Meningkat dalam Tiga Tahun, Kalsel Catat 904 Penderita HIV/AIDS di 2024, Banjarmasin Tertinggi - Banjarmasinpost
kesehatan,
Meningkat dalam Tiga Tahun, Kalsel Catat 904 Penderita HIV/AIDS di 2024, Banjarmasin Tertinggi - Banjarmasinpost
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Saat ini kasus HIV/AIDS di Kalimantan Selatan terus mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir, sehingga menjadi perhatian serius berbagai pihak.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel, tercatat estimasi kasus HIV/AIDS ada 904, dalam periode Januari hingga Oktober 2024. Dari jumlah tersebut, Banjarmasin menempati posisi tertinggi dengan 221 kasus.
Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama pada 2023 dengan 705 kasus, serta 605 kasus pada 2022.
Kasus HIV/AIDS bak fenomena gunung es. Plt Kepala Dinkes Kalsel, Nurul Ahdani, menganggap tingginya angka temuan tersebut sebagai hal positif.
"Kasus tinggi memang mesti jadi perhatian. Tapi di satu sisi, temuan angka tinggi ini menjadi angin segar, karena petugas bisa memberikan penanganan sedini mungkin," kata Nurul, Senin (2/12/2024).
Baca juga: Pro dan Kontra Pelaksanaan Pilkada Banjarbaru 2024, Akademisi Unair Turut Sampaikan Pendapat
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Desa Mantimin Balangan, Dua Orang Tewas Termasuk Bidan Desa
Nurul mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat komitmen dalam menanggulangi HIV/AIDS.
"Pemerintah berkomitmen memberikan perlindungan dan dukungan penuh bagi individu yang terdampak HIV/AIDS," ujarnya.
Peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia, yang jatuh pada 1 Desember, tahun ini dilaksanakan di Siring Menara Pandang Banjarmasin pada Minggu (1/12/2024).
Tema yang diusung yakni "Hal Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa."
Acara ini menyoroti lima hak utama: akses layanan kesehatan yang setara, informasi komprehensif, perlindungan hukum, kesetaraan dalam pendidikan dan pekerjaan, serta akses pelayanan publik dan kesejahteraan.
Pemprov Kalsel menargetkan pencapaian "Three Zero HIV/AIDS" pada 2030: Zero Infection (tidak ada infeksi baru), Zero AIDS-related Deaths (tidak ada kematian terkait AIDS), dan Zero Discrimination (tidak ada diskriminasi terhadap ODHA).
Langkah konkret yang akan ditempuh mencakup program pendidikan dan sosialisasi yang luas, penyediaan layanan kesehatan yang merata, serta perlindungan hukum yang adil dan inklusif.
"Penanganan HIV/AIDS adalah tanggung jawab bersama untuk meningkatkan kesejahteraan dan melindungi hak asasi manusia," tambah Nurul.
Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, lembaga kesehatan, dan sektor terkait diharapkan dapat mewujudkan target Three Zero HIV/AIDS pada 2030 serta menciptakan lingkungan yang inklusif dan aman bagi ODHA di Kalsel.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)
Komentar
Posting Komentar