Kasus Diabetes pada Anak Meningkat, Dosen Poltekkes: Layanan Kesehatan Belum Memadai | tempo
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus diabetes pada anak di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan hingga 70 kali lipat sejak 2010. Namun menurut dosen Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes) Bandung, Hotma Rumahorbo, implementasi layanan primer di Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas masih belum optimal. “Khususnya bagi komunitas anak penyintas diabetes tipe 1,” katanya lewat keterangan tertulis, Jumat 6 Desember 2024.
Pada Januari 2023, prevalensi diabetes pada anak di Indonesia adalah 2 orang per 100 ribu jiwa. Diabetes tipe 1 pada anakmencapai 90 persen dari semua kasus. Kelompok terbesarnya pada anak usia10-14 tahun yaitu 46,23 persen, kemudian usia 5-9 tahun (31,05%) usia 0-4 (19%), dan lebih dari 14 tahun (3%). Anak perempuan paling banyak (59,3%) dibandingkan anak laki (40,7%).
Saat ini menurut Hotma, belum ada kebijakan khusus penanganan diabetes tipe 1 di masyarakat seperti pada diabetes tipe 2. Akibatnya kebijakan Pos Binaan Terpadu, Pos Pelayanan Terpadu, dan Program Pengelolaan Penyakit Kronis atau Prolanis tidak sesuai untuk pasien diabetes tipe 1 karena kebutuhan layanan dan penanganan yang berbeda.
Selain itu, anak penyintas diabetes juga harus menghadapi masalah di rumah karena orang tuanya kurang paham untuk merawat. Ditambah lagi perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sosial, dan merasa diasingkan oleh kawan-kawan di sekolah. Kondisi ini menurut Hotma dikeluhkan anak hingga menjadi alasan untuk berobat dan menghindari sekolah. “Guru tidak memahami diabetes pada anaksekalipun mengetahui anak didiknya ada yang menderita diabetes,” ujarnya.
Hotma dan timnya yang lintas disiplin ilmu berupaya mencari solusi dengan mengembangkan pendekatan baru lewat model informasi, komunikasi dan tata kelola atau Inkola guna meningkatkan kualitas hidup anak penyintas diabetes. Mereka memberikan edukasi kepada 28 anak penyintas diabetes dan orang tuanya yang berasal dari Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung dengan melibatkan tenaga kesehatan Puskesmas serta para guru sekolahnya.
Guru Unik Kesehatan Sekolah dikenalkan tentang diabetes pada anak, pengawasan dan pendampingan anak selama di sekolah, peralatan yang harus disiapkan, dan kantin sehat. Sementara para perawat atau bidan dari Puskesmas dikuatkan pemahamannya tentang kebutuhan perawatan anak penyintas diabetes. “Para orang tua, guru, dan tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan selanjutnya mengikuti pendampingan selama tiga bulan.
Tim juga menggelar webinar terkait diabetes tipe 1 pada anak, Sabtu 2 November 2024 dengan jumlah peseta sekitar 280 orang. Mereka berasal dari kalangan tenaga kesehatan dan dokter dari Puskesmas dan rumah sakit, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan dan guru.
Penyakit diabetes menurut Hotma berhubungan dengan insulin yang kurang atau tidak cukup baik dalam jaringan tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh pancreas itu mengatur keseimbangan glukosa darah. Diabetes tipe 1 disebabkan oleh ketiadaan atau sedikit insulin akibat kerusakan pankreas sehingga glukosa darah meningkat (hiperglikemi) hingga bisa mengancam hidup anak. “Insulin bagi penyintas diabetes tipe 1 bagaikan oksigen yang dibutuhkan setiap hari dan sepanjang kehidupannya,” kata Hotma.
Komentar
Posting Komentar