Infeksi Virus hingga Kekurangan Vitamin D Picu Diabetes Anak - Beritasatu

 

Infeksi Virus hingga Kekurangan Vitamin D Picu Diabetes Anak

Kamis, 9 Februari 2023 | 03:01 WIB
Oleh: Mardiana Makmun / FER

Ilustrasi diabetes.
Ilustrasi diabetes. (Foto: AFP)

Jakarta, Beritasatu.com - Infeksi virus hingga defisiensi vitamin D dapat memicu terjadinya diabetes melitus tipe 1 (DMT1) pada anak-anak.

Advertisement

"Diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2 pada anak-anak semakin meningkat jumlahnya. Apalagi setelah pandemi Covid-19,” kata dokter spesialis anak, Prof Dr dr Aman B Pulungan SpA(K) FAAP FRCP (Hon) dalam diskusi yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara daring, Rabu (8/2/2023).

Diabetes melitus tipe 1 umumnya diderita oleh anak-anak. Puncak serangan terjadi pada usia 5-6 tahun dan 10-12 tahun.

"Secara global, sebanyak 1,2 juta anak mengidap DMT1 pada 2021,” ungkap Prof Aman yang juga menjabat project leader Changing Diabetes in Children (CDiC) Indonesia IDAI dan Executive Director of International Pediatric Association (IPA)/Asosiasi Dokter Anak Sedunia.

Advertisement

Data IDAI 2017-2019 mengungkapkan, sebanyak 1.249 anak menderita diabetes melitus tipe 1. “Estimasi prevalensi sebenarnya jauh lebih tinggi karena tidak terdiagnosis, salah diagnosis, dan rendahnya kesadaran terhadap penyakit,” jelas Prof Aman.

Prevalensi DMT1 di Indonesia meningkat lebih besar 3,88 per 100 juta populasi pada 2000 menjadi 28,9 per 100 juta populasi pada 2010. Dan pada 2017, sebanyak 71% anak dengan DMT1 terdiagnosis saat KAD atau Ketoasidosis Diabetikum.

Meski sudah terjadi KAD, masih saja terjadi salah diagnosis. "KAD gejalanya mirip apendisitis atau infeksi saluran cerna lainnya,” ungkap Prof Aman.

Data Registri Nasional DMT1 di Indonesia mengungkapkan, pada 2022, sebanyak 1,369 anak terdiri atas 556 anak laki dan 813 anak perempuan, menderita diabetes melitus tipe 1. Sedangkan, pada 2023 meningkat pesat menjadi 1.645 pasien anak.

Prof Aman menjelaskan, DMT1 berbeda dengan DMT2. “DMT1 merupakan kondisi defisiensi insulin absolut yang disebabkan kerusakan sel beta pancreas sehingga tak mampu memproduksi insulin. Sedangkan, DMT2 merupakan kondisi defisiensi insulin relatif, yaitu produksi insulin tidak mencukupi,” jelas Prof Aman.

Apa yang memicu DMT1 terjadi? “Kalau DMT2 itu secara genetik diturunkan oleh orang tua dan juga faktor gaya hidup yang terlalu banyak makan karbohidrat dan gula. Sedangkan DMT1 karena kerusakan sel beta pankreas yang dipicu berbagai faktor, bisa infeksi virus, autoimun, hingga defisiensi vitamin D,” ungkap Prof Aman.

Infeksi virus yang paling terbaru adalah virus Covid-19. Setelah pandemi Covid-19, DMT1 pada anak-anak meningkat. “Mekanismenya, virus akan menurunkan imunitas tubuh sehingga sel beta pankreas mudah rusak dan tak mampu memproduksi hormon insulin untuk menormalkan kadar gula dalam darah,” jelas Prof Aman.

Hal sama juga terjadi pada defisiensi vitamin D. “Vitamin D itu disebut vitamin Dewa. Ada banyak hal yang terganggu apabila kekurangan vitamin D, termasuk berkurangnya imunitas tubuh sehingga menyebabkan rusaknya sel beta pankreas,” tegas Prof Aman.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

TAG: 


[Category Opsiin, Media Informasi]

[Tags Kesehatan, Featured, Diabetes, Pilihan]

Baca Juga

Komentar