Dunia Internasional
Trump Jadi Presiden AS, Tegaskan Ambil Alih Terusan Panama
--
Donald Trump menegaskan akan mengambil alih Terusan Panama setelah resmi dilantik sebagai Presiden ke-47 AS pada Senin (20/1). Ia tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang waktu atau cara melakukan itu.
Namun, Trump sebelumnya menolak untuk mengesampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan militer, yang berujung menuai kritik dari sekutu dan musuh Washington di Amerika Latin.
"Kami tidak memberikannya ke China. Kami pernah memberikannya ke Panama, dan kami akan mengambilnya kembali," kata Trump seperti diberitakan Reuters.
Jelang pelantikan, Trump juga mengatakan ingin mencaplok Greenland, menggambarkan wilayah Denmark di seberang lautan sebagai hal yang penting bagi kepentingan keamanan nasional AS.
Tak hanya itu, ia juga sempat menyinggung tentang mengubah Kanada menjadi negara bagian AS.
Meskipun Trump tidak menyebutkan Greenland atau Kanada dalam pidato pelantikannya, ia memberikan sinyal tentang aspirasi teritorial selama masa jabatan empat tahun keduanya.
"Amerika Serikat sekali lagi akan menganggap dirinya sebagai negara yang sedang berkembang, negara yang meningkatkan kekayaan kita, memperluas wilayah kita, membangun kota-kota kita, meningkatkan harapan kita, dan membawa bendera kita ke cakrawala yang baru dan indah," katanya.
"Dan kita akan mengejar Manifest Destiny kita ke bintang-bintang, meluncurkan astronaut Amerika untuk menanam bintang dan garis-garis di planet Mars," tambah Trump.
Manifest Destiny adalah frasa yang awalnya dicetuskan pada pertengahan 1800-an.
Hal itu berarti kepercayaan pada hak yang ditetapkan Tuhan bagi AS untuk memperluas kendalinya di seluruh Amerika Utara, dan digunakan untuk membenarkan perampasan tanah dari Meksiko dan penduduk asli Amerika.
Trump mengatakan AS "dengan bodohnya" memberikan Terusan Panama kepada Panama.
Respons presiden Panama
Presiden Panama Jose Raul Mulino menanggapi Trump dengan menyatakan mereka mengelola terusan tersebut secara bertanggung jawab untuk perdagangan dunia, termasuk untuk AS, dan bahwa "itu adalah dan akan terus menjadi milik Panama."
Pernyataan tentang ancamannya atas Terusan Panama saat memulai masa jabatan kedua Trump menjadi yang paling mencolok tentang agenda perluasan wilayah yang telah ia susun beberapa minggu terakhir.
Amerika Serikat sebagian besar membangun terusan dan mengelola wilayah di sekitar jalur tersebut selama beberapa dekade.
Namun, Amerika Serikat dan Panama menandatangani sepasang perjanjian pada 1977 yang membuka jalan bagi pengembalian terusan tersebut ke kendali penuh Panama.
Amerika Serikat menyerahkannya pada 1999 setelah periode administrasi bersama.
"Kami telah diperlakukan dengan sangat buruk dari pemberian bodoh ini yang seharusnya tidak pernah dilakukan, dan janji Panama kepada kami telah dilanggar. Tujuan dari kesepakatan kami dan semangat perjanjian kami telah sepenuhnya dilanggar," kata Trump.
Ia mengatakan kapal-kapal AS "ditagih terlalu mahal dan tidak diperlakukan secara adil dalam bentuk atau cara apa pun."
Panama bersikeras bahwa mereka memperlakukan semua kapal yang melintasi terusan secara adil, dan mengatakan bahwa China tidak memiliki kendali atas administrasinya.
China tidak mengendalikan atau mengelola terusan tersebut, tetapi anak perusahaan CK Hutchison Holdings 0001.HK yang berpusat di Hong Kong telah lama mengelola dua pelabuhan yang terletak di dekat pintu masuk terusan Karibia dan Pasifik.
Terusan tersebut merupakan jalur air buatan sepanjang 82 km yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Atlantik melalui Panama dan sangat penting bagi impor mobil dan barang komersial AS melalui kapal kontainer dari Asia, dan bagi ekspor komoditas AS, termasuk gas alam cair.
(Reuters/chri)
Komentar
Posting Komentar