Diancam Mau Diadukan ke WTO, Tiongkok Tak Gentar terhadap Jepang
Beijing, Beritasatu.com - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin menyatakan bahwa negaranya tidak merasa terintimidasi oleh ancaman Jepang yang ingin mengadukan Tiongkok ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait larangan impor makanan laut yang diterapkan Beijing, sebagai konsekuensi dari pelepasan limbah radioaktif dari PLTN Fukushima.
"Kami telah secara serius mengomunikasikan posisi kami mengenai masalah pembuangan air terkontaminasi radioaktif ke laut oleh Jepang dalam beberapa kesempatan," ujar Wang Wenbin dalam pernyataannya kepada media di Beijing, Tiongkok pada Rabu (30/8/2023).
Pernyataan tersebut muncul sebagai tanggapan atas pernyataan Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi, yang mengatakan,"Jepang akan mengambil tindakan yang diperlukan dengan memanfaatkan berbagai cara termasuk melalui kerangka kerja WTO."
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Keamanan Ekonomi, Jepang Sanae Takaichi menyatakan upaya mengajukan keluhan melalui WTO merupakan opsi jika upaya protes melalui jalur diplomatik terhadap Tiongkok tidak membuahkan hasil.
"Pembuangan limbah radioaktif ke laut adalah tindakan yang egois dan bertanggung jawab oleh Pemerintah Jepang. Tindakan ini telah dikritik oleh komunitas internasional dan langkah-langkah pencegahan yang relevan telah diambil," kata Wang.
Menurut Wang, tindakan Tiongkok selama ini telah sesuai dengan hukum di Tiongkok dan juga peraturan "The WTO Sanitary and Phytosanitary (SPS) Agreement", yang mengatur keamanan makanan, kesehatan hewan, dan tumbuhan.
"Otoritas yang berwenang di Tiongkok telah segera mengambil tindakan terhadap produk-produk laut yang berasal dari Jepang. Ini adalah langkah yang sesuai, masuk akal, dan diperlukan," tegas Wang.
Ia juga menekankan bahwa Tiongkok tetap melindungi keamanan misi diplomatik dan konsuler asing serta hak-hak dan kepentingan warga asing di Tiongkok sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun, ia juga meminta Jepang untuk memastikan keamanan misi diplomatik dan konsuler Tiongkok, institusi, perusahaan, serta warganya, termasuk wisatawan Tiongkok di Jepang.
Wang mengungkapkan bahwa akar permasalahan dari situasi ini terletak pada sikap Pemerintah Jepang yang mengabaikan kritik keras dari komunitas internasional dan memutuskan untuk membuang limbah nuklir Fukushima ke laut secara sepihak dan paksa.
Pada tanggal 24 Agustus 2023, Jepang mulai membuang air limbah nuklir dari PLTN Fukushima, meskipun terjadi penolakan dari komunitas nelayan lokal dan Tiongkok. Dalam tahap awal, operator Tokyo Electric Power Company (TEPCO) akan mencampur sekitar 7.800 ton air olahan dengan air laut, dan air campuran tersebut akan dilepaskan selama 17 hari berturut-turut.
Fasilitas pembuangan vertikal, yang dikelola oleh TEPCO, telah diisi dengan air yang diolah dan dicampur dengan air laut dalam rasio tertentu. Setiap ton air olahan dicampur dengan sekitar 1.200 ton air laut.
Kompleks TEPCO mengandung sekitar 1,3 juta ton air olahan. Karena kapasitas penyimpanan terbatas, Jepang memutuskan untuk membuang air tersebut ke laut.
Komentar
Posting Komentar