Fenomena Aneh CT COVID-19 di Surabaya Terkait Varian Mu? Kemenkes Buka Suara
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) dr Siti Nadia Tarmizi bicara soal dugaan femomena aneh pada pasien Corona pekerja migran indonesia yang baru pulang ke Jawa Timur. dr Nadia menegaskan tak ada kaitan CT value dengan infeksi varian baru Corona termasuk varian Mu.
"Tidak (ada kaitan dengan CT Value), harus whole genome sequencing (WGS) tutur dr Nadia kepada detikcom Kamis (9/9/2021).
"Ini masih harus dipastikan dengan WGS. Tentu pemeriksaan WGS bisa memastikan virus COVID-19 varian apa, apakah benar varian baru," sambung dia.
Di sisi lain, dr Nadia menyebut sejauh ini varian baru Corona yang teridentifikasi di Indonesia didominasi varian Delta, menyusul varian Alpha, dan Beta. Sementara kasus COVID-19 varian Delta sudah ditemukan lebih dari 2 ribu kasus, di hampir seluruh provinsi Indonesia.
Namun, pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia dr Dicky Budiman mengungkap kemungkinan varian Mu sudah masuk Indonesia. Pasalnya, rentang waktu varian Mu pertama kali ditemukan sejak Januari 2021 di Kolombia hingga kini sudah berjalan 9 bulan.
Pemerintah diminta Dicky harus tetap memaksimalkan strategi testing, tracing, dan treatment di tengah merebaknya sejumlah varian baru Corona. Terlebih, menurut dia, Indonesia belum keluar dari krisis varian Delta.
Dikutip dari CNN, penanggung jawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) dr Ahmad Samsulhadi yang mengungkap fenomena aneh tersebut menjelaskan pasien Corona ini memiliki hasil CT Value sangat rendah. Inilah yang menjadi kekhawatiran ciri-ciri mutasi Corona baru.
"Karena kami menemukan nilai CT value 1,8 pada satu pasien," kata Samsulhadi, Rabu (8/9).
Simak Video "3 Obat yang Diuji WHO untuk Pasien Covid-19 "
(naf/up)
Komentar
Posting Komentar