatkan para penyelam perempuan karena bertepatan dengan momentum peringatan hari Kartini," tambah Nina.
Kegiatan menyelam bukan hanya sekedar ajang hobi semata, namun dapat membawa tujuan sosial. Masyarakat diimbau agar terus menjaga kelestarian alam di laut dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mengotori laut. Selain itu aksi ini bertujuan untuk mengajak nelayan agar tidak menggunakan metode penangkapan ikan yang bisa merusak habitat laut.
"Memang tujuan menyelam adalah menikmati keindahan ciptaan Tuhan di dalam laut, sehingga otomatis kami juga tergerak ikut menjaga kelestariannya, karena kalau sudah rusak apa lagi yang mau dinikmati," tutup Nina.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
BERITA TERKAIT

Saling Ejek Saat Futsal Jadi Pemicu Bentrok TNI vs Polri di Kupang

Fakta-Fakta Bentrokan TNI Polri di Kupang, Berawal dari Final Futsal

Anggota TNI dan Polri Bentrok di Kupang, 4 Polisi Dirawat Intensif

Kupang Ricuh, Rumah Jabatan Kapolda NTT Diserang dan Mobil Polisi Dibakar

Pemburu Takjil di Kupang Didominasi Umat Non Muslim

Sekretaris Camat di NTT Jadi Tersangka Pencabulan Anak Tirinya yang Masih di Bawah Umur
BERITA TERKINI

Sage Northcutt Siap Bertarung di One Fight Night 10

Besok, Ganjar dan Jokowi Salat Id diMasjid Raya Sheikh Zayed Solo

Hari Kartini, KAI Sediakan Perawatan Kecantikan Gratis Bagi Pemudik

Distribusi Bantuan Beras Tahap Pertama Sudah 71 Persen

Kader PDIP Satu Komando di Bawah Puan Memenangkan Ganjar di Pilpres 2024

Selain Mata Merah, Ini Gejala Covid-19 Varian Arcturus

Pengurangan Poin Juventus di Serie A Dicabut, Ini Komentar Sinis Mourinho

Tanpa Ronaldo dan Baggott, Ini Skuad Timnas U-22 untuk SEA Games 2023

Arsene Wenger Prediksi Arsenal Bakal Juara Liga Inggris Musim Ini

Reformasi PSSI Perkuat Elektabilitas Erick Thohir di Pilpres 2024


B-FILES

Tidak ada komentar:
Posting Komentar