Marsini Jemaah Lansia Penderita Demensia Lupa Sudah Tiba di Saudi
Madinah, Beritasatu.com - Marsini (78), jemaah haji asal Grobogan, Jawa Tengah (Jateng) sekilas tampak sehat. Di usia senjanya, ibu lima anak ini masih mampu berjalan tegap dan bicara lancar. Nenek bernama lengkap Marsini Markim Tohir ini juga mampu menyebutkan tempat tinggalnya.
Namun di balik itu, Marsini menderita demensia, atau kondisi menurunya cara berpikir dan daya ingat seseorang yang biasanya terjadi pada usia lansia atau di atas 65 tahun.
Kondisi ini pun dapat memengaruhi gaya hidup, aktivitas sehari-hari, hingga kemampuan bersosialisasi penderitanya.
Marsini kerap ingin beranjak dari tempatnya duduk di lobi Hotel Abraj Tabah, di Madinah. Ia mengatakan ingin kembali ke rumahnya untuk mandi dan bersiap-siap berangkat haji. Rupanya, ia tidak ingat telah menempuh 9 jam lebih perjalanan menumpang pesawat terbang meninggalkan Tanah Air.
Yuminah Rohmatullah, petugas haji layanan lansia Sektor 2 Daerah Kerja (Daker) Madinah mengatakan Marsini harus diupayakan tetap di tempat dengan diajak mengobrol, supaya tidak pergi sendiri.
Petugas tengah mengupayakan menemukan teman-teman sekamar jemaah haji Kloter 1 Embarkasi Solo-Yogyakarta (SOC-1) yang baru tiba di Madinah.
Yuminah mengatakan dalam penyisiran pertama setelah kedatangan Kloter SOC-1 di hotel, pihaknya mengidentifikasi sedikitnya tujuh orang masuk golongan berkebutuhan khusus. Ada yang pikun (demensia) seperti Marsini, ada yang menderita stroke, dan lainnya yang membuat mereka memerlukan pendamping.
"Ini baru penyisiran awal. Nanti bisa saja bertambah karena jumlah lansia di kloter ini ada 120 orang, yang tertua usianya 86 tahun," papar Yuminah.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Ia mengingatkan itu baru untuk kategori lansia. Di kelompok usia lainnya juga ada golongan jemaah risiko tinggi yang mungkin berbutuhan khusus sehingga memerlukan pendampingan.
Kepala Bidang Kesehatan Panitia Pernyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi dr Imran membeberkan teknik mengembalikan ingatan penderita demensia.
"Biasanya dipicu karena ada gangguan dari sisi memori, atau dipicu oleh kelelahan dan dehidrasi. Penanganan awal dengan mengajak dia bercerita untuk mengembalikan ingatannya. Paling tidak ingatan dia di kampung, lalu tujuannya dari Tanah Air ke Tanah suci itu apa," tutur Imran.
Selain itu diberi minum untuk mengembalikan cairan tubuhnya. Selanjutnya, penderita demensia, menurut dokter Imran, perlu didampingi karena ia bisa kembali lupa ingatan.
"Pendampingnya itu yang akan selalu mengingatkan, merecall selalu memorinya. Tidak masalah, kalau misalnya (pendampingnya) tetangga, atau orang dikenal saat di asrama haji udah kenal itu bisa," tandas dokter Imran
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar