Mengenang Bengkel Kereta Api Madiun, Dulu Terbesar di Jawa, Kini Telah Tiada! - ZONA SURABAYA RAY

 

Mengenang Bengkel Kereta Api Madiun, Dulu Terbesar di Jawa, Kini Telah Tiada!

ZONA SURABAYA RAYA - Madiun ternyata pernah memiliki bengkel kereta api terbesar dan terlengkap di Pulau Jawa.

Sayangnya, kini bengkel kereta api tersebut sudah tidak lagi aktif, padahal di masa kejayaannya bengkel ini pernah menjadi andalan perbaikan kereta api di Jawa.

Dilansir dari laman resmi Kereta Api Indonesia (KAI), bengkel Kereta Api Madiun atau dalam bahasa Belanda Weerkplatas Madiun didirikan setelah pembukaan jalur kereta api di Madiun yakni akhir abad ke-19.

Jalur kereta api di Madiun sendiri diresmikan oleh Belanda pada tanggal 1 Juli 1882.

Stasiun Madiun yang menjadi pusat dari jalur kereta api di Madiun juga diresmikan pada tanggal 1 Juli 1882.

Sehingga jarak antara pembangunan jalur kereta api di Madiun dengan Weerkplaats Madiun tidak terlalu jauh.

Belanda memiliki kepentingan ekonomi untuk membangun jalur kereta api di Madiun. Jalur tersebut menghubungkan kota-kota besar Jawa seperti Surakarta dan Surabaya.

Lokasi Madiun menang sangat strategis karena berada di antara Surakarta dan Surabaya.

Selain itu, wilayah Karesidenan Madiun sendiri juga menghasilkan banyak komoditas alam yang penting guna keperluan ekspor pemerintah kolonial.

Komoditas alam tersebut yakni gula dan kopi. Keberadaan komoditas gula dan kopi membuat pemerintah kolonial menyediakan sarana transportasi agar pengangkutan gula dan kopi ke Pelabuhan Surabaya dapat dilakukan dalam skala besar dan cepat.

Sementara itu, Weerkplaats Madiun didirikan tepat di belakang Stasiun Madiun atau di sebelah utara Stasiun Madiun.

Di era kolonial, Bengkel Kereta Api Madiun memegang peranan penting dalam pengecekan seluruh fasilitas Staatsspoorwegen (perusahaan kereta api pemerintah Kolonial Belanda) di wilayah eksploitasi timur.

Suku cadang-suku cadang kereta api juga tersedia secara lengkap di Weerkplaats Madiun.

Bahkan Weerkplaats Madiun juga memegang peranan sebagai lokasi untuk merakit jembatan-jembatan kereta api di jalur Surabaya-Tarik dan Probolinggo-Panarukan.

Ketika Jepang menggulingkan kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda tahun 1942, Weerkplaats Madiun tidak kehilangan peranannya.

Namun bengkel kereta api tersebut lebih banyak berperan sebagai tempat perbaikan perlengkapan militer tentara Jepang.

Peranan sebagai perbaikan perlengkapan militer terus berlanjut sampai Indonesia merdeka.

Pasca kemerdekaan Indonesia nama bengkel kereta api Madiun yang pada zaman Belanda bernama Weerkplaats berubah menjadi Balai Yasa Madiun.

Oleh pihak Indonesia, Balai Yasa Madiun digunakan pula sebagai tempat membuat berbagai persenjataan tradisonal selama perang kemerdekaan, seperti pedang dan clurit.

Sedangkan untuk senjata api, saat perang kemerdekaan, Balai Yasa Madiun berperan sebagai bengkel senjata api milik para pejuang Indonesia.

Di zaman perang kemerdekaan inilah Balai Yasa Madiun berhasil mengalihkan bahan bakar lokomotif kereta api yang semula dari kayu bakar ke solar.


Mengenang Bengkel Kereta Api Madiun, Dulu Terbesar di Jawa, Kini Telah Tiada
Mengenang Bengkel Kereta Api Madiun, Dulu Terbesar di Jawa, Kini Telah Tiada /PT KAI/

Pada perkembangannya, peranan Balai Yasa Madiun semakin penting, karena menerima alat-alat berat dari Balai Yasa Manggarai di Jakarta beserta para pegawainya yang mengungsi ke Madiun.

Baca Juga: Misteri Perundingan Sarangan yang Katanya bikin PKI Ngamuk di Madiun

Namun Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948 melumpuhkan aktivitas Balai Yasa Madiun.

Pasca pengakuan kedaulatan 27 Desember 1949, Balai Yasa Madiun secara mutlak berada di bawah kendali pemerintah Indonesia.

Pemerintah Indonesia membentuk Djawatan Kereta Api (DKA) untuk mengurus masalah perkeretaapian. Sehingga Balai Yasa Madiun di bawah pengelolaan DKA.

Kondisi negara yang telah aman membuat Balai Yasa Madiun kembali berfungsi seperti sebelumnya yakni bengkel kereta api. Pada perkembangannya, Balai Yasa Madiun ditutup.

Sementara itu, DKA kemudian berubah nama menjadi PJKA. Lalu pada tahun 1981 pemerintah Indonesia meresmikan perusahaan negara yang bergerak di bidang pembuatan kereta bernama PT INKA.

Lokasi PT INKA berada di gedung eks Balai Yasa Madiun. Sedangkan PJKA sempat beberapa kali berubah nama, hingga akhirnya tahun 2010 menjadi PT KAI. ***

Baca Juga

Komentar