Pilihan

Kisah Perjuangan Maba UGM Merajut Asa dari Daerah 3T di Indonesia - detikedu

 

Kisah Perjuangan Maba UGM Merajut Asa dari Daerah 3T di Indonesia

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 25 Agu 2023 20:30 WIB
Kompleks Gedung Rektorat Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kampus UGM Yogyakarta Foto: dok. UGM
Jakarta -

Ada yang berbeda dari perjuangan tiga mahasiswa baru (maba) Universitas Gadjah Mada (UGM) Tahun Akademik 2023/2024 berikut ini. Ketiganya diketahui diterima di Kampus Biru melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) di Indonesia dan Penelusuran Bibit Unggul Daerah Afirmasi Kegiatan Tri Dharma UGM.

Program PBU Daerah 3T dan PBU Afirmasi Kegiatan Tri Dharma UGM merupakan wujud komitmen kampus dalam memperkuat inklusivitas keragaman serta pemerataan dan kesetaraan akses pendidikan bagi mahasiswa berprestasi di Indonesia.

Untuk itu, yuk simak cerita ketiganya dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (25/8/2023).

Baca juga:

Perjuangan Maba UGM dari Daerah 3T

1. Ingin Bangun PLTA di Ibu Kota Nusantara (IKN)

Cerita pertama datang dari mahasiswa yang berasal dari Kalimantan Utara, ia adalah Juan Gilbert Kakorea. Pemuda asal Malinau ini, kini menempuh pendidikan di program studi Teknik Industri UGM dan diterima dari jalur PBU Daerah 3T.

Tak sembarangan, pemuda yang akrab dipanggil Gilbert ini memiliki tujuan besar dengan memilih jurusan teknik selama masa studinya. Ia mengaku ingin menjadi seorang Engineer dan berkontribusi dalam pembangunan di daerahnya di masa depan.

"Menjadi seorang Engineer yang bisa memanfaatkan ilmu yang saya dapatkan di UGM dan menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari adalah cita-cita saya", ungkap Gilbert.

Semasa SMA Gilbert terkenal sebagai anak yang rajin mengikuti organisasi internal maupun eksternal. Hal ini membuatnya memiliki banyak relasi dengan tokoh-tokoh penting di daerahnya.

Untuk sampai di UGM, Gilbert melalui seleksi yang ketat karena PBU UGM menggunakan nilai rapor sebagai komponen penilaian. Meski begitu, ia mengaku tidak menemukan kendala yang begitu berat.

"Saya cukup mempersiapkan rapor saya dan juga berlatih wawancara dengan teman saya untuk mempersiapkan tes lanjutan," lanjutnya.

Setelah kini resmi menjadi mahasiswa di UGM, ia menargetkan lulus dengan gelar cumlaude. Selain itu, Gilbert juga bertekad terlibat aktif mengikuti kegiatan dan organisasi yang sesuai dengan passionnya.

Sehingga ketika lulus nanti, Gilbert bisa membangun daerahnya. Ia juga memiliki impian membangun PLTA untuk menunjang kehidupan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Utara.

"Saya memiliki harapan, setelah lulus, saya ingin membangun daerah saya, sehingga masyarakat di daerah saya bisa hidup mandiri dan sejahtera, tidak ada ketimpangan sosial dan juga masyarakat di daerah saya bisa meneruskan pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah di daerah saya", tuturnya.

2. Kuliah di UGM Gratis Sampai Lulus

Cerita kedua datang dari mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi yang juga diterima melalui jalur PBU Afirmasi 3T. Ia adalah Cecelia Rianti Monica.

Cece panggilan akrabnya, mengaku ia adalah anak yang berasal dari keluarga dengan ekonomi yang terbasa. Gaji orang tuanya hanya Rp 400 ribu/bulan.

Dengan demikian ketika lulus SMP, ia memilih SMK karena memiliki tujuan ingin bekerja setelah lulus agar bisa mengurangi beban orang tua. Namun, impiannya berubah.

Perjuangannya dimulai ketika lulus SMK dan memiliki tekad ingin kuliah di UGM. Namun, ia tidak lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) sehingga mencoba peruntungan di jalur berbasis tes atau SNBT.

Ketika menunggu seleksi SNBT, Cece mendapat informasi ada beasiswa untuk Ketua OSIS terbaik di Provinsi Bengkulu yang bekerjasama dengan beberapa PTN. Kesempatan ini tak disia-siakannya.

"Saya langsung mendaftar dan melengkapi semua persyaratan dan lulus di tahap awal", tuturnya.

Setelah lulus, ia harus berangkat ke kota Bengkulu yang berjarak 2 jam dari tempat tinggalnya untuk melakukan ujian lanjutan. Perjuangan itu tak sia-sia, ia berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk masuk ke Universitas.

Meski begitu, perjuangannya belum berhenti. Setelah beasiswa Cece menyiapkan persyaratan untuk masuk ke UGM lewat Jalur PBUD Afirmasi Kegiatan Tri Dharma.

Setelah melakukan rangkaian seleksi, ia menanti pengumuman PBUD Afirmasi dengan harap cemas sambil mengikuti SNBT. Hingga akhirnya hari pengumuman tiba dan ia dinyatakan lulus masuk sebagai mahasiswa UGM Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Prodi Ilmu Komunikasi dan dibiayai penuh oleh pemerintah Provinsi bengkulu sebagai utusan dari daerah.

Karena diutus dari daerah, Cece bercita-cita ingin mengembangkan dunia videografi dan perfilm-an terutama yang bersifat lokal. Melalui kesempatan belajar di UGM ini, ia berharap cita-citanya akan bisa terwujud di masa mendatang.

3. Pergi ke Lokasi Tes SNBT Pakai Kapal Laut

Terakhir ada Insyirah Qalbunita Rahayan yang biasa dipanggil dengan Caca. Caca dinyatakan diterima di UGM Program Studi Pendidikan kedokteran.

Mahasiswa asal Maluku Tenggara ini memiliki perjuangan yang cukup berat untuk sampai di UGM. Caca mengaku untuk mengikuti tes SNBT, ia harus menggunakan transportasi laut untuk ke Kepulauan Aru.

Namun ketika kapal sudah bersandar di pelabuhan, ia mendapat notifikasi WhatsApp bila dirinya termasuk siswa yang akan mengikuti proses wawancara jalur PBU 3T. Di saat ini, kebimbangan mulai menerpanya.

"Hari kelima menjelang SNBT, saya diberitahu oleh salah satu dosen di grup WhatsApp tersebut untuk mengikuti wawancara. Ternyata jadwal wawancara saya bertepatan dengan jadwal UTBK", ungkap Caca.

Caca bimbang apa yang harus dipilih untuk menentukan masa depannya. Perasaannya sempat panik, stress dan bimbang.

Namun dengan dukungan dari orang tua, Caca mampu membuat keputusan bijak dan memiliki wawancara jalur PBU 3T yang sudah separuh jalan. Dengan sisa waktu yang sedikit, ia belajar dan berlatih wawancara dan memastikan persiapan fisik hingga mentalnya baik.

Seminggu setelah wawancara, Caca mendapat hasil yang memuaskan. Ia dinyatakan diterima di UGM Program Studi Pendidikan Dokter.

"Rasanya seperti mimpi melihat di laman penerimaan, nama saya tertulis "diterima", kenangnya.

Kedepannya, Caca berharap bisa bertahan dan mengikuti proses perkuliahan dengan baik. Ia memiliki target bisa lulus dengan IPK di atas 3.

Mahasiswa kelahiran Ambon ini juga berharap saat lulus nanti, dirinya bisa kembali mengabdi menjadi dokter sebagai lulusan terbaik dan siap melayani masyarakat di Maluku Tenggara.

Itulah cerita dari tiga mahasiswa baru UGM yang lulus dari jalur PBU daerah 3T di Indonesia. Semoga memberi inspirasi buat detikers, ya!

Baca juga:

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek