Dunia Internasional
Kapal Induk Nuklir Negara NATO Merapat ke Tetangga RI, Siaga Perang?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal induk bertenaga nuklir Prancis, Charles De Gaulle, dan kapal perang pendampingnya bersandar di Subic Bay, Filipina, Minggu (23/2/2025). Kapal itu bersandar di wilayah Manila setelah melakukan latihan dengan Angkatan Laut Filipina di wilayah Laut Cina Selatan (LCS) yang disengketakan.
Kapal induk Prancis itu bekerja sama dengan sekutu keamanan untuk kesiapan eskalasi dan mempromosikan keamanan regional. Baik Paris maupun Manila menyebut keduanya telah melakukan latihan perang antikapal selam dan udara pada hari Jumat di LCS dengan armada tersebut.
"Kami bertujuan untuk memperdalam kerja sama kami dengan mitra regional yang memiliki nilai-nilai yang sama seperti menegakkan hukum internasional dan memastikan kebebasan navigasi di ruang maritim bersama," kata Duta Besar Prancis untuk Manila Marie Fontanel pada konferensi pers hari Minggu di dek penerbangan Charles de Gaulle dikutip The Associated Press.
Fontanel berbicara di dekat beberapa jet tempur supersonik Rafale yang diparkir, sebuah helikopter serbu, dan sebuah pesawat pengintai. Bendera Prancis dan Filipina berkibar-kibar tertiup angin.
"Kehadiran kami adalah pengingat terus-menerus tentang pentingnya untuk mempromosikan dan melindungi apa yang menyatukan kita semua, hukum dan kerja sama internasional," ujar Fontanel.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, Komandan Xerxes Trinidad, menyebutkan pengerahan militer Prancis ini menggarisbawahi komitmennya terhadap keamanan regional dan tujuan bersama untuk memperkuat kerja sama maritim di Indo-Pasifik.
Prancis telah memperkuat keterlibatan militernya dengan Filipina dan negara-negara Asia Tenggara lainnya yang berselisih dengan China dalam sengketa di LCS. Tahun lalu, Angkatan Laut Paris mengerahkan fregat untuk melakukan latihan bersama Amerika Serikat dan Filipina di dalam dan di dekat perairan yang disengketakan.
Pengerahan tersebut adalah bagian dari latihan tempur tahunan terbesar, yang dikenal sebagai Balikatan (bahasa Tagalog untuk bahu-membahu), dengan melibatkan lebih dari 16.000 personel militer.
China mengecam keras latihan tersebut saat itu. Beijing mengatakan Filipina 'bersekongkol' dengan negara-negara dari luar Asia yang jelas-jelas merujuk pada AS dan mitra keamanannya, dan memperingatkan bahwa latihan tersebut dapat memicu konfrontasi dan merusak stabilitas regional.
Diketahui, China berkukuh mengklaim sekitar 90% dari LCS dalam apa yang disebut sebagai 'sembilan garis putus-putus' dimana mencakup area seluas sekitar 3,5 juta kilometer persegi (1,4 juta mil persegi).
Bahkan, China dilaporkan telah membangun kota seluas 800 ribu mil persegi di Kepulauan Paracel bernama Shansa. Diketahui, kepulauan ini merupakan titik nyala utama antara Manila dan Beijing.
Klaim Beijing tumpang tindih dengan klaim Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan dalam kebuntuan teritorial yang belum terselesaikan sejak lama. Indonesia juga terlibat dalam konfrontasi keras dengan penjaga pantai dan armada penangkap ikan China di perairan Natuna, yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif milik RI.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Komentar
Posting Komentar