Peluang Emas Bisnis Lewat Hilirisasi, Ekspor Briket Bernilai Ratusan Juta Rupiah
Penulis: Mita Amalia Hapsari | Editor: BW
Jakarta, Beritasatu.com – Hilirisasi disebut menjadi salah satu kunci menuju Indonesia Emas 2045. CEO Bisa Ekspor, Julio Ekspor (28) mengatakan dengan memahami konsep hilirisasi, anak muda dapat membuka peluang bisnis dengan nilai fantastis, dengan modal sederhana. Nilai ekspor briket miliknya, kini bernilai ratusan juta rupiah per bulannya.
"Banyak anak muda salah paham bahwa hilirisasi itu proyek besar pemerintah, atau hanya bisa dilakukan oleh elite dengan modal besar. Padahal, hilirisasi itu konsepnya sangat sederhana dan bagian dari keseharian yang kita hadapi,” kata Julio di Media Center Indonesia Maju di Jakarta, Selasa (12/12/2023).
Ia mengajak anak muda untuk menyadari bahwa hilirisasi adalah strategi meningkatkan nilai tambah dari komoditas yang potensial ditingkatkan menjadi produk olahan bernilai tinggi.
Seperti dirinya, ketika menerapkan konsep hilirisasi dengan memanfaatkan serabut dan batok kelapa menjadi briket. Awalnya, ia menjual arang buatannya ke tukang sate.
Menyadari nilai jualan arang yang kecil, Julio remaja lalu mendapatkan ide mengubahnya menjadi briket. Ia kemudian meluaskan pasar briketnya melalui media sosial untuk mencapai perusahaan asing.
"Dari sana saya berkembang sampai punya pabrik. Lalu aku punya pemikiran kalau ini (hilirisasi) tidak boleh diadopsi aku sendiri. Akhirnya aku melakukan edukasi di masyarakat, terus mendirikan komunitas Bisa Ekspor," ujar Julio.
Julio menyebut komunitas Bisa Ekspor kini beranggotakan 1,3 juta generasi Z yang setiap bulannya mampu mengekspor sekitar 2.000 kontainer dengan nilai mencapai Rp 400 miliar per bulan.
"Sudah ada 4.000 orang yang melakukan ekspor dari keseluruhan anggota. Success rate-nya 0,3%. Meskipun masih kecil, karena masih ada 99,7 persen anggota yang belum ekspor, dari satu orang yang melakukan ekspor, minimal dia bisa dapat Rp 200 juta per bulan," ungkap Julio.
Ia pun mengajak anak muda lain untuk turut berbisnis dengan memanfaatkan hilirisasi. Selain menjadi ladang rezeki, kata Julio, hilirisasi juga bisa memperkuat daya tahan sosial masyarakat.
"Paradigma terjajah itu masih melekat anak muda khususnya di daerah. Banyak dari mereka yang hanya berpikiran untuk tanam dan jual. Karena memang menjual barang mentah lebih mudah daripada barang jadi. Dengan hilirisasi, pola pikir itu akan berubah. Jadi, misalkan ada orang asing masuk, mereka berani menolak untuk mengekspor barang mentah dan memilih mengolah sendiri" pungkas Julio.
Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan proses menuju Indonesia Emas 2045 kian terbuka setelah Presiden Jokowi memfokuskan hilirisasi.
Menurut dia, momentum ini bisa menjadikan Indonesia sejajar dengan negara maju dan mampu mengendalikan dunia lewat sumber daya alam (SDA).
Ia menyebutkan sebelum Jokowi menjadi presiden pada 2014 lalu, Indonesia kerap mengekspor sejumlah bahan baku. Uniknya hasil bahan baku yang diolah menjadi bahan jadi kemudian diimpor oleh Indonesia itu sendiri.
"Dalam beberapa tahun terakhir, setelah presiden mengeluarkan kebijakan larangan ekspor bahan baku. Banyak negara di Eropa dan Amerika teriak,” kata Bahlil, Senin.
Komentar
Posting Komentar