Ada Sosok Jenderal Sudirman di Prangko Ukraina, Begini Kisahnya
Jakarta -
Sosok Jenderal Sudirman yang merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia menghiasi prangko Ukraina. Bagi yang heran dengan fakta ini, Duta Besar Ukraina untuk RI Vasyl Hamianin menjelaskan penyebabnya.
Ada gambar Jenderal Sudirman di Prangko Ukraina, kok bisa?
Dikutip dari Antara, jiwa kepahlawanan dan semangat Jenderal Sudirman sangat dihormati pemerintah Ukraina. Rasa penghormatan inilah yang mendorong Ukraina menerbitkan prangko dengan sosok tersebut.
Hamianin juga menjelaskan, jiwa kepahlawanan Sudirman mirip dengan salah satu pahlawan di negaranya. Dua sosok ini mengingatkan masyakakart untuk tetap semangat untuk mengangkat bendera kebangsaan di hadapan tantangan dan musuh yang kuat.
"Jiwa kepahlawanan Jenderal Sudirman sangat menginspirasi dan ada kemiripan dengan semangat dan jiwa salah satu pahlawan Ukraina," kata Duta Besar Ukraina untuk RI Vasyl Hamianin seperti dikutip dari Antara, Sabtu (29/1/2022).
Menurut Hamianin, selain sosok Jenderal Soedirman, ke depannya juga tidak menutup kemungkinan akan ada sosok pahlawan Indonesia lainnya di dalam prangko Ukraina.
"Dari sosok Jenderal Soedirman, maka bangsa Ukraina bisa menghargai kepahlawanan yang ada di Indonesia, dan sebaliknya orang Indonesia bisa menghargai, menghormati dan menginspirasi keberadaan pahlawan yang ada di masing-masing negara," tuturnya.
Selama hidupnya, Jenderal Sudirman selalu mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi. Kebesaran jiwa dan keberanian membuatnya dianugerahi Jenderal Besar Anumerta bintang lima, gelar yang hanya dimiliki beberapa jenderal di Indonesia.
Pada masa pendudukan Jepang, rakyat yang sulit mencari bahan makanan mendorong Sudirman yang saat itu seorang guru untuk membuna Badan Pengurus Makanan Rakyat (BPMR). Badan mandiri masyarakat tanpa campur tangan pemerintah Jepang itu bergerak di bidang pengumpulan dan distribusi bahan makanan untuk menghindarkan rakyat Cilacap dari bahaya kelaparan, seperti dikutip dari laman Jakarta Smart City.
Setelah mengikuti pelatihan tentara Pembela Tanah Air (PETA), Sudirman mulai berkarier sebagai prajurit. Sebagai satu tokoh yang melakukan perebutan kekuasaan dari tangan Jepang secara damai, Sudirman kelak jadi Kolonel Tentara Keamanan Rakyat, cikal bakal TNI. Ia lalu diangkat sebagai Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang RI.
Kendati menderita tuberkulosis, ia tetap terjun langsung di beberapa kampanye perang gerilya melawan pasukan Nederlandsch Indie Civil Administratie (NICA) Belanda. Ia kelak diangkat sebagai Jenderal tanpa proses akademi, namun karena prestasinya dalam memimpin pertempuran dengan Inggris dan NICA di Ambarawa.
Dalam kondisi sangat lemah dan ditandu, ia juga memimpin dalam berbagai strategi dan perang gerilya pada Agresi Militer II Belanda hingga 1949. Pada 29 Januari 1950, Sudirman wafat karena tuberkulosis di Magelang.
Jiwa kepahlawanan dan semangat Jenderal Sudirman dihormati pemerintah Ukraina lewat penerbitan prangko pahlawan revolusi RI tersebut. Duta Besar Ukraina untuk RI Vasyl Hamianin menuturkan, kemiripan jiwa kepahlawanan Sudirman dengan salah satu pahlawan di negaranya mengingatkan masyakakart untuk tetap semangat untuk mengangkat bendera kebangsaan di hadapan tantangan dan musuh yang kuat.
Selain Jenderal Sudirman, beberapa tokoh lain di dunia juga menghiasi prangko yang bukan dikeluarkan negara asalnya. Berikut para tokoh tersebut
1. Chien-Shiung Wu
Pada 1956, dua ahli teori Tsung-Dao Lee dan Chen-Ning Yang menulis makalah yang menyatakan bahwa paritas tidak simetris jika ada partikel meluruh. Di balik penemuan yang diganjar Hadiah Nobel tersebut, rupanya ada sosok Chien-Shiung Wu.
Ilmuwan kelahiran China ini direkrut Lee dan Yang untuk berkonsultasi tentang desain eksperimental mereka. Dalam ilmu fisika, semula dianggap bahwa alam tidak membedakan kiri dan kanan sehingga semua hal adalah simetris. Teori ini dikenal sebagai teori paritas, seperti dikutip dari laman Smithsonian Magazine.
Teori ini ini benar dalam interaksi elektromagnetik dan interaksi kuat. Namun, Chien-Shiung Wu dan rekan-rekannya menemukan pelanggaran paritas lewat eksperimen yang melibatkan kobalt-60, isotop radioaktif yang disarankannya dalam penelitian. Berkat penemuan ini, Lee dan Yang dianugerahi Hadiah Nobel pada 1957 atas eksperimen yang bernama 'eksperimen Wu'.
Meskipun dinamai dari namanya, staf perempuan pertama di Departemen Fisika Universy of Princeton AS tidak menerima Hadiah Nobel atas kontribusinya. Kendati demikian, ia terus berkarya dan meraih penghargaan lewat sains, di antaranya eksperimen pengayaan uranium selama Perang Dunia II hingga mempelajari perubahan molekuler pada hemoglobin terkait anemia sel sabit.
Pada Hari Perempuan dan Anak Perempuan Internasional 2021, Chien-Shiung Wu diabadikan dalam prangko United States Postal Service (USPS) Amerika Serikat. Direktur Layanan Prangko USPS William Gicker mengatakan, USPS ingin menampilkan lebih bayak prangko ilmuwan agar lebih banyak orang yang mencari tahu siapa mereka dan sumbangsihnya untuk ilmu pengetahuan.
2. Mahatma Gandhi
Tokoh perdamaian Mohandas Karamchand Gandhi diabadikan di lebih dari 100 negara lewat prangko. Sosoknya dikenal sebagai perintis demonstrasi tanpa kekerasan dan pejuang kemerdekaan, termasuk kemerdekaan ekonomi di India dari impor dan penjajahan Inggris. Dari pergerakannya, ia dijuluki Mahatma, yang dalam bahasa Sanskerta berarti yang berjiwa mulia.
Prangko Gandhi pertama didesain Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru. Prangko tersebut direncanakan rilis pada Oktober 1947 setelah dicetak di Swiss. Namun, perilisan prangko tersebut ditunda hingga 15 Agustus 1948 karena pada 30 Januari, Gandhi tewas ditembak pendukung fanatik partai kanan.
Negara pertama yang merilis prangko Mahatma Gandhi yaitu Amerika Serikat pada 26 Januari 1961, disusul Kongo pada 1987. Pada peringatan 100 tahun Gandhi tahun 1969, lebih dari 40 negara merilis prangko Gandhi secara bersamaan, dikutip dari New Indian Express.
Polandia lalu menjadi negara pertama yang merilis kartu pos Mahatma Gandhi, disusul Romania yang membuat amplop Gandhi. Pada 2009, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis prangko Gandhi.
Simak Video "Erdogan Mau Mediasi Konflik Rusia-Ukraina, Ajak Kedua Pihak Bertemu"
(twu/row)
Komentar
Posting Komentar