Ingat Raeni yang Wisuda Diantar Ayah Pakai Becak? Kini Sandang Gelar Doktor
Detikers masih ingat dengan sosok Raeni? Lulusan Universitas Semarang (Unnes) yang sempat viral karena wisuda diantar oleh sang ayah menggunakan becak. Sejak lulus dari Unnes tahun 2014, Raeni tak berhenti untuk terus melanjutkan pendidikan tinggi, bahkan hingga ke luar negeri.
Sosok Raeni ini sempat disorot oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani atas perjalanannya dalam meraih pendidikan dan beasiswa. Putri dari tukang becak ini telah membuktikan bahwa dirinya bisa meraih pendidikan setinggi mungkin di tengah keterbatasannya.
Raeni menceritakan kisah perjalanannya sembari mengenang perjuangannya hingga bisa seperti ini. Ia berbagi cerita selama menempuh pendidikan S1, S2, hingga S3.
Beli Laptop dari Pesangon Sang Ayah
Raeni sempat menghela nafas saat bercerita tentang awal mula ia bisa berkuliah. Ia teringat dengan sosok ayah yang rela memberikan pesangonnya setelah keluar kerja untuk membeli laptop Raeni.
"Untungnya saya bersyukur sekali mempunyai orang tua yang bagi saya sangat luar biasa. Bapak ketika beliau keluar dari pekerjaannya dan pesangonnya digunakan untuk membelikan laptop saya untuk kuliah sebagai hadiah karena beliau sudah promise (janji) kalau ketika akan nanti kalau saya lulus beasiswa saya boleh dibelikan laptop," tutur Raeni kepada detikedu, Senin (14/8/2023).
Kejadian tersebut menjadi awal bagi Raeni berkomitmen untuk tidak menyia-nyiakan waktunya selama berkuliah. Raeni pun percaya bahwa kekuatan doa dari orang tuanya lah yang dapat menghantarkan dirinya sampai sejauh ini.
"Menjadikan salah satu upaya untuk kita lebih responsible dan hati-hati ketika menjalankan sebuah awal. Termasuk juga doa dari kedua orang tua yang tiada henti itu yang mungkin membukakan berbagai jenis peluang yang mungkin tidak pernah saya pikirkan sebelumnya," kata Raeni.
Tempuh Pendidikan S1-S3 dengan Beasiswa
Dalam mewujudkan mimpi meraih pendidikan tinggi, Raeni selalu berhasil mendapatkan beasiswa yang mampu meringankan beban orang tuanya. Selama menempuh S1 di Unnes, Raeni memanfaatkan beasiswa Bidikmisi atau saat ini dikenal sebagai KIP Kuliah.
Pasca lulus dari Unnes dengan IPK 3,96 dan cumlaude, Raeni berhasil mendapatkan beasiswa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan S2 di University of Birmingham, Inggris. Raeni mengaku sangat bersyukur memperoleh beasiswa tersebut mengingat keketatan untuk mendapatkannya sangat tinggi.
"S2 ada namanya beasiswa presiden yang mungkin itu seleksinya sangatlah ketat dan hanya orang-orang tertentu yang bisa mendapatkan. Yang Maha Kuasa memberikan amanah itu salah satunya kepada saya," tuturnya.
Sepulang dari S2 di Inggris pada tahun 2016, Raeni kemudian mengajar sebagai dosen non-PNS di prodi Pendidikan Ekonomi Unnes. Masih belum puas dalam belajar, akhirnya Raeni memutuskan melanjutkan program S3 di kampus yang sama saat ia menempuh S2.
Di samping kesibukannya menyelesaikan S3, Raeni aktif mengisi seminar dan membagikan pengalaman kuliahnya dan cara meraih beasiswa. Pada Juli 2023, Raeni berhasil menyelesaikan S3-nya di University of Birmingham, Inggris pada bidang Accounting and Climate Change.
Selanjutnya, Passion Belajar Sejak Kecil >>>
Passion Belajar Terlihat Sejak Kecil
Menurut Raeni, kecintaannya dalam belajar maupun mengajar sudah terlihat sejak dirinya masih kecil. Hal tersebut ia tunjukkan saat menjalani tedak siten atau tradisi Jawa yang memprediksi masa depan seorang bayi.
"Ketika kecil kayak ada namanya tradisi tedak siten. Di Jawa itu pada usia tertentu kita disuruh milih dan saya milihnya pulpen. Jadi orang tua saya mengidentifikasi kesukaan saya dan apa yang menjadi kekurangan saya. Saya ingat, saya diajari matematika sama bapak saya," tuturnya.
Walaupun Raeni selalu semangat dalam mengejar pendidikan, tapi ia sama seperti manusia pada umumnya. Raeni mengaku kerap kali merasa jenuh.
"Sebenarnya saya suka belajar tapi ada titik poin yang mana kadang capek karena kita harus fokus ketika misalnya ada deadline sesuatu yang mana misalnya S3 itu bener-bener belajar mandiri. Apalagi saya nggak tahu soal S3 karena saya nggak punya keluarga yang lulusan perguruan tinggi," ungkap Raeni.
Pendidikan di Mata Raeni
Mengenang masa-masa dirinya berjuang meraih beasiswa dan kuliah S1-S3, Raeni merasa bersyukur atas kesempatan yang datang pada dirinya tersebut. Menurutnya, pendidikan menjadi jalan bagi ia bisa meraih banyak pengalaman hingga mancanegara.
"Seperti halnya halnya paspor kalau kita mau berkunjung ke negara tertentu tentunya untuk tahapan selanjutnya visa mana yang bisa kita akses kita kan jadinya pendidikan sebagai instrumen untuk lebih mewujudkan atau mengaktualisasikan potensi," ujar Raeni.
Menurutnya, keterbatasan tak menjadikan dirinya surut untuk terus mencoba banyak cara. Raeni percaya selalu ada jalan lain ketika ia gagal.
"Banyak pintu akan terbuka. Ada satu pintu tertutup, mungkin banyak jendela yang masih terbuka," katanya.
Raeni berpesan kepada anak-anak muda Indonesia untuk tidak patah dalam meraih pendidikan tinggi meski punya keterbatasan. Menurutnya, banyak cara untuk meraihnya misalnya mencoba beasiswa seperti apa yang ia lakukan.
"Adek-adek yang mungkin sedang berjuang dan berasal dari background yang mungkin sama seperti saya dan berjuang untuk lebih baik lagi dan sebagai seorang perempuan itu tidak mudah. Jadi mungkin. semoga bisa jadi penyemangat buat yang ingin memutus mata rantai kemiskinan gitu. Kalau nggak kita yang mengubah nasib kita siapa lagi?," pungkasnya.
Komentar
Posting Komentar