PLN Butuh Rp3.760 Triliun untuk Buat Jaringan Transmisi Energi Hijau

PT PLN (Persero) membutuhkan dana investasi hingga USD235 miliar atau Rp3.760 triliun hingga 2040 untuk membangun jaringan transmisi energi hijau.

PLN membutuhkan dana investasi hingga USD235 miliar atau Rp3.760 triliun hingga 2040 untuk membangun jaringan transmisi energi hijau. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - PT PLN (Persero) membutuhkan dana investasi hingga USD235 miliar atau Rp3.760 triliun hingga 2040 untuk membangun jaringan transmisi energi hijau.
Dana tersebut dibutuhkan untuk mengatasi ketidaksesuaian (missmatch) antara lokasi sumber energi baru dan terbarukan (EBT) dengan titik-titik permintaan energi. PLN menyebut, kebutuhan jaringan transmisi tersebut mencapai lebih dari 63 ribu kilometer (km).
“Untuk itu, kami perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dengan memastikan proyek-proyek ini bankable, feasible dan memiliki risiko yang dikelola dengan baik,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo melalui keterangan resmi, Minggu (16/2/2025).
“Tanpa jaringan transmisi ini, tidak ada cara untuk memanfaatkan potensi energi terbarukan kita. Tidak ada transisi tanpa transmisi,” katanya.
Darmawan juga mengungkapkan, PLN saat ini tengah mengeksplorasi teknologi mutakhir seperti smart grid dan energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi bersih di masa depan.
“Teknologi akan menjadi kunci, tetapi tanpa semangat kolaborasi, tidak ada jalan maju. Bersama-sama, kita bisa mengatasi semua tantangan ini dan mencapai misi besar ini,” kata dia.
Dia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan lintas negara dalam mewujudkan transisi energi. Kolaborasi investasi dari segala sektor diyakini akan mampu mempercepat pencapaian target swasembada energi.
“Tantangan perubahan iklim adalah tantangan global. Tidak bisa diselesaikan dengan solusi lokal. Dibutuhkan kolaborasi kebijakan, strategi, inovasi teknologi, dan investasi bersama. Dengan ini, kita bisa mengubah Indonesia menjadi pemimpin dalam transisi energi dunia,” ucapnya.
(Rahmat Fiansyah)
Komentar
Posting Komentar