Analisis Sementara Soal Penyebab Dentuman Misterius Sumenep
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengumpulkan data awal terkait fenomena suara atau dentuman misterius di Sumenep, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Dentuman misterius itu mengantongi terdengar di Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur akhir pekan lalu.
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Pasuruan Suwarto mengatakan berdasarkan alat pendeteksi getaran atau seismograf yang dipasang beberapa hari sebelumnya, BMKG menduga fenomena dentuman alam tersebut akibat benturan material di dalam gua atau rongga bawah tanah.
"Jenis batuan kapur, biasanya itu ada potensi semacam berongga-rongga di bawah tanah. Tapi kalau melihat video yang beredar itu kan intensitas bunyinya kecil," kata Suwarto, Senin (14/8).
Kendati begitu, ia menyebut hasil observasi awal itu hanya dugaan sementara dari hasil observasi yang dilakukan sejak Minggu (13/8).
"Kita bicara berdasarkan data, jadi berdasarkan data geologi itu mengarah (adanya material yang saling berbenturan di dalam rongga) itu, jadi batuan-batuan karstnya itu bisa jadi ada semacam kemungkinan berongga dan jatuh (berbenturan)," jelasnya.
Data-data tersebut saat ini sudah dibawa BMKG Pasuruan untuk diteliti lebih lanjut. Menurutnya data ini baru dari sisi geologi.
"Data dari sisi geologi saja, kalau dari getaran kan tidak ada. Memang kita kesulitan untuk menyimpulkan, karena waktu kita pasang alatnya juga tidak ada getaran atau suara itu ya," jelasnya.
Penelitian dengan seismograf ini akhirnya dilepas usai tak ditemukan getaran atau bunyi apa pun. Setelah ini, pihaknya akan melakukan analisis mendalam dari segi geologi atau lapisan batuan di kawasan Dusun Tengah, Desa Moncek Tengah.
"Sampai saat ini tidak ada getaran lagi, karena kita terbatas waktu juga jadi sementara alat kita ambil dulu. Kita sudah ambil datanya dan dari data yang ada kita fokuskan ke arah geologinya, yakni analisis batuannya yang ada di situ," ungkap Suwarto.
Tak ada gua
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Andy Ricky Kurniawan mengklaim tak menemukan gua bawah tanah di sekitar lokasi.
Pihaknya mulai menelusuri dugaan keberadaan gua itu sejak mendapat laporan bunyi misterius pada Sabtu (12/8). Ia dan empat personel lainnya langsung menuju lokasi untuk melakukan asesmen awal. Dia berbincang dengan warga dan menelusuri sumber bunyi.
"Tadinya kami asumsikan, khawatirnya ada gua di radius 2 kilo[meter] atau 4 kilo itu kemudian ada orang yang masuk dari situ tanpa sepengetahuan warga, lalu ada yang menggali," ujarnya, dikutip dari detikcom, Minggu (13/8).
Berdasarkan penelusuran dan sinkronisasi dengan keterangan dari warga setempat, pada radius tertentu di wilayah tersebut tidak ditemukan gua.
"Ternyata radius 2 kilo[meter] sampai 4 kilo enggak ada gua. Makanya kami masih belum bisa memastikan penyebabnya apa. Kami masih menunggu tim ahli geologi," ungkap Ricky.
Diduga bukan peristiwa geologi
Pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo menduga suara dentuman misterius yang terjadi di permukiman warga di Sumenep bukan peristiwa geologi.
"Mungkin bukan peristiwa geologi," kata Amien.
Ia menduga, dentuman misterius itu berasal dari suara yang dihasilkan proyek yang tak jauh dari lokasi. Bisa berupa pertambangan atau pengerjaan galian.
"Bisa jadi, ada penambangan, ada penggalian sumur atau pendalaman sumur, atau ada pendalaman sumur dengan bor jojoh," jelas dia.
Namun untuk memastikan penyebab pastinya, Tim ITS sudah terjun ke lokasi suara tersebut. Mereka bakal menganalisa apa sumber suara misterius itu.
Sedangkan, Dosen Fakultas Geologi di Universitas Padjadjaran Dicky Muslim menyebut dentuman di Sumenep bisa jadi berkaitan sejumlah proses geologi.
Hal itu dikarenakan Sumenep yang berada di Pulau Madura termasuk dekat dengan zona sesar RMKS atau sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala.
"Misalnya pergeseran lapisan batuan, aliran air tanah, hingga tekanan tektonik. Ini tergantung dari kondisi geologisnya ya," kata Dicky.
(tim/dmi)
Komentar
Posting Komentar