PTDI Ditaksir Untung Besar Jika KAI Korea Selatan Jadi Pindah Fasilitas Produksi Pesawat KT-1 dari Sacheon ke Indonesia - Zona Jakarta - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

PTDI Ditaksir Untung Besar Jika KAI Korea Selatan Jadi Pindah Fasilitas Produksi Pesawat KT-1 dari Sacheon ke Indonesia - Zona Jakarta

Share This
Responsive Ads Here

 

PTDI Ditaksir Untung Besar Jika KAI Korea Selatan Jadi Pindah Fasilitas Produksi Pesawat KT-1 dari Sacheon ke Indonesia - Zona Jakarta

ZONAJAKARTA.COM- KT-1B memiliki nilai vital bagi pelatihan penerbang TNI AU, sehingga Indonesia sebisa mungkin merawat pesawat dari Korea Selatan itu.

Tak heran jika Indonesia memberikan kontrak untuk 'proyek perpanjangan umur' bagi pesawat pelatih dasar KT-1B yang saat ini dioperasikan oleh Angkatan Udara Indonesia senilai 64 juta dolar (sekitar 93 miliar won) kepada Korea Aerospace Industries (KAI) Korea Selatan.

Dikutip Zonajakarta.com dari Fntimes edisi 14 Maret 2025, CEO KAI Kang Gu-young mengumumkan pada tanggal 14 bahwa mereka menandatangani kontrak untuk 'proyek perpanjangan umur badan pesawat' untuk pesawat latih dasar KT-1B yang saat ini dioperasikan oleh pemerintah Indonesia dan Angkatan Udara Indonesia pada tanggal 13.

"Ukuran proyek ini adalah 64 juta dolar (sekitar 93,1 miliar won).

KT-1B adalah versi ekspor Indonesia dari pelatih dasar KT-1.

Proyek perpanjangan umur pesawat memperpanjang umur desain pesawat hingga waktu operasi target dengan memperkuat badan pesawat dan sayap melalui analisis operasi dan umur pesawat pelanggan.

Baca Juga:

Ruang lingkup bisnis ini meliputi pembongkaran dan pemeriksaan pesawat yang dioperasikan oleh pelanggan dan mendiagnosis umur pastinya," jelas media Korea Selatan itu.

Menurut Fntimes, dengan proyek ini pesawat KT-1B Indonesia akan memiliki umur pakai yang meningkat sekitar 150%.

Tidak memboyong armada ke Korea Selatan, KAI justru berniat untuk menempatkan teknisinya untuk bekerja dengan TNI AU dan perusahaan dirgantara Indonesia alias PTDI.

"Proyek ini akan dilaksanakan secara lokal di Indonesia, dan KAI akan mengirimkan personel profesional dan bekerja sama dengan Angkatan Udara Indonesia dan perusahaan penerbangan lokal.

Untuk tujuan ini, KAI memperluas kerja sama dengan perusahaan lokal seperti PTDI, perusahaan pertahanan milik negara Indonesia.

Rencana tersebut dimaksudkan untuk meletakkan dasar bagi pengembangan Indonesia menjadi basis dukungan lanjutan bagi pesawat produksi dalam negeri di Asia Tenggara," jelas media Korsel tersebut.

Baca Juga:

KT-1B Wong Bee adalah pesawat terbang bermesin tunggal buatan Korea Selatan dengan baling-baling berbilah lima serta rancangan warna yang khas dan kontras ini dikenal sebagai pesawat terbang yang tergabung dalam Jupiter Aerobatic Team TNI AU Indonesia.

Korea Selatan mengekspor KT-1B pertama pada tahun 2003, total 20 unit telah diekspor hingga saat ini.

Selain menggunakan KT-1B sebagai pesawat latih dasar untuk pelatihan pilot, TNI AU Indonesia juga memilihnya sebagai pesawat untuk tim aerobatik 'Jupiter' dan aktif dalam berbagai pertunjukan udara.

Di Indonesia, pesawat buatan Korea Selatan, KT-1B Wong Bee dipergunakan di Skuadron Udara Pendidikan 102 yang berpangkalan di Pangkalan Udara TNI AU Adi Sucipto.

Secara struktural, skuadron udara ini ada di bawah Wing Pendidikan Penerbang TNI AU yang berkedudukan di pangkalan udara TNI AU itu.

Dikutip Zonajakarta.com dari Antara edisi 8 Agustus 2012, pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo.

Baca Juga:

Pesawat itu lebih besar dari pesawat Maserati.

Manager Bisnis Integrasi Binis Directorat Aircraft PTDI kala itu, Sllamet Kadan menyebut PTDI bertugas merakit pesawat dari Korea Selatan itu sebelum diserahkan ke TNI AU.

Menurut Slamet pesawat itu cukup lincah dan bisa bermanuver dalam banyak formasi.

Perakitan pesawat itu sendiri dilakukan bersama teknisi dari perusahaan pembuatan KT-1B.

"Perjanjian kontraknya sih antara Korea dengan TNI-AU, PTDI hanya mendapat order asembling dan perakitannya saja, seluruh komponen dikirim dari Korea," kata Slamet.

Tak cuma ketiban rezeki nomplok saat pesawat KT-1B pertama kali tiba di Indonesia, PTDI kini juga ditaksir bakal untung besar jika KAI jadi memindahkan fasilitas produksi massalnya ke Indonesia.

Baca Juga:

Dikutip Zonajakarta.com dari Bizhankook edisi 26 Maret 2025, media Korsel itu berasumsi jika KAI dan DAPA Korea Selatan sedang mempersiapkan Indonesia jadi tempat produksi massal pesawat KT-1 di masa depan.

Halaman:

"Meskipun Badan Pengembangan Pertahanan dan produsen KAI tidak menanggapi pertanyaan tentang rincian spesifik rencana produksi lokal KT-1, berdasarkan penyelidikan saya, telah ditetapkan bahwa salah satu topik negosiasi adalah memindahkan fasilitas produksi KT-1 di Sacheon, Korea, ke Indonesia dan memproduksi semua KT-1 masa depan di Indonesia," jelas reporter Bizhankook dalam artikelnya.

Pemindahan fasilitas produksi KT-1 ke Indonesia digadang karena fasilitas produksi KAI di Sacheon saat ini terbagi menjadi fasilitas sayap tetap dan sayap putar, tetapi telah dilaporkan bahwa KAI mengalami kesulitan menangani jalur produksi massal untuk helikopter bersenjata ringan LAH-1 Mirion, helikopter serang amfibi Korps Marinir, FA-50, dan KF-21, dan dengan demikian perlu 'mengamankan ruang produksi.'

Untuk tujuan ini, KAI berupaya memperluas lokasinya, termasuk membangun pusat penerbangan sayap putar baru di Jinju, Gyeongsangnam-do pada bulan Desember tahun 2024 lalu.

Tapi KAI juga mengatakan perlu mengamankan ruang produksi baru karena menangani berbagai volume pesawat, termasuk KF-21, FA-50, KT-1, dan F-15K yang dialihdayakan ke pesawat sayap tetap.

"Apabila produksi lokal KT-1 yang tengah dibicarakan saat ini terealisasi, diharapkan baik produsen KAI maupun produsen pesawat lokal Indonesia, PTDI, dapat memperoleh keuntungan," jelas media Korsel itu.

Baca Juga:

Jika benar fasilitas produksi KT-1 dipindah KAI dari Korsel ke PTDI, maka Indonesia ditaksir bisa untung besar.

"PTDI Indonesia juga diharapkan mendapat keuntungan besar dari produksi lokal KT-1.

Akhir-akhir ini pemerintah Indonesia tengah menghadapi berbagai kesulitan, termasuk kemerosotan sementara kondisi keuangan PTDI akibat proses pengurangan belanja pemerintah.

Namun, dengan menarik lini KT-1 di samping CN-235, diharapkan akan menjadi lebih mudah dalam mempertahankan personel produksi PTDI, yang pada akhirnya berkontribusi pada pengembangan industri penerbangan Indonesia," lanjut Bizhankook dalam artikelnya.

Meski Korea Selatan belum mengumumkan secara resmi soal kabar pemindahan fasilitas produksi pesawat KT-1 ini, namun dikutip Zonajakarta.com dari Meconomynews edisi 14 Maret 2025, media Korsel itu menuebut jika KAI tengah berusaha, Masuk Skala Penuh ke "Pasar Suku Cadang Pesawat di Indonesia".

“Kami akan memperluas pasar ke berbagai platform seperti tidak hanya KT-1 tetapi juga seri T-50 dan Surion,” tulis media Korea Selatan tersebut.

Baca Juga:

Sebanyak 84 KT-1 diekspor ke empat negara: Indonesia, Turki, Peru, dan Senegal.

Halaman:

"Indonesia merupakan negara pengekspor utama KAI dan mitra pengembangan bersama KF-21, dan melalui proyek ini, KAI berencana membangun fondasi untuk pengembangan menjadi basis dukungan lanjutan di Asia Tenggara bagi pesawat produksi dalam negeri.

KAI akan melaksanakan proyek ini secara lokal di Indonesia dan berencana untuk memperkuat kemampuan dukungan lanjutan melalui kerja sama dengan perusahaan penerbangan lokal seperti PTDI, perusahaan pertahanan milik negara," jelas Meconomynews.

Pesawat biasanya dioperasikan selama 30 hingga 40 tahun atau lebih, dan skala dukungan tindak lanjut serta proyek peningkatan kinerja adalah dua hingga lima kali biaya perolehan pesawat.

Oleh karena itu, KAI berencana untuk secara aktif memperluas bisnis perpanjangan masa pakainya di pasar luar negeri untuk menciptakan peluang bisnis tambahan.

"CEO Kang Gu-young mengatakan, 'Kontrak ini merupakan sinyal bagi masuknya kami ke pasar dukungan purnajual pesawat terbang,' dan menekankan, 'Kami akan secara aktif menargetkan pasar purnajual global berdasarkan berbagai platform pesawat terbang yang dioperasikan oleh pelanggan domestik dan asing'," terang media Korsel itu mengutip pernyataan CEO KAI.

***

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arenanews

Berbagi Informasi

Media Informasi

Opsiinfo9

Post Bottom Ad

Pages