Pilihan

Yunani Terapkan Sistem Kerja 6 Hari dalam Seminggu Halaman all - Kompas

SBY Lunasi Utang ke IMF, Dapat Uang Dari Mana? - CNBC Indonesia

 

SBY Lunasi Utang ke IMF, Dapat Uang Dari Mana?

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
News
Kamis, 06/07/2023 08:10 WIB
Foto: (AP/Andrew Harnik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melontarkan fakta menarik terkait dengan utang Indonesia ke Dana Moneter Internasional (IMF).

Dia menegaskan bahwa utang Indonesia sudah lunas pada era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Oleh karena itu, dia mengucapkan terima kasih kepada SBY.

"Kita harus berterima kasih pada pemerintahan sebelum Pak Jokowi, yaitu di zamannya Pak SBY. Dia berhasil menyelesaikan utang kita ke IMF," ujar Bahlil.

Adapun, pernyataan Bahlil ini adalah fakta. Pada saat krisis 1997-1998, Indonesia menarik utang dari IMF. Saat itu, IMF menyetujui pinjaman untuk Indonesia sebesar 17,36 miliar Special Drawing Rights (SDR) setara US$ 23,53 miliar atau sekitar Rp 130 triliun. Namun, yang dicairkan hanya sebesar 11,1 miliar SDR atau sekitar US$ 14,99 miliar. Jumlah tersebut ekuivalen dengan Rp 93,5 triliun.

Dari data Tim Riset CNBC Indonesia, Pada 5 November 1997, IMF menyetujui pinjaman dalam bentuk stanby arrangements (sba) senilai 8,34 miliar SDR, tapi yang dicairkan hanya 3,67 miliar SDR.

Indonesia menerima pinjaman pertama kali pada 10 November 1997 senilai 2,2 miliar SDR atau sekitar US$ 3 miliar. Sedangkan pencairan terakhir pada 2003 sebesar 1,38 miliar SDR yang berlangsung dalam empat tahap masing-masing sebesar 344,06 juta SDR.

Kemudian pada 25 Agustus 1998, Lembaga Moneter Internasional menyetujui pinjaman dalam bentuk extended fund facility (eff) senilai 5,38 miliar SDR namun yang dicairkan hanya 3,8 miliar SDR.

Lalu, pada 4 Februari 2000, kembali disetujui sebesar 3,64 miliar SDR dan semua dicairkan. Pinjaman IMF tersebut tidak dicairkan secara langsung tetapi secara bertahap mulai 1997 hingga 2003.

Namun, semua utang tersebut sudah lunas pada Oktober 2006 di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pemerintah melakukan pembayaran pokok utang senilai US$ 11,1 miliar sepanjang 2001-2006. Adapun pembayaran terakhir dilakukan pada 12 Oktober 2006 senilai 2,15 miliar SDR. Setelah pembayaran tersebut, maka utang Indonesia ke IMF lunas.

Sedangkan untuk pembayaran beban dan bunga pinjaman berlangsung sejak 1998-2006 senilai 2,1 miliar SDR dengan pembayaran terakhir dilakukan pada September 2006. Dengan demikian total pembayaran utang Indonesia ke IMF, baik pokok dan bunga mencapai 13,21 miliar SDR.

Lantas, bagaimana sumber pembiayaan utang tersebut?

Dikutip dari Detik, pelunasan utang RI terhadap IMF ini terhitung satu tahun lebih cepat dari pada target pemerintah sebelumnya. Sebab pembayaran pelunasan utang negara terhadap IMF awalnya akan dilakukan 2007.

Akan tetapi, melihat kecukupan cadangan devisa yang pada akhir September 2006 mencapai US$ 42,35 miliar, maka pembayaran tidak perlu menunggu sampai tahun berikutnya.

Dari catatan BPS, Indonesia pada tahun 2006-2007 menorehkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Pada 2006, Indonesia tumbuh 5,5% dan melesat hingga 6,3% pada 2007. Sekitar 2006, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor pengangkutan dan komunikasi 13,6%.

Selain itu, semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2006, dengan pertumbuhan tertinggi pada konsumsi pemerintah sebesar 9,6 persen, diikuti oleh ekspor 9,2 persen, konsumsi rumah tangga 3,2 persen, pembentukan modal tetap bruto 2,9 persen, serta pengaruh pertumbuhan impor sebesar 7,6 persen.

Dengan demikian, ekonomi Indonesia saat itu cukup kuat untuk melunasi utang IMF tersebut. Saat itu, Sri Mulyani Indrawati yang menjabat sebagai menteri keuangan, menegaskan bahwa percepatan pelunasan utang ke IMF telah mempertimbangkan seluruh aspek perekonomian.

Oleh karena itu, pemerintah memercayakan kepada BI untuk memperhitungkan seluruh aspek perekonomian yang terkait dengan percepatan pelunasan utang tersebut. BI pun memproses pelunasan tersebut.

"Kami mengatakan kepada IMF bahwa kami akan melunasi utang hari ini. Sesuai mekanismenya, penyelesaian akan rampung dalam lima hari. Jadi minggu depan kita tidak punya utang lagi kepada IMF," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) kala itu, Burhanuddin Abdullah.

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek