Lolos Pailit, Waskita Beton Siapkan Skema Bayar Utang Rp 9,2 Triliun By BeritaSatu

 

Lolos Pailit, Waskita Beton Siapkan Skema Bayar Utang Rp 9,2 Triliun

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
July 24, 2023
Ilustrasu PT Waskita Beton Precast Tbk
Ilustrasu PT Waskita Beton Precast Tbk

Jakarta, Beritasatu.com– PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mulai mengimplementasikan restrukturisasi senilai Rp 9,2 triliun kepada seluruh kreditur yang terdiri dari perbankan, vendor/supplier, pemegang obligasi, dan PT Bank DKI. Implementasi skema bayar utang Rp 9,2 triliun ini merupakan amanat homologasi penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), setelah perseroan dipastikan lolos pailit.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Waskita Beton Precast Tbk Asep Mudzakir menjelaskan kepada perbankan, anak usaha Waskita Karya tersebut mempunyai utang sebesar Rp 4 triliun, vendor/supplier sebesar Rp 2,3 triliun, dan pemegang obligasi sekaligus PT Bank DKI sebesar Rp 2,9 triliun, sehingga total utang mencapai Rp 9,2 triliun.

Untuk skema penyelesaiannya, Waskita Beton mengategorikan utang perbankan sebagai tranche A yang akan dibayarkan melalui skema long term loan (LTL) dengan tenor 17 tahun. “Kami melakukan negosiasi, hingga Waskita Beton tidak memerlukan cicilan angsuran pokok selama 17 tahun,” terang Asep di Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Dengan begitu, selama 17 tahun perseroan hanya akan membayar bunga. Pada tahun 1-9, bunga yang harus dibayar sebesar 2% per tahun. Lalu pada tahun 10-13, bunga yang dibayar 3% per tahun, dan tahun 14-17 bunga yang harus dibayar sebesar 4%. Sedangkan pokok pinjaman akan dibayar perseroan pada akhir periode kredit (bullet payment). Asep melihat, dukungan perbankan cukup besar kepada perseroan, sehingga hal ini berpengaruh positif pada pemulihan produktivitas WSBP.

Kemudian, penyelesaian utang kepada vendor/supplier, WSBP membaginya ke dalam dua skema. Pertama, utang kategori tranche B sebesar Rp 668 miliar dibayarkan dari kas hasil usaha dengan tenor 5 tahun dan dibayarkan setiap 6 bulan. “Maret lalu kita sudah lakukan pembayaran dan akan dilakukan pembayaran lagi bulan depan,” tuturnya.

Sementara utang tranche D sebesar Rp 1,7 triliun dibayarkan dengan mengonversi utang sebagai ekuitas atau saham. Asep melaporkan per 4 Agustus 2023 lalu, perseroan sudah menuntaskan proses konversi utang vendor menjadi saham WSBP enilai Rp 1,4 triliun.

Sama seperti utang vendor, penyelesaian utang pemegang obligasi dan Bank DKI juga akan dibayar melalui kas hasil usaha dan obligasi wajib konversi (OWK). Untuk utang pemegang obligasi dan Bank DKI kategori trance B senilai Rp 445 miliar, perseroan akan membayarnya dari dana hasil kas usaha pada tahun kelima dan keenam. Perseroan juga memperoleh grace period pada tahun 1-4. “Jadi, kita hanya membayar bunga saja sampai tahun keempat dan pokoknya akan dicicil mulai tahun kelima dan selesai di tahun keenam,” papar Asep.

Untuk utang pemegang obligasi dan Bank DKI kategori Tranche C senilai Rp 2,5 triliun, pembayarannya akan dieksekusi lewat OWK dengan tenor 10 tahun zero kupon. OWK akan dilaksanakan pada tahun ke-10 setelah penerbitan OWK.

“Untuk tranche C saat ini sedang berproses. Registrasi ke OJK dan BEI sekitar 85% dari total kewajiban obligasi dan kreditur finansial lainnya yang akan menjadi mandatory convertible bonds. Artinya akan dikonversi menjadi obligasi yang kemudian 10 tahun dari sekarang akan dikonversi menjadi saham dalam jangka panjang,” tuturnya.

Bagi vendor-vendor baru, Asep menambahkan, perseroan akan membayar sesuai terms of payment.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya