Kadin Dorong Industri Tekstil Indonesia Berjaya Kembali Seperti Era 1980-an

Kadin mendorong kebangkitan industri tekstil dalam negeri yang berjaya pada era 1980-an. Upaya tersebut ditandai dengan pertemuan strategis dengan Cotton USA.

Kadin Dorong Industri Tekstil Indonesia Berjaya Kembali Seperti Era 1980-an. (Foto: MNC Media)
IDXChannel - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terus mendorong kebangkitan industri tekstil dalam negeri yang sempat berjaya pada era 1980-an. Upaya tersebut ditandai dengan pertemuan strategis antara Kadin dengan industri tekstil nasional dan Cotton USA.
Dalam acara yang berlangsung di Jakarta, Rabu (23/4/2025) tersebut, Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Bidang Investasi, Hilirisasi dan Lingkungan Hidup Kadin, Bobby Gafur Umar, menyampaikan industri tekstil mendapat perhatian khusus dari Presiden Prabowo Subianto.
Menurutnya, ini menjadi angin segar bagi industri tekstil nasional untuk bisa kembali bergairah. Ia pun berharap agar seluruh pihak turut berperan aktif menggali potensi kerja sama yang lebih erat sehingga bisa membuka peluang baru yang saling menguntungkan.
“Pak Presiden (Prabowo) menyampaikan bahwa potensi industri tekstil ini masih besar sekali. Mulai sekarang beliau akan memberi perhatian tinggi. Jadi langkah dari Kadin ini diharapkan bisa merevitalisasi industri tekstil yang dulu pernah jadi primadona Indonesia di era 80-an,” ujar Bobby.
Sementara itu, Ketua Umum Kadin Anindya Novyan Bakrie menegaskan industri tekstil nasional harus terus tumbuh dan bisa meningkatkan ekspor, meski saat ini sedang dalam masa transisi. Ia optimistis pemerintah nantinya menemukan solusi terbaik dalam memperkuat hubungan dagang dengan AS ke depan.
"Yang terpenting di sini adalah kita lihat bagaimana industri dalam negeri ini bisa terus tumbuh, dan ekspornya bisa terus meningkat. Kami percaya dengan pemerintah akan menemukan jalannya sendiri dengan Amerika. Tapi jangan lupa, industri ini harus melalui masa transisi, dan pada akhirnya harus bisa lebih baik ke depannya," kata Anindya.
Dalam momen yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa, mengungkapkan harapannya agar porsi impor kapas dari AS ke Indonesia bisa meningkat secara signifikan. Saat ini, Indonesia hanya mengimpor sekitar 17 persen kapas dari AS.
"Harapan kami ke depan bisa naik menjadi 50 persen. Kami juga berharap produk dari kapas Amerika bisa mendapatkan tarif lebih murah saat diolah menjadi benang, kain, hingga baju," tutur Jemmy.
(Febrina Ratna Iskana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar