DPR dan LSM Ungkap Setumpuk PR Usai Maruli Menantu Luhut Jadi KSAD
Jenderal TNI Maruli Simanjuntak telah resmi dilantik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Agus Subiyanto yang menjadi Panglima TNI.
Maruli--jebolan Akmil 1992--sebelumnya adalah Pangkostrad, dan pernah pula menjadi Danpaspampres. Pria yang dikenal sebagai menantu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan itu pun memiliki pengalaman di infanteri Kopassus.
Anggota Komisi I DPR Fraksi Partai Golkar, Dave Laksono mengungkap sejumlah 'pekerjaan rumah' bagi Maruli selaku KSAD yang baru.
Ia menyoroti beberapa persoalan mulai dari situasi konflik di Papua, kesejahteraan prajurit hingga pendidikan bagi para prajurit TNI.
"Misalnya situasi di Papua satu hal lalu perumahan prajurit, kesejahteraan prajurit, pendidikan bagi para prajurit TNI," kata Dave di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (29/11).
Dave juga menyinggung beberapa persoalan lainnya, seperti alutsista hingga persoalan penegakan hukum.
Selain itu, ia menganggap di tengah Pemilu 2024 yang tengah berjalan kini netralitas TNI juga akan menjadi sorotan.
"Kita lagi masuk ke pemilu pasti juga akan dituntut memastikan bahwa TNI memiliki netralitas," ucap dia.
Dave mengatakan urusan-urusan itu belum seluruhnya terselesaikan sejak kepemimpinan para KSAD sebelum Maruli.
Ia menyebut persoalan itu akan menjadi catatan sekaligus PR bagi KSAD selanjutnya.
Dave optimistis Maruli merupakan sosok terbaik menempati posisi tertinggi di matra TNI AD itu. Ia yakin menantu Luhut Binsar Pandjaitan itu mampu menyelesaikan seluruh tugasnya nanti.
Ia pun menyampaikan Komisi I siap bersinergi dengan pimpinan TNI untuk menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.
Pakar soroti potensi bottleneck
Sementara itu, Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menyoroti potensi penumpukan alias bottleneck di balik penunjukan Maruli sebagai KSAD.
Ia berpendapat dengan usia pensiun yang masih cukup panjang, penunjukan Maruli memiliki nilai plus dan tantangan.
Nilai positifnya, Maruli bakal punya cukup waktu untuk memimpin TNI AD. Ia juga punya kans sebagai pengganti Jenderal Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI di 2025 mendatang.
Sementara, tantangannya, terkait pengelolaan pembinaan karier prajurit. Anton berpendapat ada potensi bottleneck, karena masih banyak senior Maruli di angkatan 1980-1991.
"Tantangannya tentu saja adalah bagaimana pengelolaan pembinaan karir prajurit dimana senior yakni angkatan 1989-1991 masih cukup banyak. Potensi terjadinya bottleneck menjadi membesar jika tidak disikapi dengan perencanaan dan kebijakan yang baik," kata Anton saat dihubungi, Rabu (29/11).
Selain itu, menurutnya, penunjukan Maruli jelas semakin membuka dugaan adanya ketidakpercayaan Jokowi pada birokrasi pemerintahan dalam situasi politik yang tidak menentu.
Hal itu, kata dia, membuat Jokowi kemudian menempatkan semua orang kepercayaan pada jabatan kunci.
"Tentu saja implikasinya adalah beban Maruli akan semakin berat untuk ikut menjaga netralitas TNI AD," kata dia.
Menurutnya, pekerjaan rumah utama yang harus ditangani adalah peningkatan kesiapan TNI AD di tengah geopolitik yang tidak menentu.
"Peningkatan kesiapan TNI AD menjadi krusial. Kecakapan dan pengalaman Maruli akan diuji dalam menyelesaikan pekerjaan rumah ini," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik Maruli sebagai Kepala Staf Angkatan Darat di Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11).
Maruli sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Ia mengisi posisi KSAD yang kosong setelah Jenderal Agus Subiyanto dilantik menjadi Panglima TNI.
Usai dilantik, Maruli menjamin netralitas TNI AD pada Pemilu 2024 mendatang. Ia mengaku tak segan menjatuhkan sanksi ke para prajurit yang bandel.
Maruli juga mengaku Presiden Jokowi yang secara langsung menitipkan pesan agar ia menjaga netralitas TNI di Pemilu 2024 nanti.
"Presiden menekankan tadi yang saya sampaikan, bahwa AD itu sebetulnya secara survei sudah baik, itu kalau bisa ditingkatkan lebih baik. Dan juga mengenai netralitas [Pemilu] itu yang beliau sangat tekankan," kata Maruli.
Komentar
Posting Komentar