BMKG Ungkap 3 Penyebab Kualitas Udara Jakarta Buruk, Apa Saja? - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

BMKG Ungkap 3 Penyebab Kualitas Udara Jakarta Buruk, Apa Saja?

Share This
Responsive Ads Here

 2023-08-12T07:44:00+07:00

Unknown author


BMKG Ungkap 3 Penyebab Kualitas Udara Jakarta Buruk, Apa Saja?

 BMKG mengungkap tiga faktor penyebab kualitas udara Jakarta buruk, apa saja? (Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id - DKI Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota dengan udara terburuk di dunia menurut Air Quality Index (AQI) per Sabtu (12/8/2023) pukul 07.15 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap tiga faktor penyebab kualitas udara di Jakarta buruk.

Faktor pertama, yakni musim kemarau yang menyebabkan kualitas udara cenderung naik.

“Bahwa kecenderungannya pada musim kemarau kualitas udara cenderung naik dan seperti yang kita alami sekarang. Jadi faktor yang juga mempengaruhi kondisi sekarang dan juga sebenarnya sudah terjadi di tahun-tahun sebelumnya,” ujar Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (12/8/2023).

Selain itu, Ardhasena mengatakan kualitas udara memiliki siklus harian. “Hal lainnya yang juga menarik dan perlu dicermati  bahwa kondisi kualitas udara itu ada siklus hariannya, pada saat lepas malam hari hingga dini hari cenderung lebih tinggi dari pada pagi hingga sore karena ada siklus harian,” katanya.

Faktor kedua, kata dia, yakni wilayah urban yang tersemat di Jakarta juga mendukung peningkatan kualitas udara buruk. “Fenomena lain yang juga menarik dan juga kita di wilayah urban,” tuturnya.

Ketiga, kata Ardhasena, yaitu adanya fenomena lapisan inversi. Fenomena ini membawa kelembapan udara yang relatif tinggi, sehingga dapat menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan.

Lapisan inversi ditandai dengan peningkatan suhu udara seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.

“Hal ketiga adalah selain tadi yang kedua siklus hariannya lebih rendah pada siang hingga sore. Kemudian karena kita di wilayah urban dan saat musim kemarau itu fenomena namanya lapisan inversi jadi ketika pagi di bawah itu cenderung lebih dingin daripada di atas,” ujar Ardhasena.

“Sehingga itu mencegah udara itu naik dan kemudian terdispensi itu penjelasan mengapa Jakarta kelihatan keruhnya di bawah dibandingkan di atas karena setting perkotaannya di mana kita hidup bersama,” katanya.

Editor : Rizky Agustian

Follow Berita iNews di Google News

Bagikan Artikel:
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages