Kasus Mahasiswa UI Dibunuh Menunjukkan Pentingnya Literasi Keuangan By BeritaSatu - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image

Post Top Ad

demo-image

Kasus Mahasiswa UI Dibunuh Menunjukkan Pentingnya Literasi Keuangan By BeritaSatu

Share This
Responsive Ads Here

 

Kasus Mahasiswa UI Dibunuh Menunjukkan Pentingnya Literasi Keuangan

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
July 24, 2023
Mahasiswa Universitas Indonesia

Depok, Beritasatu.com - Mahasiswa UI dibunuh karena motif uang. Kasus pembunuhan Muhammad Naufal Zidan atau MNZ (19) menjadi perhatian khusus karena pelaku adalah rekannya sendiri di UI, yaitu Altafasalya Ardnika Basya (23), yang dikenal sebagai Altaf.

Korban adalah adik kelas pelaku di jurusan Sastra Rusia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia karena pelaku terjerat utang pinjaman online (pinjol) dan kerugian investasi kripto hingga Rp 80 juta. Meskipun pelaku memahami instrumen-instrumen keuangan tetapi tidak bisa mengatur keuangan sehingga terbelit utang dan mendorong pelaku ingin menguasai harta korban.

Pengamat Sosial dari UI, Devie Rahmawati menggarisbawahi pentingnya pendidikan tentang pengelolaan keuangan. Ia juga menekankan bahwa baru-baru ini ada kasus mutilasi yang memiliki motif serupa, yaitu berhubungan dengan masalah pinjol.

"Kasus-kasus seperti bunuh diri oleh ibu dan anak, atau tindakan bunuh diri lainnya yang dipicu oleh masalah utang, terus mendominasi berita media kita. Bahkan, konflik dalam keluarga dan perceraian seringkali dipicu oleh masalah keuangan," ungkapnya pada Sabtu (5/8/2023).

Devie menyatakan bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang mengherankan. Di banyak negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang, anak-anak sudah diajarkan konsep keuangan sejak usia dini, bahkan sejak usia 3 tahun. Mereka diajarkan tentang sumber-sumber pendapatan dan bagaimana mengelola uang.

"Istilahnya, di Amerika Serikat, anak usia 6 tahun sudah diajarkan untuk mencari uang tambahan setelah pulang sekolah," imbuhnya.

Devie, yang juga seorang dosen di Program Studi Vokasi UI, menjelaskan bahwa literasi keuangan melampaui sekadar menabung atau tren investasi saat ini. Hal ini mencakup pemahaman tentang kerja keras, kemampuan mengelola keinginan yang tidak terbatas, memahami prioritas dalam hidup, serta kemampuan berpikir logis dan melakukan riset tentang investasi atau berutang tanpa mengorbankan kualitas hidup.

Dalam konteks ini, Devie mengapresiasi langkah Kemendikbud Ristek yang sedang mengembangkan kurikulum tentang literasi keuangan mulai dari tingkat sekolah dasar. Ia berharap langkah ini dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah terjadinya kasus-kasus kekerasan dan kematian yang terus berlanjut.

"Kita perlu mengapresiasi upaya Kemendikbud Ristek dalam merancang kurikulum literasi keuangan sejak usia dini. Semoga ini bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mencegah kasus-kasus kekerasan dan kematian yang terus terjadi," tutupnya.

Type-light.3f210b01
Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages