Erupsi Gunung Merapi Berpotensi Eksplosif, Ini Kata BPPTKG - inews

Erupsi Gunung Merapi Berpotensi Eksplosif, Ini Kata BPPTKG 

Erupsi Gunung Merapi Berpotensi Eksplosif, Ini Kata BPPTKG 
Gunung Merapi Kembali Muntahkan Awan Panas (Foto: dok BPPTKG)

SLEMAN, iNews.id – Erupsi Gunung Merapi berpotensi eksplosif menyusul terus meningkatnya aktivitas vulkanik dalam dua hari terakhir. Dari catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), sejak erupsi pada Sabtu (11/3/2023) hingga Minggu (12/3/2023) sore, terjadi 54 kali awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur terjauh 3,7 km. 

BPPTKG juga kembali mencatat terjadi awan panas guguran pada pukul 20.40 WIB dengan jarak luncuran mencapai 2.000 meter. 

Baca Juga

“Terjadi awan panas guguran terjadi pada pukul 20.40 WIB dengan jarak luncur mencapai 2.000 meter ke arah barat daya (Kali Bebeng),” kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso, Minggu (12/3/2023). 

Sebelumnya pada pukul 19.41 WIB, Gunung Merapi juga mengeluarkan awan panas guguran dengan jarak luncur mencapai 1.500 meter ke arah barat daya.

Baca Juga

Apabila Gunung Merapi meletus eksplosif, kata dia, BPPTKG berharap ada perubahan data pemantauan yang sangat mencolok, sehingga dapat memberikan peringatan dini ke masyarakat.

Hingga saat ini, status Gunung Merapi masih dipertahankan pada level 3 atau Siaga. Masyarakat juga diimbau tetap mewaspadai ancaman semburan awan panas dengan tidak melakukam aktivitas apa pun dalam radius 5 hingga 7 kilometer dari atas puncak. Selain itu, mewaspadai terjadinya banjir lahar apabila puncak Gunung Merapi diguyur hujan dengan intensitas tinggi.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan mengatakan, telah membuat rencana kontinjensi dampak erupsi ini dengan jarak sejauh 9 kilometer dari kawah Gunung Merapi.

Dengan begitu, maka ada tujuh kelurahan yang masuk dalam radius tersebut, diantaranya Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo di Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kelurahan Purwobinangun, Hargobinangun di Kapanewon Pakem serta Kelurahan Girikerto dan Wonokerto di Kapanewon Turi.

"Kalau BPTTKG sudah menyampaikan bahayanya 9 kilometer, maka kami sudah punya skenario tujuh desa teratas ini akan dilakukan evakuasi. Tapi selama itu belum, maka belum kami lakukan evakuasi," katanya.

Dia mengatakan, BPBD Sleman telah menyiapkan sebanyak 32 titik pengungsian. Setiap padukuhan yang ada di tujuh kelurahan teratas juga telah dibekali SOP terkait skenario evakuasi jika terjadi hal yang membahayakan warga.

Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNewsYogya di Google News

Bagikan Artikel:
line sharing button

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya