TNI AL Terima KRI Hampala 880 dan KRI Lumba-lumba 881, Kapal Patroli dengan Senjata Setara Korvet KRI Bung Karno 369 - Indomiliter

 

TNI AL Terima KRI Hampala 880 dan KRI Lumba-lumba 881, Kapal Patroli dengan Senjata Setara Korvet KRI Bung Karno 369

Untuk kesekian kalinya, galangan kapal swasta nasional, PT Caputra Mitra Sejati (CMS) meluncurkan kapal patroli dengan ukuran panjang 60 meter (PC-60). Namun, kabar terbaru bukan sebatas peluncuran, melainkan penyerahan sekaligus peresmian/komisioning atas dua kapal patroli PC-60, yang artinya kapal sudah diterima dalam kondisi siap operasional oleh TNI AL, dua kapal tersebut adalah KRI Hampala 880 dan KRI Lumba-Lumba 881.

Baca juga: KRI Dorang 874 dan KRI Bawal 875 – Kapal Patroli yang Bisa ‘Di-Upgrade’ Menjadi Kapal Cepat Rudal

Peresmian kedua kapal perang ini dipimpin langsung oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali, Selasa (17/12/2024) di Dermaga KBT Sunda Kelapa, Jakarta Utara. “Pada hari ini Selasa, 17 Desember 2024, pukul 09.17 WIB, dengan ini KRI Hampala dan KRI Lumba-Lumba saya resmikan untuk TNI Angkatan Laut,” kata KSAL di lokasi peresmian.

Kedua kapal akan ditempatkan berbeda, yakni KRI Hampala 880 untuk penempatan di Satuan Kapal Patroli Lantamal XI Merauke dan KRI Lumba-Lumba-881 di Satuan Kapal Patroli Lantamal XIII Tarakan. Kapal PC 60 ini dibutuhkan karena kontigensi di wilayah tersebut, khususnya dalam mengatasi eskalasi mendesak dari kejahatan di laut.

Kapal PC-60 ini memiliki spesifikasi teknis yaitu panjang 61,20 meter, lebar 8,50 meter. Adapun kecepatan maksimum 24 knots dengan kecepatan jelajah 17 knots. Sebagai dapur pacu, PC-60 menggunakan mesin pendorong pokok 2 unit MTU 20 V 4000 M 73 L (2050 RPM/3600 KW).

Dengan kodratnya sebagai kapal patroli, kedua PC-60 dibekali persenjataan yang lumayan memadai di kelasnya, yaitu pada haluan sudah terpasang meriam Marlin Leonardo Marlin kaliber 40 mm besutan Italia, dan pada bagian deck belakang terdapat dua pucuk senapan mesin berat  kaliber 12,7 mm produksi PT Pindad. Sebagai catatan, meriam pada kedua PC-60 ini sejenis dengan meriam pada korvet Kepresidenan (VVIP) KRI Bung Karno. Menjadikan kapal patroli PC-60 punya standar senjata yang sama dengan korvet. Lebih detail tentang Leonardo Marlin 40 dapat Anda simak pada tautan di bawah ini.

Meriam Leonardo Marlin 40 Telah Terpasang di Korvet ‘Kepresidenan’ KRI Bung Karno 369

“Dengan kecepatan maksimum 24 knots dan kelincahan yang dimiliki, kapal ini mampu memenuhi berbagai misi operasi baik penegakkan hukum di laut, infiltrasi, eksfiltrasi maupun misi SAR dengan sangat baik,” ungkap KSAL.

Bersamaan dengan ini, KSAL juga mengukukuhkan Komandan KRI Hampala 880 yaitu Mayor Laut (P) Hariz Sandy Wibowo dan KRI Lumba Lumba-881 yaitu Letkol Laut (P) Guntur Prastyawan.

Saat, KSAL dijabat Laksamana TNI Yudo Margono, disebut bahwa kapal patroli TNI AL ini bisa ditambahkan rudal yang memungkinkan status kapal dapat ditingkatkan menjadi kapal cepat rudal (KCR). Ini menarik, pasalnya sesuai kodrat, kapal Satrol memang tidak dipersiapkan untuk membawa rudal apa pun. Persenjataan paling tinggi adalah kanon RCWS (Remote Control Weapon System) di kaliber 30 mm atau meriam 40 mm.

Namun, dengan ukuran kapal patroli yang mencapai 60 meter, maka terlihat ada fleksibilitas untuk suatu waktu dipasangkan dudukan peluncur rudal, khususnya rudal anti kapal. “Nantinya apabila dalam kondisi darurat ataupun negara dalam keadaan bahaya, kapal ini bisa kita tambah rudal, karena memang juga bisa dimuati rudal dan sudah disiapkan juga ruangan untuk saluran rudalnya,” kata KSAL.

Dikutip dari siaran pers Dispenal, PC-60 yang dibangun di galangan PT CMS merupakan pengembangan kapal patroli yang dulu sering dibangun yaitu jenis PC-40, selanjutnya dikembangkan menjadi PC-60 agar dapat mendukung tugas-tugas TNI AL di masa situasi damai dalam penegakkan hukum laut melaksanakan patroli keamanan hingga ke wilayah ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif).

Kapal patroli PC-60 100 persen rancang bangunnya dibuat oleh anak bangsa, dimana dalam proses pembangunannya melibatkan putra-putri terbaik bangsa dan para ahli serta lulusan dari kampus terkemuka di Indonesia, dan 80 persen local content dari dalam negeri, akan tetapi mesin dan senjatanya masih mendatangkan dari luar negeri.

Kapal dengan bobot 520 ton ini diklaim memiliki ketahanan berlayar selama 6 hari serta dapat mengangkut 46 personel plus 9 personel cadangan. (Bayu Pamungkas)

Kapal Patroli Bakamla RI Kini Dibekali Senapan Mesin Berat Pindad SM-5, Lisensi dari Singapura

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya 

Artikel populer - Google Berita