Skip to main content
728

Kapal Induk Indonesia Cocok Mengangkut Pesawat Generasi Kelima yang Punya Koneksi Bandung Ini - Zona Jakarta

 

Kapal Induk Indonesia Cocok Mengangkut Pesawat Generasi Kelima yang Punya Koneksi Bandung Ini - Zona Jakarta


ZONAJAKARTA.COM - Jika Indonesia akhirnya membeli kapal induk, maka tak afdol jika tak membawa pesawat generasi kelima.

Ada pesawat generasi kelima yang punya koneksi kuat dengan Bandung Indonesia dan sangat cocok menjadi salah satu aset yang bakal nangkring di kapal induk Indonesia.

Pesawat generasi kelima itu adalah KAAN buatan Turkish Aerospace Industries (TAI).

TAI yang sudah memiliki kantor cabang di Bandung, sedang mengambangkan varian KAAN generasi kelima untuk diintegrasikan dengan kapal induk.

Wacana Indonesia membeli kapal induk kembali mencuat setelah disampaikan KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali pada temu pers di markas TNI AL, 6 Februari 2025.

Jika Indonesia memiliki kapal induk, tentunya juga harus memiliki pesawat yang akan dibawa kapal tersebut.

Pesawat tersebut tentunya yang harus bisa melakukan Short Take-off and Vertical Landing (STOVL) atau setidaknya bisa lepas landas dan mendarat pada landasan pendek di kapal induk.

KAAN memiliki hubungan dekat dengan Indonesia sehingga akan memudahkan prosedur akuisisi pesawat buatan Turki itu.

Apalagi, TAI sudah memiliki kantor cabang di Indonesia.

Selain itu, harga KAAN sebagai pesawat generasi kelima jauh lebih mudarh daripada pesawat generasi kelima yang ada saat ini seperti F-35, F-22 (Amerika Serikat), J-20 dan J-35 (China) atau Su-57 (Rusia).

Selain itu, secara geopolitik senjata dari Turki lebih aman sanksi internasional.

Setelah sukses melakukan penerbangan perdana pada Februari 2024 dan mulai ada peminat, TAI kini berencana mengembangkan jet tempur generasi kelima KAAN varian kapal induk.

KAAN varian maritim itu akan diintegrasikan dengan kapal induk asli buatan Turki, Milli Ucak Gemisi (MUGEM).

Jumat, 21 Februari 2025 | 18:08 WIB
Maket kapal induk Turki, MUGEM. Karena kapal induk ini, Turkis juga akan mengembangkan KAAN varian kapal induk. Indonesia bisa mengakuisisi KAAN varian ini jika jadi beli kapal induk. (Akun X @Defence_IDA)
Maket kapal induk Turki, MUGEM. Karena kapal induk ini, Turkis juga akan mengembangkan KAAN varian kapal induk. Indonesia bisa mengakuisisi KAAN varian ini jika jadi beli kapal induk. (Akun X @Defence_IDA)

Kepada media Turki, Direktur Naval Design Project Office (DPO), Albay Ucar mengatakan, pengembangan jet tempur KAAN untuk diintegrasikan dengan MUGEN menjadi ambisi besar Turki.

Ia optimis pengembangan itu tak akan memakan waktu lama.

Begitu selesai, maka Turki akan menjadi negara ke-8 di dunia yang memiliki kemampuan maritim lengkap, setelah MUGEM dilengkapi pesawat generasi kelima.

Menurutnya, penelitian sudah dilakukan dan KAAN sangat mudah dikembangkan sebagai pesawat berbasis kapal induk.

"Jika KAAN varian maritim sudah dikembangkan, kami akan bekerja intensif dengan TAI untuk memastikan kemampuan maksimal pesawat itu untuk lepas landas dan mendarat dalam operasi dengan kapal induk," jelas Ucar.

TAI sekarang sedang konsentrasi memproduksi KAAN untuk memenuhi pesanan Angkatan Udara Turki sebanyak 100 unit.

Pesanan sejumlah itu diharapkan selesai pada 2032 dan pada 2028 sudah ada yang bisa beroperasi.

Setelah itu, atau bahkan sejalan dengan proses produksi pesanan Angkatan Udara Turki itu, KAAN varian kapal induk akan dikembangkan.

Ucar juga menjelaskan, nantinya KAAN juga akan didampingi loyal wingman, atau drone pendamping dalam opersi militer.

"Selain mampu memproduksi pesawat lokal, kami juga memiliki produksi drone lokal seperti Kizilelma dan Bayraktar TB3 produksi Baykar, dan juga Hurjet dan ANKA-3 buatan TAI," jelasnya.

Pada awal Januari, Turki meluncurkan program pengembangan kapal induk produksi sendiri, MUGEM.

Kapal induk ini memiliki berat 60.000 ton yang besarnya hampir dua kali lipat daripada kapal induk Turki yang ada saat ini, yakni TCG Anadolu.

TCG Anadolu hanya memiliki berat 28.000 ton dan panjang 230 meter.

Sedangkan MUGEM akan memiliki panjang sekitar 285 meter dan lebar 72 meter.

Halaman:
Jumat, 21 Februari 2025 | 18:08 WIB
Maket kapal induk Turki, MUGEM. Karena kapal induk ini, Turkis juga akan mengembangkan KAAN varian kapal induk. Indonesia bisa mengakuisisi KAAN varian ini jika jadi beli kapal induk. (Akun X @Defence_IDA)
Maket kapal induk Turki, MUGEM. Karena kapal induk ini, Turkis juga akan mengembangkan KAAN varian kapal induk. Indonesia bisa mengakuisisi KAAN varian ini jika jadi beli kapal induk. (Akun X @Defence_IDA)

Jika TCG Anadolu merupakan kapal induk yang mengangkut drone, MUGEM akan mengangkut pesawat tempur.

Itu sebabnya, Turki serius mengembangkan KAAN varian kapal induk.

MUGEM akan memiliki tiga lintasan, dua untuk lintasan untuk mendarat dan satu lintasan lagi untuk lepas landasa.

MUGEM yang akan memakai mesin LM2500 dari General Electrics, diharapkan bisa membawa 50 pesawat tempur.

Langkah Prancis mengembangkan pesawat KAAN varian kapal induk itu sangat strategis bagi Indonesia yang sedang merencanakan membeli kapal induk.

Selain karena kedekatan hubungan dan ada koneksi Bandung, biaya perawatan dan operasi KAAN tidak semahal F-35 yang juga pernah dilirik Indonesia.

Apalagi, Indonesia pernah ditawari pesawat KAAN yang sampai saat ini tinggal menghidupkan kembali perundingan soal itu.

Bahkan, KAAN sangat mungkin bersedia melakukan transfer teknologi kepada Indonesia lewat PT Dirgantara Indonesia (PTDI), seperti yang mereka janjikan kepada Arab Saudi, Pakistan, Azerbaijan, dan Uni Emirat Arab.

KAAN kemungkinan memang dibanderol 100 juta dolar AS (sekitar Rp 1,6 triliun), seperti harga F-35.

Namun, jika akuisisi itu dilakukan dalam paket transfer teknologi dan sebagian dikerjakan di PTDI, maka jatuhnya akan murah dan memiliki nilai straegis tinggi buat industri pertahanan Indonesia.

Sementara jika harus membeli jet tempur F-35B yang memiliki kemampuan STOVL, maka harganya bisa mencapai 110 juta dolar AS (sekitar Rp 1,8 triliun).

Itupun, Indonesia akan terikat berbagai sistem Amerika Serikat dan pergerakan pesawatnya bisa terpantau negara produsen.

Ditambah lagi, biaya perawatan dan operasional F-35 terkenal paling mahal di dunia.

Membeli kapal induk, sudah semestinya akan sepaket dengan rencana pengadaan pesawat yang bisa diintegrasikan dalam kapal induk itu.

Maka, jika Indonesia akhirnya membeli kapal induk, maka KAAN kemungkinan akan menjadi pilihan utama karena berbagai pertimbangan, termasuk "Koneksi Bandung".

Halaman:

Posting Komentar

0 Komentar

728