Waspadai Hipertensi, Penyakit “Silent Killer” yang Sering Tak Disadari Halaman all - Kompas
/data/photo/2025/04/29/68110526ecce2.jpg)
KOMPAS.com - Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, Sp.PD(K), menjelaskan bahwa hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang berbahaya karena sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
Saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (28/4/2025), dr. Andi menyebut hipertensi sebagai silent killer karena kerusakan organ baru terdeteksi ketika penyakit sudah berkembang lebih lanjut.
Hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal bila tidak ditangani secara serius.
Berikut ini adalah informasi penting seputar gejala, pengobatan, serta pola makan yang perlu diperhatikan oleh penderita hipertensi agar terhindar dari komplikasi lebih lanjut.
Mengecek Keberadaan Prajurit TNI di Kantor Kejaksaan
Baca juga: Apakah Biji Kelor Bisa Menurunkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Ulasannya
Mengenali hipertensi yang sering tidak bergejala
Salah satu tantangan terbesar dalam mendeteksi hipertensi adalah karena penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
Banyak penderita baru menyadari tekanan darahnya tinggi setelah dilakukan pemeriksaan rutin atau setelah muncul komplikasi.
Andi menyebut bahwa hipertensi layak dijuluki silent killer karena sering kali tidak terasa sama sekali hingga menimbulkan kerusakan serius pada organ tubuh.
“Pada tahap awal, tidak tampak gejala apa-apa. Jika sudah terjadi kerusakan organ, barulah tampak tanda yang spesifik,” ujarnya.
Hal inilah yang membuat hipertensi berbahaya. Karena tanpa keluhan, penderita sering kali tidak menyadari bahwa tekanan darah mereka terus-menerus tinggi.
Jika sudah merusak organ seperti jantung, ginjal, mata, atau otak, barulah muncul gejala yang lebih jelas sesuai organ yang terdampak.
Oleh karena itu, penting untuk secara rutin memeriksakan tekanan darah, terutama bagi orang dewasa, usia lanjut, atau mereka yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga. Deteksi dini menjadi kunci untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Baca juga: Apakah Daun Pepaya Dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi?
Mengapa penderita hipertensi perlu rutin minum obat
Mengonsumsi obat hipertensi bukan sekadar rutinitas, tetapi menjadi pilar utama dalam pengendalian tekanan darah pada pasien yang sudah terdiagnosis.
Banyak orang yang enggan minum obat karena merasa “baik-baik saja”, padahal tekanan darah tinggi sering tak terasa secara langsung.
Padahal, pengobatan memiliki manfaat jangka panjang yang signifikan, seperti:
Menurunkan risiko komplikasi
Obat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil, sehingga menurunkan risiko serangan jantung dan stroke.
Menghindari kerusakan organ
Tekanan darah yang terus-menerus tinggi dapat merusak pembuluh darah dan organ seperti ginjal atau otak.
Dosis bisa diminimalkan bila gaya hidup baik
“Ada sebagian kecil populasi yang disiplin betul-betul dalam pola hidup sehatnya, bila menggunakan obat pada dosis paling minimum,” ujar Andi.
Baca juga: Apakah Jahe Bisa Menurunkan Tekanan Darah Tinggi? Ini Penjelasannya…
Pre-hipertensi masih bisa dikendalikan tanpa obat
Pada tahap awal, dengan diet dan olahraga teratur, tekanan darah bisa kembali ke kisaran normal.
Namun, begitu tekanan darah masuk ke tahap hipertensi, peran obat tidak bisa diabaikan.
Konsultasi rutin dengan dokter menjadi penting untuk menyesuaikan jenis dan dosis obat agar tetap efektif dan aman digunakan dalam jangka panjang.
Baca juga: Pentingnya Mengatur Pola Makan Saat Lebaran bagi Pengidap Diabetes dan Hipertensi
Pola makan sehat yang perlu diterapkan penderita hipertensi
Salah satu faktor terbesar yang memicu hipertensi adalah pola makan yang tidak seimbang.
Makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan gula dapat mempercepat kenaikan tekanan darah serta memperburuk kondisi pasien.
Menurut dr. Andi, “Pola makan yang salah itu pro-hipertensi. Diet DASH adalah kontra-hipertensi.”
Untuk diketahui, diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) adalah pola makan yang dirancang untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
Diet ini menekankan konsumsi makanan yang kaya akan kalium, kalsium, dan magnesium—tiga mineral penting untuk mengontrol tekanan darah—serta rendah garam (sodium), lemak jenuh, dan gula tambahan.
Berikut beberapa pedoman pola makan yang sebaiknya diterapkan oleh penderita hipertensi:
Kurangi asupan garam dan sodium
Garam menyebabkan tubuh menahan lebih banyak cairan, yang membuat tekanan darah meningkat. Pilih makanan rendah sodium dan hindari makanan olahan.
Batasi konsumsi makanan berminyak
Gorengan dan makanan berlemak tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol yang memperberat kerja jantung.
Baca juga: Ginjal Sehat: Pentingnya Rutin Cek Fungsi Ginjal bagi Penderita Diabetes dan Hipertensi
Mengurangi konsumsi gula
Gula berlebih memicu resistensi insulin dan dapat menyebabkan tekanan darah naik.
Ikuti pola makan DASH
Diet ini menekankan konsumsi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak, sambil mengurangi lemak jenuh, garam, dan gula tambahan.
Mengatur pola makan bukan sekadar soal menghindari makanan tertentu, tetapi juga membentuk kebiasaan jangka panjang. Penderita hipertensi perlu mengubah gaya hidupnya agar lebih sehat dan berkesinambungan.
Hipertensi bukanlah penyakit yang dapat dianggap sepele.
Penyakit ini bisa merusak organ tubuh tanpa menimbulkan gejala apa pun pada awalnya, sehingga kerap tidak terdeteksi hingga menimbulkan komplikasi.
Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk memahami gejala hipertensi, disiplin dalam menjalani pengobatan, dan menerapkan pola makan sehat sebagai langkah preventif maupun kuratif.
Dengan mengenali tanda-tanda hipertensi, rutin minum obat sesuai anjuran dokter, dan menjaga pola makan dengan diet seperti DASH, risiko komplikasi akibat tekanan darah tinggi dapat ditekan.
Seiring waktu, kombinasi pengobatan dan gaya hidup sehat akan memberi dampak besar dalam menjaga kualitas hidup penderita hipertensi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar