Pilihan

Makna Sesajen dalam Kepercayaan Masyarakat Lokal Seperti di Semeru - CNN Indonesia

 

Makna Sesajen dalam Kepercayaan Masyarakat Lokal Seperti di Semeru

CNN Indonesia
Selasa, 11 Jan 2022 16:31 WIB
Menurut Antropolog, sesajen merupakan bagian dari kepercayaan masyarakat lokal Nusantara yang sudah ada sejak lama. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia --

Antropolog Universitas Airlangga Surabaya, Toetik Koesbardiati menyayangkan aksi pembuangan dan penendangan sesajen di lokasi terdampak erupsi Semeru yang viral beberapa waktu lalu.

Menurut Toetik, sesajen merupakan bagian dari kepercayaan masyarakat sekitar yang sudah ada sejak lama, seperti animisme.

Dalam animisme, masyarakat percaya tempat-tempat di Bumi seperti gunung hingga gua memiliki jiwa. Jiwa tersebut kemudian dihormati supaya tidak mengganggu manusia.

Lihat Juga :

"Religi itu kan awalnya memang berkaitan dengan lingkungan ya. Makanya ada kepercayaan animisme," kata Toetik kepada CNNIndonesia.com, Selasa (11/1).

Sejumlah tempat di Indonesia disebut menjadi bukti kepercayaan kuno lokal ini, seperti situs punden berundak yang dipercaya sebagai tempat yang sakral. Hal itu disebut Toetik tak lepas dari kepercayaan masyarakat bahwa batu memiliki penunggu.

Toetik menyebut kepercayaan masyarakat ini juga bisa dilihat ketika peristiwa erupsi Gunung Bromo pada 2019 lalu. Peristiwa alam tersebut diyakini masyarakat setempat sebagai teguran dari leluhur kepada manusia.

Masyarakat yang berada di sekitar Bromo dan sebagian besar merupakan Suku Tengger juga melakukan Upara Kasada setiap tahun.

Upacara tersebut merupakan salah satu ritual ungkapan syukur dan agar dijauhkan dari malapetaka. Dalam upacara itu, masyarakat Tengger melakukan pengorbanan dengan membuang kurban ke kawah, berupa makanan, uang, hingga hewan ternak.

Pilihan Redaksi

"Waktu Bromo meletus kapan hari, masyarakat sekitar menganggapnya itu teguran orang tua mereka yang dalam hal ini adalah Roro Anteng dan Joko Seger, yang setiap Kasada selalu ada pengorbanan di kawahnya," kata Toetik.

"Senada juga terjadi di Semeru. Masyarakat lokal mempersembahkan sesajen kepada siapapun yang mereka percaya sebagai penguasa Semeru," lanjutnya.

Tak hanya itu, hal semacam ini juga sama halnya dengan upacara larung, bersih desa, sedekah bumi, dan lainnya. Hal-hal semacam ini selalu dilakukan masyarakat bertujuan untuk memohon kebaikan.

"Selalu ada sesajen untuk alam yang masyarakat lokal percaya bisa memberi rejeki, kemakmuran, ketenangan, termasuk keamanan dari aspek amarah alam," ucapnya.

"Apa [upacara sesajen] salah? Ya menurut saya tidak. Itu kepercayaan masyarakat. Soal kita punya kepercayaan lain ya monggo saja. Tapi enggak harus tanpa hormat terhadap kepercayaan orang lain," kata Toetik.

(frd/end)

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek