Pilihan

Gejolak Ekonomi Global Bisa Merambat ke Indonesia, Ini Sektor yang Bakal Terdampak - inews.id

 

Gejolak Ekonomi Global Bisa Merambat ke Indonesia, Ini Sektor yang Bakal Terdampak

inews.id
May 8, 2023
Kegiatan ekspor menjadi salah satu sektor yang bisa terdampak gejolak ekonomi global.
Kegiatan ekspor menjadi salah satu sektor yang bisa terdampak gejolak ekonomi global.

JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan gejolak ekonomi global bisa merambat ke Indonesia. Hal itu, terutama dipicu melemahnya perekonomian di negara-negara maju seperti, Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang, dan Korea Selatan.

Menurut dia, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mewaspadai gejolak ekonomi global yang berpotensi merambat, yaitu yang pertama rambatan ke ekonomi dan kedua rambatan ke sistem keuangan Indonesia.

"Untuk spesifik risiko global, pertama outlook dari ekonomi global yang melemah. Terutama di komposisinya itu adalah negara maju seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, Korea Selatan, Eropa, meskipun ternyata tidak separah seperti prediksi resesi yang dalam atau lama, tapi mereka tetap melemah," kata Sri Mulyani, dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK, di Jakarta, Senin (8/5/2023).

Di sisi lain, di China ada pembukaan ekonomi dan ini menimbulkan harapan dan dampak yang positif. Namun, kinerja ekonomi global harus tetap diwaspadai karena siklus ekonomi global masih melemah.

Menkeu mengatakan, ekonomi Indonesia masih menguat dan masih harus dijaga. Pasalnya, pelemahan ekonomi global tentu akan merambat ke ekonomi nasional, dan berdampak pada sejumlah sektor.

"Ekspor kita akan terdampak, komoditas kita terkena, impor kita juga mungkin akan terpengaruh, juga investasi terpengaruh. Ini berkaitan dengan risiko keduanya, yaitu inflasi negara maju meski menunjukkan penurunan tapi masih di atas," ungkap Sri Mulyani.

Dari kunjungannya ke Spring Meeting dan ASEAN+3 beberapa waktu lalu, hasil assessment yang diperoleh dari bank sentral negara-negara maju adalah mereka khawatir mengenai inflasi dan inflasi intinya masih tinggi.

"Itu artinya tadi mereka masih akan suku bunganya tinggi, ataupun kalau tadi sudah mencapai ujung, dia tetap bertahan di level itu sampai mereka bisa meyakinkan bahwa inflasinya sudah mereda. Ini berpotensi membuat pelemahan ekonomi global bertahan hingga kuartal II dan kedepannya," ujar Sri Mulyani.

Menkeu menjelaskan, dengan pelemahan ekonomi, serta inflasi dan suku bunga yang relatif tinggi di negara maju, maka harga komoditas juga terkoreksi.

"Ini imbasnya ke rambatan ekonomi nasional kita, misal harga komoditas batu bara, nikel, semuanya juga mengalami koreksi. Dan ujungnya, kalau di AS dihadapkan situasi trade-off antara stabilisasi harga, yaitu mengendalikan inflasi, versus stabilitas sektor keuangan yaitu performa bank, ini yang harus kita waspadai," tutur Sri Mulyani.

Terlebih, AS sebagai salah satu negara importir terbesar, kondisi yang dihadapi dari inflasi tinggi, masalah perbankan yang beredar, kemudian mengalami dampak akibat kenaikan suku bunganya, mereka sekarang dihadapkan masalah sisi fiskalnya dengan adanya defisit atau cap utang yang belum settled antara kongres dengan pemerintahnya.

"Ini memberikan ketidakpastian terhadap kebijakan fiskalnya," kata Sri Mulyani.

Sementara itu di Eropa, tetap karena adanya perang Rusia-Ukraina memberikan dampak terhadap kinerja mereka dan untuk China, lebih ke arah geopolitik.

'Ini yang harus kita lihat sebagai environment yang harus kita waspadai di KSSK. Potensi rambatannya, tadi yang pertama terhadap kinerja perekonomian kita, karena tadi ekspor, impor, harga komoditas semuanya sangat dipengaruhi oleh suasana global," ungkap Sri Mulyani.

Kemudian, rambatan terhadap stabilitas sistem keuangan juga sebagai topik yang menjadi tugas dan tanggung jawab KSSK.
"Kami akan melihat kepada seluruh aspek SSK. Kami juga akan terus memonitor secara detail agar stabilitas sistem keuangan terjaga dan pemulihan ekonomi Indonesia, di saat semua melemah kita masih bisa bertahan di atas 5 persen, di saat inflasi tinggi, kita turun duluan," ujar Sri Mulyani.

Editor : Jeanny Aipassa

Follow Berita iNews di Google News

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek