Wujudkan Generasi Emas, BAPANAS Ajar Pola Makan - Beritakota - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Wujudkan Generasi Emas, BAPANAS Ajar Pola Makan - Beritakota

Share This
Responsive Ads Here

 Kesehatan 

Wujudkan Generasi Emas, BAPANAS Ajar Pola Makan

Beritakota.id, Jakarta – Makanan merupakan sumber utama energi dan zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Namun, tidak ada satu jenis makanan pun yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan gizi manusia. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan pola konsumsi pangan yang aman, beragam, dan seimbang sejak dini agar masyarakat Indonesia dapat tumbuh menjadi individu yang sehat, aktif, dan produktif.

Salah satu konsep pola makan yang dianjurkan adalah pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA), yang terus digaungkan oleh Badan Pangan Nasional (BAPANAS) atau National Food Agency (NFA).

“Konsep ini menekankan pentingnya konsumsi berbagai jenis pangan dalam proporsi yang tepat serta memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi aman dari bahaya fisik, kimia, maupun biologi,” jelas Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan BAPANAS, Rinna Syawal, Sabtu (15/3/2025).

Sebagai upaya nyata dalam memperkenalkan pola makan B2SA, Badan ini menginisiasi program B2SA Goes to School (BGtS). Hingga tahun 2024, program ini telah dilaksanakan di 550 sekolah dan pesantren di seluruh Indonesia, melibatkan sekitar 137.500 peserta, termasuk siswa dan tenaga pendidik.

Edukasi dalam program ini disampaikan melalui metode yang interaktif dan menyenangkan, seperti dongeng, edu-games, serta lomba menggambar dan mewarnai. Metode ini dinilai efektif untuk membantu generasi muda memahami pentingnya keseimbangan gizi.

“Dengan pendekatan yang menarik, program ini bahkan mendapat dukungan dari berbagai pemerintah daerah yang mereplikasi BGtS menggunakan dana APBD. Harapannya, semakin banyak sekolah yang menerapkan budaya pola makan B2SA, sehingga anak-anak sebagai generasi penerus bangsa dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang gizi seimbang,” tambah Rinna.

Meski demikian, Rinna mengakui bahwa masih terdapat tantangan dalam meningkatkan edukasi pangan dan gizi di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan konsumsi sayur dan buah di masyarakat.

Berdasarkan data Direktorat Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA, rata-rata konsumsi sayur masyarakat Indonesia baru mencapai 250 gram per hari, sedangkan konsumsi buah hanya 150 gram per hari. Angka ini masih jauh di bawah rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 400-600 gram per hari. Padahal, Indonesia memiliki 228 jenis sayuran dan 389 jenis buah yang dapat dikonsumsi sebagai sumber gizi.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, NFA mengintensifkan sosialisasi dan edukasi mengenai diversifikasi pangan dengan melibatkan berbagai pihak melalui pendekatan pentahelix, yang mencakup pemerintah daerah, akademisi, sektor swasta, media, dan masyarakat.

Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah webinar edukasi gizi yang bekerja sama dengan Kemendikdasmen, diikuti oleh 40.000 tenaga pengajar SMP/sederajat se-Indonesia. Webinar ini membahas konsep Isi Piringku B2SA, yang menjadi panduan praktis dalam menyusun pola makan seimbang.

“Melalui para guru, diharapkan pengetahuan tentang pola makan sehat dapat diteruskan kepada siswa sejak usia dini, sehingga kebiasaan mengonsumsi sayur dan buah dapat terbentuk lebih baik,” ujar Rinna.

Konsep Isi Piringku B2SA mengedepankan pembagian komposisi makan yang ideal dalam satu piring, yakni:

  • 1/3 makanan pokok,
  • 1/3 sayuran,
  • 1/6 lauk-pauk,
  • 1/6 buah-buahan.

Prinsip ini memastikan bahwa setiap piring makanan mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral dalam jumlah seimbang. Selain itu, penerapan komposisi makan sesuai Isi Piringku B2SA juga dapat didukung dengan pemanfaatan pangan lokal yang melimpah.

Di kesempatan berbeda, Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa sosialisasi dan edukasi mengenai pola konsumsi B2SA harus semakin diperkuat dengan strategi yang inovatif dan menyeluruh.

“Ke depan, pemanfaatan teknologi digital dalam sosialisasi pola makan B2SA perlu lebih digencarkan. Seperti yang telah dilakukan melalui media sosial dan aplikasi edukasi, termasuk webinar, yang terbukti efektif menjangkau lebih banyak masyarakat, khususnya generasi muda,” ujar Arief.

Ia juga menekankan bahwa integrasi edukasi gizi dalam kurikulum sekolah dapat menjadi langkah strategis agar anak-anak semakin terbiasa dengan konsep B2SA sejak dini.

“Dengan semakin luasnya jangkauan sosialisasi dan edukasi ini, kita berharap pola makan bergizi seimbang dapat menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia,” tutup Arief. (Herman Effendi)

Baca Juga : Memasuki Ramadan, BAPANAS Koordinasi Jaga Stabilitas Pangan

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages