Benarkah Rasa Kesepian Membuat Gampang Sakit? Ini Penjelasan Menurut Ahli - Viva - Opsiin

Informasi Pilihanku

demo-image
demo-image

Benarkah Rasa Kesepian Membuat Gampang Sakit? Ini Penjelasan Menurut Ahli - Viva

Share This
Responsive Ads Here

 Kesehatan Mental 

Benarkah Rasa Kesepian Membuat Gampang Sakit? Ini Penjelasan Menurut Ahli

    681e36b5dbcc3-ilustrasi-seorang-merasakan-kesedihan-dan-kesepian_banyuwangi

    Sabtu, 10 Mei 2025 - 07:29 WIB

    Gaya HidupVIVA Banyuwangi – Kesepian merupakan kondisi emosional yang ditandai oleh perasaan hampa, terasing, dan kurangnya koneksi sosial yang bermakna. Lebih dari sekadar pergulatan batin yang sulit, bukti ilmiah yang berkembang pesat kini menunjukkan bahwa kesepian dapat memiliki dampak signifikan dan merugikan terhadap kesehatan fisik seseorang, melampaui efeknya yang sudah diketahui pada kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Studi-studi terbaru mulai mengungkap bagaimana isolasi emosional dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

    Dikutip dari artikel Haibunda.com, para dokter telah lama memahami bahwa kesepian berdampak buruk pada kondisi psikologis seseorang. Ini dapat memicu gangguan mental meliputi depresi, stres, kecemasan, serta berkurangnya rasa percaya diri.

    Penting untuk membedakan kesepian sebagai perasaan subjektif (merasa sendirian atau terputus secara emosional) dari isolasi sosial yang merupakan kondisi objektif (minimnya interaksi sosial atau kontak dekat). Namun, penelitian menunjukkan bahwa keduanya dapat saling terkait dan berkontribusi pada hasil kesehatan yang buruk.

    Kerentanan Terhadap Virus

    Salah satu studi yang menyorot kaitan ini dipublikasikan dalam jurnal Health Psychology. Peneliti mengukur tingkat kesepian pada sekelompok partisipan, kemudian memberikan mereka virus penyebab flu biasa melalui tetes hidung dan mengkarantina mereka. Hasil penelitian ini cukup mencengangkan: individu yang melaporkan tingkat kesepian lebih tinggi mengalami gejala flu yang lebih parah dibandingkan mereka yang tidak merasa terlalu kesepian. Fakta menarik lainnya, temuan ini berlaku terlepas dari seberapa besar atau kecilnya jaringan sosial fisik partisipan. Ini mengindikasikan bahwa perasaan kesepian itu sendiri, bukan hanya jumlah teman atau interaksi, yang berperan dalam respons tubuh terhadap penyakit. Seperti dikutip dari seorang peneliti studi tersebut, fenomena ini menggambarkan "rasanya seperti merasa kesepian di tengah keramaian."

    Spektrum Risiko Penyakit Kronis

    Studi skala besar lainnya yang dipublikasikan dalam Epidemiology and Psychiatric Sciences menguatkan temuan ini dari perspektif populasi. Penelitian terhadap data dari Denmark menemukan bahwa individu dengan hubungan sosial yang terbatas atau terputus memiliki insiden yang lebih tinggi terhadap 11 kategori kondisi medis berbeda yang dilacak. Peningkatan risiko yang paling signifikan terlihat pada gangguan mental, namun korelasi positif juga ditemukan dengan berbagai penyakit kronis lainnya, termasuk penyakit jantung koroner, stroke, demensia, sarcopenia, dan kondisi kronis lainnya.

    Temuan ini menantang pandangan bahwa keterputusan sosial hanyalah akibat dari sakit. Sebaliknya, bukti yang terkumpul semakin kuat menunjukkan bahwa isolasi sosial dan kesepian juga bisa menjadi penyebab potensial dari perkembangan berbagai kondisi medis tersebut.

    Implikasi bagi Kesehatan Publik

    Mengingat prevalensi kesepian di masyarakat modern, bukti ilmiah yang mengaitkannya dengan spektrum luas penyakit fisik menjadikannya isu kesehatan publik yang serius. Walaupun mekanisme biologis pasti yang menghubungkan kesepian dengan kerentanan fisik masih menjadi area penelitian aktif, korelasi yang konsisten dalam berbagai studi menggarisbawahi pentingnya koneksi sosial yang bermakna bagi kesejahteraan fisik secara keseluruhan.

    Mengakui dan mengatasi kesepian, baik pada tingkat individu maupun komunitas, bukan hanya demi kesehatan mental, tetapi juga merupakan strategi penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mengurangi risiko penyakit kronis di masyarakat. Tantangan dalam menjangkau individu yang kesepian dalam studi juga menunjukkan perlunya upaya lebih besar untuk mendukung dan menghubungkan kembali mereka yang merasa terisolasi.

    Comment Using!!

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Arenanews

    Berbagi Informasi

    Media Informasi

    Opsiinfo9

    Post Bottom Ad

    Pages