Puluhan Perempuan di Kota Malang Terdeteksi Idap Kanker Serviks - detik

 Kesehatan,

Puluhan Perempuan di Kota Malang Terdeteksi Idap Kanker Serviks

Kota Malang 

-

Kanker serviks di Indonesia menjadi salah satu masalah besar. Karena kebanyakan pasien kanker serviks datang berobat saat sudah pada stadium lanjut.

Deteksi dini yang pernah dilakukan mencatat puluhan perempuan di Kota Malang mempunyai risiko terhadap kesehatan alat reproduksi pada stadium awal.

Hal ini terungkap dari program deteksi dini kanker serviks melalui metode pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Acetat) yang digelar Dinas Kesehatan secara rutin dengan sasaran perempuan menikah di Kota Malang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang dr Husnul Muarif mengungkapkan dalam program skrinning (IVA) di tahun 2023 diketahui ada sekitar 51 perempuan yang telah menikah mempunyai gejala awal risiko kanker serviks.

Sementara dalam pemeriksaan IVA di tahun 2024 ditemukan setidaknya 15 perempuan menikah mempunyai gejala awal, dari jumlah sasaran sebanyak 400 orang.

"Kita catat yang tahun kemarin, 2023 ada sekitar 51 perempuan sudah menikah. Yang terdeteksi kanker serviks, tapi baru stage awal," ujar Husnul kepada wartawan, Senin (9/12/2024).

Husnul menerangkan dari temuan gejala awal itu kemudian ditindaklanjuti dengan memberikan penanganan lanjutan di Puskesmas. Untuk mencegah risiko lebih besar dialami para perempuan tersebut.

"Dari kasus itu, kemudian ditindaklanjuti dengan krioterapi yang dilaksanakan di Puskesmas," terang Husnul.

Husnul menyebut bahwa kanker serviks atau kanker mulut rahim disebabkan oleh virus Human Papillomavirus (HPV) yang menyerang sel-sel leher rahim.

Selain kanker ovarium, kanker serviks merupakan dua jenis kanker yang bisa mengancam nyawa perempuan.

"Kanker serviks disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV). Maka pencegahan melalui screening atau deteksi dini perlu dilakukan," tegas Husnul.

Husnul menambahkan ada beberapa faktor seorang perempuan utamanya usia dewasa terserang human papillomavirus. Yakni, kurangnya pola hidup sehat dan menjaga kesehatan organ reproduksinya.

"Kalau risiko mungkin hampir ke semua. Kebersihan menjadi faktor utama. Maka dari itu deteksi dini sangat perlu dilakukan," pungkasnya.

(dpe/iwd)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita