Perancis, Jerman, dan Inggris: Pertempuran di Gaza Harus Diakhiri Sekarang!
PARIS, KOMPAS.com - Para pemimpin Perancis, Jerman, dan Inggris pada Senin (12/8/2024) menyerukan, tidak boleh ada penundaan lebih lanjut dalam merundingkan gencatan senjata di Gaza.
Pernyataan bersama tersebut nyatanya muncul setelah Israel meluncurkan salah satu serangan paling mematikan di Gaza sejak Oktober lalu.
Tim penyelamat sebelumnya melaporkan, serangan udara Israel pada Jumat (9/8/2024), menewaskan sedikitnya 93 orang di sebuah sekolah agama di Gaza utara yang menampung para pengungsi Palestina.
Baca juga: Israel Kembali Perintahkan Evakuasi, Warga Gaza: Kami Lari dari Kematian ke Kematian
"Pertempuran harus diakhiri sekarang, dan semua sandera yang masih ditahan oleh Hamas harus dibebaskan," kata Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam sebuah pernyataan bersama.
"Warga Gaza membutuhkan pengiriman dan distribusi bantuan yang mendesak dan tanpa hambatan. Tidak boleh ada penundaan lagi," tambah mereka, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.
Mereka juga menyambut baik kerja "tak kenal lelah" para mediator Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS) untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata Gaza dan pembebasan para sandera.
Baca juga: Tak Ikut Perundingan Gencatan Senjata, Hamas Serahkan ke Mediator
Beberapa putaran negosiasi untuk gencatan senjata di Gaza telah gagal hingga saat ini, kecuali gencatan senjata selama satu minggu yang dilakukan pada akhir November lalu.
Para mediator internasional telah mengundang Israel dan Hamas untuk melanjutkan perundingan menuju gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera yang telah lama dicari.
Hal itu terjadi ketika pertempuran di Gaza dan pembunuhan para pemimpin militan yang bersekutu dengan Iran telah membuat ketegangan melonjak di Timur Tengah.
Hamas pada Minggu (11/8/2024) meminta para mediator AS, Qatar, dan Mesir untuk mengimplementasikan rencana gencatan senjata di Gaza yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden, dan bukannya mengadakan "lebih banyak perundingan".
Baca juga: Kamala Harris: Terlalu Banyak Kematian Warga Sipil di Gaza
Juga desak Iran tahan diri
Dalam pernyataannya, ketiga pemimpin Eropa tersebut juga mendesak Iran dan sekutunya untuk menahan diri dari serangan-serangan yang akan meningkatkan ketegangan regional dan membahayakan kesempatan untuk menyepakati gencatan senjata serta pembebasan para sandera.
"Mereka akan memikul tanggung jawab atas tindakan yang membahayakan kesempatan untuk perdamaian dan stabilitas. Tidak ada negara atau bangsa yang diuntungkan dari eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah," ujar Macron, Scholz, dan Starmer.
Perang Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.198 orang, sebagian besar warga sipil.
Baca juga: Bertemu Mahmoud Abbas, Putin Nyatakan Dukungan untuk Rakyat Palestina
Hamas juga dilaporkan menahan 251 orang, dengan 111 di antaranya masih ditawan di Gaza, termasuk 39 orang yang menurut militer telah tewas.
Sementara itu, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.790 orang, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Komentar
Posting Komentar